2. Mantan

112 26 0
                                    

Happy reading 🖤
.
.
.

Keesokannya, Elnardo kembali sekolah dengan kacamata minus barunya. Karena yang kemarin itu masih baru udah patah saja.

Sebenarnya Elnardo ingin homeschooling, tetapi sang mama tidak mengizinkannya. Katanya jika dia homeschooling, tidak akan ada kemajuan.

Tidak akan ada piala, piagam, sertifikat, peringkat yang akan di banggakan serta hal lainnya.

Dan ini adalah sekolah kesekian dan terakhirnya. Jika dirinya keluar lagi, maka dirinya jugalah yang akan di keluarkan dari rumah.

Seperti biasa, Elnardo berjalan sambil menunduk. Baru sehari saja dirinya sudah terkenal. Ya, terkenal karena kejelekannya. Banyak yang meroasting secara terang-terangan, walaupun Elmardo sudah terbiasa, tapi tetap saja rasanya sakit.

"Haloo Dodo" Sapa seorang wiswi.

Elnardo mendongak sambil tersenyum lembut yang ramah.

Siswi itu tertegun, pipinya merona merah.

"Sebenarnya lo itu ganteng." Ucapnya.

Elnardo yang di bilang ganteng pun tersipu malu.

"Iya ganteng, kalo di liat dari lubang sedotan. Pftt" Siswi itu pun menyemburkan tawanya yang sedari tadi ia tahan.

Ternyata wajahnya memerah bukan karena malu atau salting, tapi dia menahan tawa.

"Pe--"

"Bacot, suara lu jelek!" Ketusnya, lalu menyenggol bahu Elnardo.

Orang-orang yang berada di lorong dan melihat itu hanya bisa mengejek dan menertawakannya.

Elnardo kembali menunduk, lalu melanjutkan jalannya ke arah kelas.

.
.
.

Bel istirahat sudah berbunyi, Elnardo langsung berlari terbirit-birit. Dia menghindari teman sekelasnya.

Elnardo entah mau kemana, dirinya tidak tau arah. Karena memang sejak awal masuk dirinya tidak dikenalkan ke daerah-daerah sekolah ini, seperti kantin, toilet, laboratorium, bk, tempat ekskul, dan beberapa kelas.

Kemarin pun dirinya bisa pergi ke kantin itu beruntung ada siswa yang menunjukkan arahnya walaupun agak kasar.

Dan benar saja, setelah beberapa lama berlari, sekarang Elnardo ada di kantin. Kantin khusus anak IPS.

Elnardo celingak-celinguk, dirinya bingung. Dia tau ini kantin, tapi asing. Tidak seperti kantin kemarin.

Deg

Tatapannya terpaku kepada seseorang.

"Mel" Gumam Elnardo membatin.

Elnardo membeku seketika saat dirinya melihat gadis yang dulu selalu bersamanya, gadis yang di cintainya, kesayangannya, yang selalu ia diturutinya, apapun keinginan gadis utu selalu ia kabulkan.

Gadis cantik dengan tinggi semampai, body yang bagus, wajah yang sempurna dan terlihat dewasa, gadis cantik itu bertambah cantik apalagi saat dia tertawa.

Nerd Badboy [On going]Where stories live. Discover now