Prolog

310 41 1
                                    

Happy reading 🖤
.
.
.

BRAK!

Seorang laki-laki berseragam SMA itu tersungkur ke arah salah satu bilik toilet, hingga pintu itu roboh.

KRAK

Kacamatanya patah.

"Ups! Maaf sengaja" Ledek seorang laki-laki sambil terkikik.

"Gilaa udah yang ke berapa kali tuh kaca buta patah" Heboh teman laki-laki itu.

"Sebelas? dua belas?--"

"Ohh atau lima belas?" Celetuk satunya lagi.

"Kaya juga ternyata lo" Sinisnya menatap rendah.

"Geledah!"

Mereka langsung mengeroyok laki-laki yang gemetar ketakutan itu untuk menggeledah semuanya. Dari saku baju, saku celana, hingga merobek seragam atasnya.

Laki-laki itu hanya bisa pasrah, inilah makanan sehari-hari nya. Semenjak dia pindah sekolah ke sini, 15 hari yang lalu, selama 15 hari itulah dia mendapat bullying karena tampilannya yang nerd, 15 kali juga kacamatanya patah, dan sudah 15 kali juga dia mengganti kacamata.

Sudah beberapa kali juga dirinya pindah sekolah. Hingga berakhir di sini, SMA ATLANTA.

Sebenarnya dari dia SD, SMP, hingga sekarang SMA, itu sudah kesehariannya. Dia minus. Dan untungnya dia dari keluarga berada.

Dari keluarga berada? tapi kenapa tidak melawan? Karena mentalnya lemah, dia tidak berani melawan, bahkan tingginya saja hanya 160 cm, lalu badannya yang dekil kurus kering, dan tidak memiliki tenaga.

Dia sering di ejek dan di bully karena fisiknya yang kurang, dan yah jelek. Dari kulitnya berwarna coklat tua, badan yang pendek, berbicara gagu, wajah yang berjerawat, dan jangan lupakan mata minusnya yang selalu memakai kacamata.

Jelek bukan? yah dialah ELNARDO ERRENT ABRAHAM. Nama yang bagus dengan nama marga yang lumayan terpandang, tapi tidak dengan fisiknya.

Jangan tanyakan, jika kaya kenapa gak perawatan?



























(Nanti aja lah, di jelasinnya di ch berikutnya ☺️)

Laki-laki itu sering di sebut DODO oleh teman-temannya, karena menurut mereka nama ELNARDO itu terlalu bagus dan tidak cocok dengan fisik orangnya.

Kadang kala ada yang menghinanya dengan sebutan Buku Dodo, Dodol, atau Dodongo.

"ATM bos!"

"Ambil."

Laki-laki yang menyuruh tadi pun melihat-lihat kartu ATM milik Elnardo.

"Ck! Sampah!" Umpatnya tersenyum smirk lalu melirik jam tangannya.

"Cabut!"

"Jangan dikunci, biarin dia keluar. Pasti udah bosen beradaptasi di sini mulu"

Dia pun keluar dengan keadaan yang sumringah angkuh.

Elnardo hanya menunduk sambil menangis lirih. Ya, katakan saja dia cengeng tapi itu kenyataannya. Kakinya lemas, tenaganya habis, badannya juga sakit-sakit, dan yang bisa dia lakukan hanyalah menangis dalam diam menarapi nasibnya.

El melirik kearah samping, handphone nya pecah, dan kacamatanya patah.

Sungguh miris nasibnya.

Brak!

Nerd Badboy [On going]Where stories live. Discover now