Sebelas CSL

486 77 7
                                    

Olivia tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat melihat wajah masam Pedro. Apalagi saat pria itu terlihat tidak nyaman dengan piyamanya. Terlihat sekali jika dia benar-benar terpaksa memakainya, dan juga tidak menyukainya.

"Berhenti tersenyum!"

Olivia tergelak, tertawa kian renyah. Membuat Pedro yang menatapnya pun kian memicing tajam.

"Kamu tahu, Pedro." Kedua tangannya bertepuk tangan penuh semangat. "Kamu benar-benar terlihat tampan dengan piyama itu." Diakhir kalimatnya Olivia kian tertawa renyah. Tampak senang dan puas karna bisa membuat pria itu memakai apa yang telah dia siapkan.

"Hei, mau ke mana?!" Tegur Olivia saat Pedro melengos, berlalu menuju pintu kamar.

"Lebih baik saya tidur di kamar tamu."

"Ya setelah itu aku yakin kakakku akan menendangmu dari kantornya. Aku tidak keberatan mengadu padanya karena kamu mengabaikanku, Ped."

Langkah Pedro terhenti, begitu dia berputar, menatap Olivia. Wanita itu tersenyum puas, lengkap dengan kedua mata yang mengerjab berkali-kali. Menatap Pedro sepolos mungkin hingga membuat Pedro benar-benar merasa geram.

Menghembuskan nafas kasar, Pedro pun kembali melangkah ke arah ranjang. Duduk di sisi ranjang yang kosong dan segera berbaring. Tanpa mau repot-repot menatap Olivia yang kini ikut berbaring di samping. Tidur miring menghadap ke arahnya.

"Bukankah jika pengantin baru tidurnya saling memeluk?"

Pedro mengabaikan begitu saja gerutuan Olivia. Kedua matanya terpejam erat seakan dia tidak mendengar apa pun dari wanita itu.

"Pedro?"

"Tidur, Nona!"

Olivia berdecak. Tidak suka dengan panggilan Pedro yang tidak berubah. Padahal kan mereka sudah menikah dan membuat kesepakatan untuk merubah panggilan mereka.

"Aku tidak akan bisa tidur jika ada pria asing di sampingku."

"Anda bisa menganggap saya guling kalau begitu!"

"Benarkah?"

Belum sempat Pedro menjawab, Olivia segera merapatkan tubuhnya. Menarik sebelah tangan Pedro untuk dia jadikan bantalan. Membiarkan tubuh mereka tak berjarak sedikitpun. Hingga Olivia bisa dengan jelas menghirup aroma harum tubuh pria yang kini menatapnya terkejut.

"Hangatnya." Gumam Olivia. Kian beringsut rapat. Memeluk Pedro begitu erat, dan dengan sengaja meletakkan tangan pria itu di pinggangnya. Membuat pria itu seakan memeluknya.

"Kenapa?" Tanyanya begitu Pedro menatapnya syok. "Bukankah pengantin baru tidurnya seperti ini?"

"Minggir!"

Olivia menggeleng. Kian erat memeluk Pedro seakan takut jika pria itu akan melepaskan pelukannya. Dan menjauh.

"Minggir, Nona!"

"O-l-i-v-i-a!" Eja Olivia penuh penekanan.

Pedro mengutuk apa yang Olivia lakukan saat ini. Apalagi saat dia berusaha menarik tangannya--yang malah ditahan wanita itu di atas perutnya. Membuat Pedro merasakan bagian depan tubuh Olivia sangat menempel di tubuhnya.

"Lepas!"

"Aku ngantuk." Keluh Olivia, sedikit merengek. Menenggelamkan wajahnya di dada Pedro. Kian memeluk tubuh pria itu erat. Membuat Pedro menahan nafas karna ulahnya.

Ada rasa panas yang tiba-tiba membakar dadanya, bersamaan dengan nafasnya yang terasa naik turun. Membuat dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya.

Pernikahan Semusim (Cintamu Seasam Lemon🍋)Where stories live. Discover now