9. Hari ke dua belas

1K 93 6
                                    

Pagi pagi sekali Seokjin sudah bergegas ke kantor kepala desa untuk meminta izin agar lahan setelah kebun bunga diperbolehkan sebagai area pasar untuk warga.

Sedikit banyak nya perdebatan yang terarah antara Seokjin dengan kepala desa dan sekretaris desa. Pihak desa takut akan terjadi kerusakan pada kebun bunga karna sering dikunjungi orang luar, dan Seokjin memberikan solusi untuk memberikan pembatas serta papan yang bertuliskan untuk tidak merusak tanaman bunga.

Sampai lah di titik akhir keputusan, kepala desa yang merasa puas dengan cara berpikir Seokjin akhirnya menyetujui.

Seokjin pamit undur diri dan segera kembali ke posko. Sesampai nya di posko, ia membeberkan berita baik ini kepada yang lain. Sorak gembira terdengar.

"Sekarang kita ke lahan kemaren buat bersihin area pasar sama parkir kendaraan. Terus buat pembatas antara bunga dengan jalan untuk pengunjung. Gak perlu di paksa untuk siap hari ini, tapi lebih cepat lebih baik. Oke?" Seokjin melakukan tugas nya sebagai ketua kelompok. Mengarahkan yang lain tentang kegiatan hari ini.

Setiap orang membawa alat nya masing masing. Untuk para lelaki membawa alat yang tajam, sedang para wanita membawa alat bersih bersih seperti sapu lidi, sekop, dll.

"Kenapa sihh program kerja kita kaya cosplay jadi babu gini. Tau gitu gue suruh bibik dirumah buat gantiin gue" Berapa kali pun yoona di tegur karna sifat buruk nya, ia akan tetap kembali menjadi diri nya sendiri. Sosok yang manja dan menyebalkan.

Tidak ada yang menanggapi omong kosong yoona dan lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan mereka masing masing.

Jungkook dan suga bertugas untuk membuat beberapa plang yang bertuliskan "dilarang merusak tanaman". Mengumpulkan kayu dan membawa triplek yang mereka beli tadi.

" Kau tidak bisa menggunakan gergaji jung?" Tanya suga yang mulai kelelahan karna dirinya sendiri yang sedari tadi menggergaji kayu kayu itu menjadi beberapa bagian. Sedangkan jungkook hanya membantu memegangi kayu yang akan di potong oleh suga.

"Maaf" Satu kata itu yang keluar dari mulut nya.

"Ck.. Kalau begitu panggil kan namjoon, biar dia saja yang membantu ku"

"Tidak perlu memanggil namjoon, biar aku yang membantu mu" Seokjin mengambil alih tugas jungkook, ia meraih gergaji yang berada di samping kaki jungkook dan mulai menggerakan gergaji itu kearah depan belakang hingga triplek itu terpotong.

"Kak biar aku aja" Jungkook menggenggam tangan Seokjin agar berhenti.

"Emang bisa?" Tanya Seokjin lembut tanpa ada niat mengejek sekalipun.

Jungkook menunduk dan menggeleng pelan.

"Sini aku ajarin. Kalo gak di ajarin gimana mau bisa, yakan?" Menurut Seokjin beberapa orang perlu belajar bagaimana cara nya hidup dan beberapa orang melakukan segala cara untuk hidup. Jadi jungkook adalah orang yang harus banyak di beri ajaran dan pengertian akan hal hal dasar sebagai manusia.

Seokjin sedikit mundur dari posisi nya dan menyuruh jungkook untuk duduk di depan nya. Setelah jungkook pindah, Seokjin menyuruh jungkook memegang gergaji di depan mereka.

"Bukan begitu kookie, kalau cara megang nya kaya gitu kamu akan terluka" Seokjin membenarkan genggaman jungkook. "Nahh begini yang benar"

Seokjin menyuruh jungkook untuk menggerakkan gergaji ke arah depan dan belakang secara bergantian. Jungkook melakukan seperti apa yang di katakan Seokjin, namun entah kenapa gergaji itu meliuk liuk seperti cacing dan rute nya yang berantakan.

