Maafkan Abang

3.3K 346 11
                                    

"Maaf Tuan apa tidak apa-apa, Tuan menambah satu botol lagi ?" tanya seorang pelayan baru disana.

Pelayan satunya menyikut pelayan baru itu, "biarkan saja mungkin Tuan sedang ingin menenangkan pikirannya, telfon saja temannya".

Pemuda itu bangkit dan menuju telfon yang biasa digunakan. "Maaf Tuan ini Tuan Jaehyun sudah menghabiskan 7 botol, menurut saya sudah berlebihan, maaf sekali lagi Tuan".

"Baik" pemuda itu menutup telfonya.

Di meja itu Jaehyun sudah sangat berantakan. Untungnya dia datang ketempat yang "waras" tidak ada wanita pengganggu.

"Maafin abang kak, hiks. Maaf".

"Adek maaf. Maaf".

Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Jaehyun. Dengan sesekali dirinya menuang minuman kedalam gelas kecil.

Tidak menunggu lama Yuta datang dengan wajah yang biasa saja. Jujur Yuta sudah biasa dihadapkan dengan Jaehyun mabuk.

Tapi biasanya hanya 5 botol dan ini sudah hampir 7 botol. "Mau nambah lagi" panggil Jaehyun lirih.

Yuta menahan pemuda itu untuk datang ke arah Jaehyun. "Biarkan dia seperti itu".

Yuta sengaja duduk tidak satu meja dengan Jaehyun. Yuta hanya menatap miris keadaan Jaehyun. Sesegukan menangis dengan memanggil nama Haechan dan Jeno.

Jaehyun bangkit hendak ke kamar mandi ingin sekali memuntahkan isi dalam perutnya. Tapi sebelum ke kamar mandi , Jaehyun sudah diseret keluar oleh Yuta.

Tanpa bicara Jaehyun dimasukkan ke dalam mobil dan dibawanya ke mansion Jaehyun.

Maid yang menyambut pun sudah tahu apa yang harus dilakukan saat Tuannya mabuk. Mereka bergegas melaksanakan tugasnya.

Sehun duduk diruang keluarga. Saat dirumah sakit dirinya di telfon oleh Yuta. Bahwa Jaehyun sudah mabuk parah.

"Biarkan saja anak itu tidur di sofa malam ini. Dia masih dalam kondisi menyesal. Biarkan dia miris" ucap Yuta pada maid.

Sehun hanya mengangguk setuju. "Saya permisi om".

"Terimakasih Boy! Hati-hati dan selamat malam".

"Oke boss" Yuta melenggang pergi dari sana. Tugasnya sudah selesai mengurus bayi tua.

"Ambilkan selimut milik kedua adiknya" ucap Sehun pada maid.

"Kamu gantikan baju anak saya. Saya mau kerumah sakit" bodyguard itu mengangguk.

Bukan Sehun tidak sayang dengan Jaehyun. Tapi ini sudah kelewatan menurutnya. Minum sampai 7 botol apakah Jaehyun berencana bunuh diri sebelum meminta maaf dengan ke dua adiknya.

--

Pagi ini Sehun tengah menyuapi si bungsu. Anak tengahnya Jeno sudah benar-benar sembuh.

Anak bungsunya tinggal si kaki yang masih di gips. Masih sedikit nyeri dan pegal. Sedangkan kedua tangannya hanya diperban kecil. Lukanya sudah mengering.

"Abang kemana papah.... Abang sibuk ?".

"Aduh!!" Haechan menampol mulutnya sendiri. Harusnya jangan bertanya seperti itu. Karena Haechan tahu Jaehyun memang sibuk "mungkin?".

"Kenapa si tabok adek. Gak papa loh nanya gitu, kaka juga pengen tahu".

"Abang kalian sibuk, jadi kasih pengertian ya sama abang kalian. Nanti abang kalian kasih hadiah buat kalian".

Haechan mengangguk. Pertanyaan bodoh ini harusnya jangan dipertanyakan. Haechan hanya ingin tahu sibuk yang seperti apa. Tapi sepertinya memang sangat sibuk sekali.

Sunflower (Haechan) (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang