15

25 2 0
                                    

"Ini akan selalu menjadi favoritku."

Diusapnya dengan pelan, hingga menimbulkan sensasi yang begitu menggugah gairah Luzzy.

"Cashh ... ahh ... jangan menyiksaku seperti iniih ..." desah gadis itu menahan rasa geli sekaligus nikmat karena sentuhan prianya.

"Kau menyukainya, hm?" goda Caspian sembari memilin pelan puncak buah dada Luzzy.

"Ahh ... hentikan ..."

Gadis itu mencengkram kuat pundak Caspian, "Cashh ... cukup, bodohh! Ahh ..."

Mendengar itu, Caspian merekatkan tubuh sang gadis di pangkuannya, lalu ia melahap puncak merah muda Luzzy dengan rakus, menghisap kemudian ia mainkan dengan lidahnya.

Desahan Luzzy semakin kencang, rambut prianya menjadi sasaran sebagai tumpuan berusaha untuk menahan diri.

Tangan Caspian kini mulai menelusup masuk ke dalam celana Luzzy, ia meremas bagian belakang yang tak kalah kencang dan besar.

Tuhan, mengapa seluruh tubuhnya sangat menggairahkan.

Pria itu melumat payudara gadisnya dengan adil. Keduanya dipuaskan secara bergantian. Hal ini membuat Luzzy tanpa sadar menekan tubuhnya pada wajah Caspian.

Setelah cukup puas bermain dengan dada Luzzy, pria itu membalikkan tubuh gadisnya. Kini Caspian berada di atas, lalu melucuti kaosnya begitupun milik sang gadis.

Ia menciumi perut Luzzy hingga turun ke pusar. tangannya perlahan membuka resleting celana sang gadis, lalu menurunkan sekaligus dengan dalamannya.

Caspian tersenyum, "kau sangat basah, sayang. Akanku bersihkan untukmu."

Sedetik kemudian, wajahnya telah terbenam di sana. Lidahnya menari-nari pada pusat Luzzy, menusuk-nusuk hingga gadisnya menggelinjang hebat.

"Ahh ... Cashh ..."

5 menit berlalu, merasa sudah puas menyantap hidangan utama, lalu Caspian kembali melumat bibir sang gadis.

"Apa kau lelah, sayang?" tanyanya dalam deru nafas yang memburu.

Luzzy tak menjawab, ia terkulai lemas karena perbuatan Caspian yang begitu menguras tenaganya.

Caspian menatapnya begitu dalam dengan senyuman bahagia, mengusap kepala gadis itu pelan nan lembut. Dengan posisi yang sama, Luzzy merasakan ada sesuatu yang masuk ke dalam dirinya secara tiba-tiba.

"Ahhh ... pelan-pelan."

Rintihan itu kembali keluar dari mulut Luzzy. Caspian menghujani gadisnya dengan kecupan singkat pada seluruh wajah. Perlahan ia menggerakkan pinggulnya dengan tempo yang sangat pelan.

"Kenapa kau selalu terasa sempit, sayang. Ahh ..." desah pria itu pelan.

Tangan Luzzy memeluk punggung Caspian, gadis itu tak mampu berkata-kata lagi. Ia hanya dapat pasrah, merasakan semuanya.

Hentakannya semakin kuat, Caspian sudah tak sabar ingin memuntahkan laharnya. Ia melumat payudara Luzzy dengan kasar, menyedotnya, hingga meninggalkan beberapa jejak di sana.

"Arghh ... aku akan keluar ..."

Semakin lama terasa semakin licin, hingga menimbulkan suara, akibat cairan Luzzy yang beberapa kali keluar.

"Ahhh ... aku tak tahan lagi, sayang."

"Cashh ... ini terlalu cepathh ..."

"I'm coming baby ..." seru Caspian dalam gerakan pinggulnya.

Cairan pria itu tumpah dalam satu hentakan yang begitu dalam. Tubuhnya ambruk menimpa Luzzy. Jantung keduanya berdentum begitu kencang. Begitupun deru nafas yang memburu.

LUVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang