Bungsu Kembali

4.1K 468 32
                                    

Hari ini adalah hari janji Haechan akan bertemu dengan Jeira di taman. Bukan janji hanya saja omongan biasa tapi bagi Haechan itu adalah janji.

Haechan sudah menyiapkan mentalnya untuk bertemu dengan Jeira. Rasa bersalahnya masih sangat baru.

"Adek mau kemana ?" Tanya Jeno yang sama-sama keluar dari kamar.

"Adek....".

Haechan agak ragu menjawabnya. Jika berkata jujur pasti tidak diijinkan, jika bohong dia akan membuat kakanya kecewa.

"Adek mau kemana ? Kaka anter ya".

Jeno tahu jika Haechan bingung menjawab pertanyaan itu. Jeno melihat wajah Haechan yang pucat.

"Adek cuma mau jalan-jalan ke taman kak, adek sendiri aja....".

Jeno mengernyitkan dahinya. Kemarin juga ketaman Haechan pulang dalam keadaan kacau. Apa yang dimaksud ini adalah taman yang sama.

"Kaka anter" final Jeno. Haechan hanya bisa pasrah tapi tidak apa bukan jika ada Jeno setidaknya Haechan bisa lebih kuat mentalnya.

Mereka berdua menuruni tangga dengan Jeno menggandeng tangan si kecil. Dan si kecil yang jalannya sedikit dibuat-buat. Entah kenapa walau hatinya resah tapi dia tetap semangat. Apa cerianya sudah mau kembali ?.

Sehun duduk manis diruang tamu. Dia sedang meeting. Meeting dikantor dipindah kerumah demi mengawasi si bungsu. Karena sudah 3 hari Sehun meninggalkan si bungsu dengan kesibukannya.

"Sebentar ya, tolong Yut pimpin rapatnya".

Sehun berjalan keluar dari ruang tamu. Bukan sehun tidak ada ruang kerja atau ruang rapat lain di mansion ini. Karena jika diruang lain dia tidak leluasa melihat Haechan.

Dan benar saja Sehun melihat Haechan yang akan pergi dengan Jeno. "Kaka sama adek mau kemana ?".

Dua orang yang ditanya menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya.
"Adek mau ketaman pah".

Si bungsu hanya menunduk setelah melihat raut muka Sehun yang datar. Entah kenapa hati Haechan semakin merasa tidak enak. Apa dia akan benar-benar membohongi Sehun. Papahnya sendiri. Karena satu kebohongan akan ada kebohongan lain.

"Adek balik ke kamar ya, main PS aja sama kaka" ada nada tegas dari nada bicara Sehun.

Jeno hanya mengangguk dan Haechan menghela nafasnya berat. Haechan memberanikan diri menatap Sehun.

"Pah .....".

"Makan ice cream sesuka adek. Belanja sesuka adek. Apapun yang adek minta papah turutin tapi tidak untuk ke taman".

Jika sudah seperti ini tidak akan ada negosiasi lagi. Semua ucapan Sehun mutlak dan final. Jeno saja meneguk ludahnya. Sangat tegas bicara Sehun kali ini.

"Ajak adeknya main". Kini Jeno juga kena semprot nada tegas itu. Merinding sekali Jeno, hawanya sudah tidak enak.

"Adek ayo, nanti apapun yang adek minta kaka kasih".

Kaki Haechan enggan pergi dari sana. Membuat Sehun gemas sekali. "adek khawatir kan ada janji sama Jeira. Adek tenang semua janji adek lunas ada abang yang gantiin adek".

"Papah...".

Sehun merentangkan tangannya, menyuruh Haechan berlari ke pelukannya. Dan benar Haechan lari kepelukan Sehun. Sangat erat Haechan memeluk papahnya itu.

"Anak papah Haechan Alastra. Adek semua masalah ini dimulai dari Jeira, Jeira nyeret abang dan sekarang dia nyeret kamu. Jadi semua sumber masalah ini adalah Jeira. Adek paham ?".

Sunflower (Haechan) (TERBIT)Where stories live. Discover now