7

700 86 7
                                    

Waktu menunjukkan pukul 12 siang, biasanya waktu orang-orang kantor mendapatkan jatah istirahat untuk makan siang. Siang ini juga waktu anak-anak untuk mendapatkan jatah tidur siangnya.

Junseok terlihat tertidur nyenyak bersama anak-anak lainnya disana. Sedangkan wooyoung tengah mengobrol bersama sahabatnya, yunho.

"Gimana nih sama bapak nya junseok" ujar yunho tiba-tiba.

"Gimana apanya?" Jawab wooyoung.

"Gausah pura-pura, semua pengasuh disini juga tau kali lu lagi deket sama dia" yunho menaik turunkan alisnya bermaksud menggoda wooyoung.

"Engga anjir deket apanya"

"Halah, berangkat bareng pulang nya dianterin, kadang juga makan siang kesini bukan buat nengokin anak nya anjir malah makan berdua sama lu, kalau bukan deket apa dong"

Wooyoung tak mengelak. Memang benar apa yang yunho katakan, akhir-akhir ini san sering mengunjungi tempat ini. Bahkan hampir setiap hari, tujuannya bukan untuk menemui junseok karena sudah pasti anak itu sedang tertidur, tetapi untuk sekedar makan siang bersama wooyoung.

Wooyoung juga merasa aneh, tapi ia menerima semua perlakuan san. Kalau boleh jujur wooyoung juga nyaman berada didekat san.

Kadang ia tak menunggu waktu makan siang karena tau san akan menghampiri nya kesini.

"Diem berarti iya, udahlah woo jangan denial. Lu udah jatuh sama dia, kalian sama-sama jatuh sih. Keliatan bahagia bener kalau lagi berdua, ga liat disini juga banyak orang, emang ya orang jatuh cinta itu kadang merasa didunia cuman ada berdua doang" ucap yunho panjang lebar.

"Gue juga gak tau yun, aneh aja sih gue ngerasa nyaman sama dia tapi gue juga gamau buru-buru nyimpulin kalo ini rasa suka" jujur wooyoung.

"Jalani aja woo, coba dulu kalo ngerasa cocok ya terusin kalo nggak lu bilang baik-baik sama dia" saran yunho.

Jujur sebelumnya wooyoung belum pernah berpacaran, ia terlalu sibuk dengan hobi dan mengurus ibunya. Tapi sekalinya jatuh cinta, ia jatuh kepada duda anak satu seperti san.

Baru aja wooyoung dan yunho berbincang, orang yang dibicarakan tiba-tiba muncul dari arah depan tengah memarkirkan mobilnya.

"Noh sugdad lu dateng lagi" ujar yunho seraya menepuk pundak wooyoung kemudian berlalu, tak ingin menjadi nyamuk disini.

Wooyoung hanya mendecih sebagai jawaban. Tak lupa kembali memasang ekspresi senyum ketika san berjalan kearahnya.

"Junseok tidur siang ya? Kamu udah makan?" Tanya san ketika tiba dihadapan wooyoung, yang sebenarnya tujuan utama san ada dipertanyaan yang kedua.

"Iya junseok tidur, saya baru aja mau makan pak" jawab wooyoung.

"Kalo gitu ayo, saya nemu restoran enak dekat sini kamu harus nyobain" ajak san yang diangguki wooyoung sebagai jawaban setuju.

Lalu keduanya berjalan menuju tempat dimana mobil san terparkir.

Mobil san melaju menjauh dari pekarangan tempat dimana wooyoung bekerja menuju restoran yang san maksud tadi.

Sesampainya ditempat tujuan, keduanya mengambil posisi duduk yang berhadapan. Memesan makanan lalu berbincang menunggu makanan yang dipesan datang.

"Besok weekend kamu libur kan? Rencana nya saya mau ajak junseok jalan-jalan udah lama juga saya ga ajak dia main keluar, kamu ikut ya nanti saya jemput jam 9 pagi" ujar san tiba-tiba.

Wooyoung seperti tak diberi opsi untuk memilih, jadi ia hanya mengangguki kepalanya tanda setuju.

Tak lama makanan yang mereka pesan datang, lalu keduanya melahap makanan dalam keheningan, tak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan suara.

Selesai mengisi perut san mengantarkan wooyoung kembali ke tempatnya bekerja.

"Makasih udah temenin saya makan siang ini" ucap san sembari mengusak kecil rambut wooyoung kemudian berlalu kembali kedalam mobil dan melajukan kendaraannya kembali ke kantor tempat ia bekerja.

Sialan choi san, batin wooyoung.

"Ekhem" seseorang menginterupsi wooyoung, membuat lamunan nya terbuyarkan.

"Yakin nih gaada apa-apa?" Teriak yunho dari teras.

"Diem" kesal wooyoung.

TBC

besok lagi yaa

meet again? // sanwooWhere stories live. Discover now