8. Hari ke sebelas

1K 117 11
                                    


Pagi yang cerah sedikit mendung, Seokjin memimpin brifing pagi seperti biasanya. Rencana hari ini adalah mereka akan berkeliling untuk mencari lokasi yang nantinya di jadikan tempat untuk warga berjualan.

Seokjin mengakhiri brifing dan mereka berkumpul untuk menyorakkan jargon handalan mereka.
Setelah itu mereka bergerak mengikuti panduan Seokjin.

Sudah berjalan sejauh 2 kilo meter dan mereka masih belum menemukan tempat yang strategis.
Terus berjalan sampai mereka mencium aroma manis yang tidak menyengat.

"Kalian merasa nyium bau kaya parfum gak? Tapi gak nyengat gitu" Namjoon mengendus endus mencari dari mana asal wewangian ini.

"Gak jauh dari sini ada kebun bunga yang pernah aku kunjungi sama kepala desa" Seokjin yang berada paling depan berhenti dan berbalik ke arah anggotanya.

"Kalian mau kesana?"

"Mauuuu" Serempak mereka menjawab pertanyaan Seokjin.

Mereka harus berjalan sedikit lagi untuk sampai ke kebun bunga. "Lima ratus meter lagi sampai" itu kata Seokjin.

Selain mengeluh lelah, mereka hanya bisa pasrah. Tim HID sesekali memanaskan kamera dengan mengambil beberapa gambar. Kecuali jimin. Ia sedang berada di gendongan suga sekarang. Entah lah, belakangan ini jimin sering kali menjaili suga.

"Lihatlah" Seokjin mengarahkan pandangan mereka menggunakan dagu nya.

"Hhwaaaahhh daebak" Jimin meloncat dari punggung suga dan berlari ke arah kebun bunga.

Kebun bunga di dominasi dengan bunga lavender,  gardenia dan Daphne. Yang memang jenis bunga kerap kali digunakan untuk wewangian seperti parfume atau pengharum ruangan.

"Apa bunga ini tidak di jual?" Yoona yang terpesona dengan bunga yang sedang ia pegang. Pasti mahal jika di jual, pikirnya.

"Warga membuka kebun ini untuk umum secara cuma cuma. Kata mereka cukup penghasilan dari laut saja yang mereka dapatkan keuntungannya. tidak perlu serakah" Seokjin menyampaikan apa yang kepala desa sampaikan pada nya waktu itu. Tangan nya telaten merakit beberapa jenis bunga berukuran kecil.

Setelah merakit bunga bunga kecil itu, Seokjin melihat ke sekitar nya. Mata nya sedang mencari tuannya. Namun yang ia dapati hanya namjoon yang mengambil foto dengan telpon genggam nya, suga yang duduk di dekat bunga yang tinggi agar ia tidak kepanasan, jimin yang mengambil selfie, dan masih banyak kesibukan yang lainnya. Yang jelas, Seokjin tidak menemukan jungkook. Dimana dia?

Seokjin melangkah maju menyusuri jalan setapak diantara bunga bunga. Sampai lah di baris akhir kebun bunga, ia menemukan jungkook. Memandang ke arah laut.

(Jadi posisi nya dari jalan aspal, sebelah kanan nya pohon kelapa terus agak jauh ada rumah warga. Sebelah kiri jalan ada kebun bunga yang luas, terus dataran biasa, terus pantai dan laut. Nah jungkook berdiri di dataran biasa itu)

"Kookie" Panggil Seokjin pelan, tak ingin mengejutkan.

"Kak.. Iniii... Disinii.. Bagus kak.. Disini aja.. Pasti laku.. Kak seokjin" Jungkook bersemangat ingin memberitahu Seokjin bahwa ia menemukan tempat yang cocok untuk dijadikan pasar. Wajah nya berseri dengan senyuman lebar yang menunjukkan gigi kelinci sampai gigi geraham nya. Seokjin terkesima.

"Kak.. Kak Seokjin" Jungkook menyadarkan Seokjin dari lamunan nya.

"Iya iya, pelan pelan Kook. Kamu ngomong apa tadi?"

"Ini.. Bagus kak. Yakan?" Masih tidak jelas pernyataan jungkook ini, tapi seokjin mengerti maksud nya.

"Iyaa bagus, aku setuju" Ucap nya lembut.

Agape | Jinkook ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang