7. tanding basket

21K 951 3
                                    

Jangan lupa vote + comment ya!

Happy reading!
.
.
.
.

Tibalah kini waktunya bagi Bian untuk mengikuti turnamen basket antar sekolah yang diadakan di sekolahnya. Bian berangkat ke sekolahnya lebih siang dari Agatha karena akan mengikuti turnamen jadi Agatha diantar oleh mama Bian.

Agatha diantarkan sampai ke depan gerbang sekolah oleh mama Bian. Agatha mulai menuruni mobil dan langsung menyalimi tangan mama Bian.

"Tante, Agatha sekolah dulu ya," pamit Agatha.

"Iyaa, Agatha."

Mama Bian langsung melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah. Sedangkan Agatha langsung menuju ke kelasnya. Saat sudah tiba di kelas, Agatha langsung disambut oleh Mala.

"Agatha, nanti lo temenin gue nonton turnamen, ya?" Pinta Mala.

"Males ah, gue mending di kelas."

"Yahh..."

"Bercanda! Iya, iya gue temenin."

"Gitu dong!"

Agatha dan Mala memutuskan untuk ke kantin karena memang hari ini tak akan ada pelajaran berlangsung. Semua kelas akan mendapatkan jam kosong agar bisa menonton jalannya turnamen.

Saat menyusuri koridor sekolah, Agatha dan Mala di hampiri oleh Tania juga Amira. Mereka berempat pun langsung menuju kantin.

Saat sampai di kantin mereka melihat banyak atlet-atlet dari sekolah lain yang juga tengah berada di kantin. Hal tersebut membuat mereka mengurungkan niatnya dan langsung menuju gedung tempat turnamen berlangsung.

Gedung tersebut juga ternyata sudah begitu ramai. Banyak penonton yang sudah mencari tempat duduk juga para atlet sudah banyak yang berada di sana. Agatha dkk mulai mencari tempat duduk yang paling strategis.

Satu jam sudah berlalu, kini tibalah pertandingan babak pertama dimulai. Semua penonton bersorak heboh menonton jalannya turnamen. Banyak juga siswa dari sekolah lain yang menonton turnamen tersebut. Tim pemandu sorak juga mulai melancarkan aksi mereka untuk mendukung tim dari sekolah masing-masing.

Kini babak penyisihan telah usai dan tim basket dari sekolah Agatha yang diketuai oleh Bian berhasil mengalahkan setiap lawan hingga kini tim mereka bisa mengikuti babak final.

Tibalah kini pada babak final turnamen. Dua sekolah bersaing untuk memperebutkan posisi pertama yang akan bertanding di jenjang yang lebih tinggi. Kedua tim yang masuk ke babak final langsung memulai pertandingan tersebut ketika wasit mulai melakukan jump ball.

Pertandingan tersebut berjalan begitu sengit. Kedua tim terbilang sangat mahir dalam permainan bola besar tersebut.

Babak pertama pun telah selesai dan dimenangkan oleh tim Bian. Seluruh penonton dari sekolah Bian langsung bersorak heboh karena kemenangan pada babak tersebut.

Istirahat pada babak pertama pun telah usai. Kedua tim kembali ke lapangan untuk kembali melakukan pertandingan. Saat jump ball dilakukan, tim lawan berhasil mendapatkan bola dan mulai mendribble bola tersebut.

Babak kedua pun telah usai dan pada babak ini, tim lawanlah yang berhasil menang. Sedangkan pada babak ketiga, tim Abian kembali berhasil memenangkan pertandingan.

Tibalah kini pada babak terakhir yaitu babak keempat. Semua peserta kembali ke lapangan setelah selesai waktunya istirahat. Semua pemain mulai bersiap-siap pada posisi masing-masing.

Jump ball pun kembali dilakukan oleh wasit. Bian berhasil mengambil bola tersebut dan langsung mendribble-nya. Bian kemudian mengoper bola tersebut kepada Vino. Kemudian Vino melemparkan bolanya ke arah ring dan berhasil masuk.

