Usai akad nikah para tamu dipersilahkan menikmati hidangan sambil mengucapkan selamat kepada kedua mempelai. Widya memberi hormat kepada kedua orang tuanya dengan berlutut dan mencium tangan mereka. Smith mengikutinya lalu meniru cara Widya menghormati dan berterima kasih kepada orang tuanya, diikuti Widya. Bu Frisienta Smith memeluk erat tubuh Widya. Smith benar, ibunya adalah ibu yang sangat baik tanpa banyak pertimbangan, Bu Frisienta Smith menerima Widya dan menunjukan rasa sayangnya.
Pak jesno Smith segera saja terlibat perbincangan panjang dengan pak Tommy. Mereka kelihatannya sangat akrab. Widya menduga kedua lelaki setengah baya itu membicarakan bisnis, kesamaan yang tampaknya baru mereka sadari. Bu frisienta Smith juga mengakrabkan diri dengan ibunda widya. Widya tersenyum bahagia ketika melihat keluarganya dan keluarga Smith melebur dengan mudah serta tampak harmonis.
"Entah aku harus minta apa darimu karena mendahuluiku menikah" bisik Renaldi yang tiba-tiba sudah ada di sisi Widya.
"Ihh mass renaldi, kan, bilang enggak akan minta apa-apa" sahut Widya.
"Sekarang aku berubah pikiran. Melihatmu sangat bahagia bersama Smith, aku jadi iri. Kamu harus menebus rasa iriku ini"
Widya tersenyum lebar. Dia tahu kakaknya tidak bersungguh-sungguh. Mas Renaldi memang senang mengerjainya.
"Okee, jadi mas Renal mau minta hadiah apa sebagai perlangkah?"
"Enggak susah kok, cuma minta kamu mengundangku seminggu ke Perancis. Tiket pulang pergi dan akomodasi di sana kamu yang tanggung sepenuhnya. Pasti kamu enggak mau aku menumpang di apartemen kalian, kan?"
"Apa? banyak banget permintaannya. Tega banget deh" kata Widya sambil menyerngit cemas.
"Oke deh, tiket aku tanggung sendiri, tapi akomodasi di sana kamu yang bayar yaa? Aku mau berlibur ke sana lagi dan kali ini aku enggak mau diganggu si bocil Kania dan Saras"
Renaldi sadar sudah banyak uang yang Widya dan Smith keluarkan, walaupun ayah mereka menyumbang cukup banyak untuk pesta resepsi.
"Kania dan Saras bukan bocil lagi. Dia sudah mahasiswa lho dan dia sepertinya enggak bisa ikut ke Perancis karena harus kembali ke kampusnya di Bandung," Terlihat lega Renaldi menurunkan permintaannya.
"Hmm, benar juga. Aku akan ke Perancis saat dia enggak sedang libur ah, Kania dan Saras, kan, sejak dulu bertekad kuliah di Perancis sepertimu ternyata malah sengaja mendamparkan diri ke Bandung.
"Aku juga heran kenapa dia enggak kuliah di Pyongyang aja. Padahal, kan, artis kpopnya berasal dari Korea sana"
Renaldi tertawa geli.
"Heii kalian sedang membicarakan aku ya? Aku ada di sini saja diomongin, apalagi kalau aku sedang di Bandung" protes Kania dan Saras yang tiba-tiba muncul.
"Aku dan Mas Renaldi masih enggak habis pikir, kenapa kamu mendadak berubah pikiran memilih kuliah di Bandung? Padahal, kan, sejak SMK kelas satu kamu sudah bertekad kuliah di Perancis sepertiku, lalu berubah pikiran bercita-cita kuliah di Pyongyang, supaya dekat dengan artis Kpopmu. Kamu sekarang sudah enggak suka Kpop yaa?"
"Heii, aku tuu maunya dulu kuliah di Korea selatan-Seoul teteh ihh yakali masa aku kuliah di Pyongyang-Korea utara yang otoriter dan yap sekarang aku sudah bisa membedakan antara menyukai artis Kpop karena karyanya dan tanggung jawab masa depan. Jurusan kuliah yang menarik minatku cuma ada di Bandung, lagipula Bandung enggak terlalu jauh dari Jakarta" Kania membela diri. Sementara Saras hanya tertawa setuju atas ucapan Kania.
Sementara Renaldi dan Widya tertawa mendengar ucapan Kania, Widya masih tersenyum sampai lama kemudian sambil memandangi seluruh anggota keluarganya. Dua hari lagi dia akan meninggalkan mereka. Mungkin dia akan selamanya tinggal di Prancis dan hanya setahun sekali pulang ke Indonesia. Dia pasti sangat merindukan keluarganya. Ayah dan ibunya, Renaldi, Saras, juga Kania.

ESTÁS LEYENDO
Payung Rindu Widya (END)
RomanceMasa kuliah telah berakhir. Kini saatnya Widya kembali ke negaranya meninggalkan negara Prancis ini dan memilih mengabdikan ilmunya di perusahan ayahnya. Kini hanya menyisahkan rasa resah di hati dua pemuda yang sama-sama mengharapkan cintanya. Ada...