"Udah udah stop. Tau gak kenapa gergaji nya gak kokoh?" Seokjin menoleh untuk melihat jungkook menjawab pertanyaan nya. Tindakan ini semakin membuat tak ada jarak di antara mereka. Jika angin pantai sedikit lebih jauh untuk sampai ke tempat jinkook berada, mungkin mereka akan berciuman saat itu juga.

Jungkook menggeleng. "Itu tanda nya, tangan kookie gak kuat. Kedua tangan harus kuat, yang kanan kuat genggam gergaji nya dan yang kiri kuat menahan triplek nya biar gak lari kemana mana. Sini aku bantu" Seokjin memegang kedua tangan jungkook dari belakang. Mengencangkan genggaman jungkook dan membantu jungkook untuk menahan triplek.

Seokjin mulai menggerakan gergaji nya. Sedangkan jungkook malah memperhatikan wajah serius Seokjin dengan keringat yang membasahi dahi nya.

Tekkk

Triplek nya sudah terpotong. Seokjin mengalihkan pandangan nya melihat jungkook yang tertangkap basah sedang tersenyum kearah dirinya.

"Awwhh"

Seokjin menyentil jidat jungkook. "Di ajarin malah cengengesan kamu" Marah Seokjin yang dibuat buat.

"M-maaf kak.."

"Coba gergaji sendiri, aku mau liat kamu merhatiin arahan ku atau nggk" Seokjin melepaskan tangan nya dari tangan jungkook. Membiarkan jungkook mencoba lagi sendirian.

Jungkook ragu, karna sejujurnya dia tidak mendengarkan arahan Seokjin. Namun karna tidak ingin kakak nya itu marah, ia mulai mendorong gergaji itu kedepan dan menarik nya kebelakang. Masih meliuk liuk tidak kokoh. Juga mata jungkook yang tidak fokus hingga tanpa disengaja ia melukai ibu jari kiri nya

"Awwhh" Jungkook menarik ibu jari nya dan mengayunkan nya secara cepat.

Seokjin melihat itu pun langsung menarik ibu jari jungkook untuk ia masukkan kedalam mulut nya, menghisap darah jungkook dan membuang nya keluar.

"Jessiii ambil kotak P3K" Teriak seokjin. Untung mereka selalu bawa kotak P3K setiap kali melakukan program kerja mereka.

Jessi mengambil kotak P3K dan berlari menghampiri Seokjin. "Ini kak"

Seokjin segera mengambil kotak itu dan mengeluarkan kain kasa, ia tekan kuat ibu jari jungkook untuk menghentikan pendarahan. Jungkook meringis kesakitan.

"Maaf maaf maaf.. " Seokjin terus mengucapkan kata itu. Ia kalut.

Setelah darah nya berhenti, Seokjin membuka botol air mineral milik nya dan membersihkan luka jungkook. Setelah itu ia mengambil antiseptik yang kemudian ia oles kan perlahan di luka jungkook agar tidak terinfeksi.

"Kak.. Sakitt hiksss"

"Tahan Kook, tahan sebentar sajaa.." Seokjin sembari meniup ibu jari jungkook agar mengurangi sedikit rasa sakit nya.

Antiseptik selesai. Jessi sudah memotong kain kasa untuk menutupi luka jungkook. Ia berikan kain kasa itu pada Seokjin dan dililitkan di seluruh ibu jari jungkook.

Penanganan yang di lakukan Seokjin sudah cukup untuk pertolongan pertama.

"Untuk 24 jam kedepan, kalau ada rasa denyut yang berlebihan atau rasa gatal tolong beritahu aku ya Kook. Takut nya infeksi" Seokjin mengelus ibu jari jungkook pelan.

"Hiksss makasih kak.."

"Maaf ya, harusnya aku gak biarin kamu lakuin itu sendiri padahal aku tau kamu gak merhatiin arahan ku"

"Kakak gak salah hik.. Itu salah kookiee hik" Masih tersisa sesunggukan hasil menangis nya dari tadi.

"Hampir aja aku lupa kalo kita punya dua orang dari fakultas kedokteran" Gumam suga yang memperhatikan semua nya.

Tbc.

Agape | Jinkook ☑️Where stories live. Discover now