Bab 40

494 39 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum semuanya.
Happy weekend...
Sehat semua, kan?
Saya harap kalian selalu sehat dan bahagia.









🌹Selamat Membaca🌹





Dua hati yang dulunya tak saling mencinta
Bahkan tak saling mengenal
Juga tak pernah saling tatap
Tapi kini dua hati itu telah terikat
Menghalalkan segala yang haram
Dengan rangkaian indah yang dirancang Tuhan

-BINTUISMAIL-






"Mas?" panggil Mahreen pelan.

"Kenapa, sayang?" jawab Gus Faqih sembari meletakkan handphonenya dan beralih memeluk Mahreen. Menelusupkan kepalanya di ceruk leher istrinya.

"Haura itu siapa? Saya masih kepikiran dengan nama itu. Siapa dia?" tanya Mahreen tanpa basa basi.

"Maksudnya?" Gus Faqih mengernyitkan dahinya bingung.

"Ya Mahreen tanya, Haura itu siapa? Apakah dia adalah wanita yang njenengan cintai?"

"Kamu ngomong apa, sih? Haura siapa? Kenapa tiba-tiba kamu tanya kayak gitu?"

"Mahreen nanya itu di jawab, jangan malah nanya balik!" kesal Mahreen.

"Nggak, yang kamu maksud itu apa, sayang. Mas gak ngerti."

"Mas sendiri yang ngasih nama cafe itu Haura, masa iya gak ngerti."

"Ya Allah..." Gus Faqih tertawa mendengar penuturan Mahreen.

"Ih, kok malah ketawa, sih?"

"Kamu lucu," sahut Gus Faqih yang masih tertawa hingga wajahnya berubah memerah.

"Gak ada yang lucu! Udah ah, Mahreen mau tidur!" Mahreen bertambah kesal karena suaminya hanya tertawa dan tidak memberikan jawaban apapun.

"Hei, jangan ngambek, dong," ujar Gus Faqih sembari terkekeh pelan.

"Sebelum Mas jelasin, Mas mau nanya dulu sama kamu."

"Tanya apa?!" ketus Mahreen kesal.

"Kok ketus gitu, sih? Gak boleh, loh. Dosa kayak gitu sama suami."

"Maaf," ucap Mahreen sedikit cemberut.

"Ya sudah. Kalau gitu Mas mau nanya sama kamu. Nama lengkap kamu siapa?"

"Mahreen Haura Yusuf Abdullah Alfayed." jawab Mahreen dengan polosnya.

"Coba ulangi,"

"Ish, emang kenapa, sih?" gerutu Mahreen.

"Coba ulangi lagi, sayang."

"Hmm, Mahreen Haura Yus__" Mahreen terdiam sejenak, lalu setelah itu ia menoleh ke arah suaminya dengan mata yang sedikit melotot.

"Kenapa?" tanya Gus Faqih heran.

"Mahreen Haura. Haura? Njenengan kasih nama cafe itu pakai nama saya, Gus?" tanya Mahreen sembari tersenyum.

"Iya... Haura itu nama kamu. Waktu cafe itu berdiri, saya bingung mau namain apa. Terus saya dikabari Abah dan Umi kalau saya mau di jodohkan dengan seseorang. Saat saya sudah mengetahui namamu dari Abah, saya kepikiran untuk menamai cafe itu dengan namamu, yaitu 'HAURA'."

"Ya, meskipun saat itu saya belum tau kalau kamu adalah wanita yang saya cintai sejak lama. Tapi saat itu saya berfikir, kan kita sudah dijodohkan, jadi ya tidak masalah kalau pakai nama istri sendiri. Dan akhirnya sekarang saya sudah tau semuanya." jelas Gus Faqih.

Lillahita'ala (On Going)Where stories live. Discover now