Suara sorakan kembali terdengar heboh. Vino kembali mendribble bolanya dan kini mengopernya ke arah Arkana.

Pertandingan hampir selesai namun poin tim Bian masih tertinggal dari poin tim lawan. Bian sudah merasa frustasi karena ini kali pertamanya ia mengalami hal seperti ini.

Bian melirik ke arah menonton dan fokus pada salah satu penonton yang berteriak ke arahnya. Penonton yang Bian perhatikan adalah Agatha yang tengah berteriak memberinya semangat. Bian tersenyum tipis lalu kembali berlari.

Bian kini tengah berdiri di luar garis pinalti dan hendak melakukan shooting. Waktu terus berjalan dan hampir habis semua yang menyaksikan pertandingan tersebut bertanya-tanya, 'akankah Bian berhasil melakukan shooting tersebut dan mendapatkan triple poin?'.

Bian mulai menembakkan bolanya yang membuat semua orang melongo melihatnya. Dan benar saja! Bian berhasil melakukan shooting tersebut. Bian berhasil memasukkan bola ke dalam ring melalui sebuah tembakan dari luar garis penalti yang membuat timnya mendapatkan triple poin. Pada saat itu juga waktu telah berakhir.

Semua penonton bersorak heboh. Pertandingan kali ini berhasil dimenangkan oleh tim Bian. Semua tim Bian berteriak senang.

Setelah pertandingan usai langsung dilanjutkan dengan penyerahan piala juga hadiah kepada para pemenang pertama, kedua dan ketiga.

°°°°

Pertandingan telah usai, Agatha memutuskan untuk langsung pulang karena sudah malam. Pertandingan berlangsung sampai malam karena banyak tim yang bertanding hingga babak final. Agatha kemudian mengambil ponselnya untuk memesan taxi online.

Saat Agatha hendak memesan, ia dikejutkan dengan keberadaan Bian yang berdiri di belakangnya sembari ikut melihat ke arah ponsel Agatha.

"Ngapain mesen taxi?" Tanya Bian

"Astaga! Lo ngagetin aja!" Kesal Agatha namun Bian hanya mengedikan bahunya acuh.

"Gue mesen taxi karna mau pulang lah," ucap Agatha.

"Oh oke." Bian mengangguk lalu meninggalkan Agatha.

Namun Bian mengurungkan niatnya dan kembali menghampiri Agatha lalu mengambil ponsel Agatha. "Buang-buang duit lo. Pulang bareng gue!"

"Heh Bian! Kok ponsel gue lo ambil sih?!" Kesal Agatha yang mulai mengejar Bian.

Agatha pun memutuskan untuk pulang bersama dengan Bian.

Sesampainya mereka di rumah, mereka langsung disambut oleh mama Bian. Agatha langsung menghampiri mama Bian yang tengah berada di dapur tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu.

"Tanteee! Tante tau ga? Bian menang Tan!" Heboh Agatha.

Mama Bian yang tengah menyiapkan makan malam langsung terpekik senang dan memeluk Agatha. "Wahhh, keren!"

"Iya, Tan! Tadi Bian keren banget! Bian berhasil nyetak triple poin!" Seru Agatha membuat Bian yang tengah mengambil air tersenyum tipis melihat interaksi antara mamanya dan Agatha.

"Udah, udah, jangan terlalu disanjung Bian-nya, nanti dia terbang lagi. Hahaha!" Seloroh mama Bian.

"Garing, Ma." Ucap Bian.

"Yee, biarin!"

Bian langsung meninggalkan dapur dan beranjak menuju kamarnya. Mama Bian juga langsung menyuruh Agatha untuk ke kamarnya membersihkan diri.

Agatha pun mengangguk lalu segera beranjak menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya.

Tbc...

ABIAN  [END]Where stories live. Discover now