A. Tidak Mengerti, -Jojo

403 66 6
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya

How's your day? Jangan lupa vote dan comment ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


000

Beberapa kerikil mengenai sebuah ranting pohon. Target lemparan kerikil Jojo alias Jonathan bukan ranting nya tapi buah mangga yang terlihat sangat lezat disana. Walaupun sudah sekian kali gagal, tekad Jojo malah semakin merasa tertantang untuk mengenai mangga tersebut. Berbeda dengan pemuda yang sedang terkekeh menatap Jojo yang tak menyerah mengambil mangga punya orang.

" Udah Jo, emang lu enggak ada bakat nyolong."ucap Damar.

Mendengar temannya tidak berada di pihaknya. Jojo berdecak kesal lalu berbalik menatap Damar yang tengah menatap smartphonenya. Damar terlihat sangat fokus menatap smartphone nya hingga membuat Jojo termenung menatap Damar khawatir. Entah apa yang ada didalam pikiran Damar, tapi Jojo melihat Damar menatap smartphone nya sambil memperlihatkan wajah kecewa sesekali tersenyum sendu atau tertawa lirih yang kesannya menyedihkan.

" Dam? Lihat apaan sih?"tanya Jojo.

Wajah Damar menatap Jojo lalu dia tersenyum. Lagi dan lagi, Jojo dibuat diam hanya dengan senyuman Damar.

" Cuma lihat dunia gua yang lain kok."

Ah ya, Jojo tahu maksud Damar. Dunia yang lain maksudnya adalah dunia dimana Damar menjadi seorang penulis. Damar ini benar benar seorang penulis, bagi Jojo, tulisan Damar sangat bagus. Jojo tidak bisa merangkai cerita sebagus Damar. Damar cukup terkenal walaupun jika dilihat diberbagai platform media sosial tidak banyak yang tahu. Yah tidak penting bagi Jojo, yang penting hanya karya Damar dapat dinikmati banyak orang yang tahu caranya menghargai karya dari seseorang.

Tapi kenapa Damar memasang ekspresi seperti itu disaat dia sedang menikmati dunianya yang lain yang seharusnya Damar memperlihatkan wajah senang seperti dahulu? Apa ada yang menganggu Damar? Tapi Jojo kan ikut melihat laju perkembangan Damar yang memakai nama samaran di akunnya, dan belum ada tuh akun akun yang bersikap kurang ajar. Memang pernah ada satu dua tetapi semuanya sudah selesai.

" Dam, ada yang ganggu lu ya? Muka lu kok dari tadi kaya gitu?"tanya Jojo.

Lagi dan lagi Damar hanya tersenyum lalu menjawab," enggak ada Jo, tenang aja."

Walaupun Damar berkata demikian tapi Jojo seperti merasa Damar sedang berbohong. Seperti sedang menelan pahitnya realita yang sedang Damar hadapi.

" Jo, menurut lu, bagus enggak gua nulis cerita tentang anti hero?"

" Anti hero teh naon?"

" Itu loh, pahlawan yang abu abu, dia enggak bisa disebut pahlawan tapi juga enggak bisa disebut penjahat. Bagi beberapa orang dia jahat, tapi beberapa orang lain, dia baik."

" oh, ribet bener. Kenapa enggak Hero aja sih? Kan keren tuh, langsung set sat set membela kebenaran!"

" Hero udah basi Jo,"

Yang tadinya Jojo sedang membayangkan betapa kerennya menjadi seorang pahlawan langsung terdiam. Bukannya Damar selalu senang dengan Hero yang membela keadilan? Di cerita ceritanya pun seperti itu, semuanya tokoh baik yang membela keadilan mati matian.

" Yah terserah maneh sih, yang nulis kan lu. Senyaman lu aja."

Kepala Damar mengangguk menerima opini Jojo. Yah dari pada bosan, Jojo kembali mengambil beberapa kerikil lalu melemparnya kearah mangga. Dari ekor mata Jojo, dia melihat Damar mengamati kerikil yang dia lempar. Entah apa yang Damar pikirkan, Jojo tidak pernah mengerti isi pikiran Damar. Terkadang laki laki itu memilki pemikiran yang lebih rumit dan terkadang berbeda dari Jojo.

" Dam, maneh sama penerbit jadi kan? Waduh, ini mah gua ntar minta traktir yang mahal."

Kali ini Jojo melihat respon aneh dari Damar, dia seperti terkejut dengan penuturan Jojo lalu ekspresi Damar langsung berubah menjadi tidak tenang. Jojo menghadap Damar, pokoknya Jojo harus tanya.

" Mungkin,"lirih Damar.

" Lu kenapa sih, Dam? Lu butuh apa? Kan ada gua, Dipta, sama Hanan yang bisa jadi temen lu. Lu bisa konsul ke mereka—"

" HEH! ANAK BANDEL MALING MANGGA!"

"  PAK BELOM Dapet MANGGA NYA, MAAF DAH!"seru Jojo.

Tidak sempat menyelesaikan ucapannya, Jojo mengajak Damar untuk segera berlari sebelum terkena lemparan sapu lidi dari yang punya pohon mangga. Jojo tertawa senang seakan akan yang dia dan Damar alami adalah hal yang menyenangkan tetapi Damar  malah terdiam menatap tangan Jojo yang sedang memegang tangannya untuk berlari dengan tatapan yang sukar dijelaskan. Lalu diam diam Damar menghela nafas gusar.

Aksi kabur kedua remaja itu berakhir didepan warung. Jojo terbatuk karena berlari sangat kencang tetapi tertawa menganggap yang baru ia alami adalah hal konyol. Damar terkekeh kecil sambil mengelap keringatnya. Diam diam Jojo merasa lebih baik karena dia bisa melihat senyum Damar seperti dulu walaupun hanya senyuman kecil.

Jojo bahagia hanya karena hal kecil seperti dia dapat melihat senyuman Damar yang sudah jarang Jojo lihat. Sampai Jojo tidak dapat menyangka jika temannya akan berakhir seperti ini. Berakhir sambil mendekap novel nya yang sudah terbit. Seolah olah novel tersebut amatlah penting untuk Damar. Netra Jojo mati matian menahan tangisnya sampai dia harus menutup matanya dan malah kenangan menyeramkan yang seharusnya tidak menyeramkan terputar di kepalanya.

Terkadang rencana tuhan sangatlah mengejutkan sampai sampai hamba nya tidak bisa berpikir jernih. Tidak bisa berpikir bagaimana bisa seorang pemuda yang terlihat sangat baik baik saja dengan keluarga lengkap, memiliki teman yang sepertinya selalu ada untuknya, dan memilki bakat yang membuatnya tak sedikit orang terpukau malah mengundurkan diri dari dunia ini?

Di bawah langit yang cerah ini tanpa ada satupun tanda jika cuaca akan berubah. Benar benar, di hadapan Jojo. Di netra Jojo, Jojo melihat satu keluarga yang menangis menatap sebuah makam. Dirinya masih tidak percaya jika kematian temannya adalah kenyataan. Jojo masih tidak percaya jika Damar benar benar telah tiada.

Tangannya terkepal kuat, bagaimana bisa? Bagaimana bisa Damar bisa sampai seperti ini? Akhir akhir ini memang Damar lebih murung dari biasanya tapi Jojo tidak pernah berpikir jika Damar benar benar akan pergi.

" kenapa?"lirih Jojo.

Kata 'kenapa' terus terusan Jojo ajukan kepada dirinya sendiri. Apakah jika waktu itu Jojo menghujani dengan pertanyaan atas kekhawatiran nya kepada Damar, akhirnya tidak akan begini?

" Jo, Dipta enggak kesini?"tanya Hanan.

Kepala Jojo menggeleng pelan. Dipta enggan datang dan mematikan seluruh sosmed nya sesaat setelah kematian Damar diketahui. Tetapi beberapa hari sebelum kematian Damar, Dipta dan Damar seperti ada jarak. Damar seperti biasa biasa saja tetapi Dipta yang mengambil satu langkah mundur dari Damar.

Anti Project (4)

Dipta
Maaf

DiptaMaaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

REDUM ⁻[ᵀʳᵉᵃˢᵘʳᵉ]⁻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang