☆゚Special chapter [3]☆゚

29 1 0
                                    

* after two years*

Gia duduk di meja batu yang terletak di bawah pohon jambu. Baru ini Kali pertama dia jejak kaki di Malaysia. Nek som memang gempak! Tahun ini, umur mereka cecah 5 tahun.

Dia suka tengok sawah padi. Banyak perkara yang dia belajar di kampung mommy nya membesar.
" Hye lovely girl..awak buat apa dekat sini?" Dean muncul dan duduk. Gia menjeling.

Bau wangian menusuk hidung.
" Kuatnya bau minyak wangi awak.
Sakit hidung saya.." Gia memicit hidungnya. Dean ketawa. Cantiknya Gia. Dari dulu dia suka tengok wajah Gia. Kenapa mama tak lahirkan adik perempuan ya?

" Hye Gia.. Nah untuk awak.." sekuntum bunga raya diserahkan kepadanya. Gia mendongak. Haih.
Danial tersenyum sambil menjongket kening. " Terima kasih. Mana awak petik ni? Gia suka bunga." Dia tersenyum.

Danial melabuhkan punggung di sebelah abangnya. Dean. " Gia suka? Kalau Gia suka Danial lagilah suka." Gia menunduk malu. Youssef muncul. Rambutnya beralun ditiup angin. Dikepalanya terdapat satu cekak hitam. Yang dulunya milik Sebastian.

" Danial..abang sampai sini dulu. So can you please go upstairs?"
Dean memeluk bahu adiknya.

" No Dean. Never and ever." Dia peluk tubuh. " Hey..jangan nak bergaduh..Kita dah besar okay?"
Youssef mengelus rambut Gia.

Dia nampak segak berkemeja hitam lengkap dengan seluar slack.
" Youssef.. kenapa tinggalkan Mateo dekat atas? Merata Mateo Cari.." Mateo berlari-lari anak. Dia hanya mengenakan pakaian simple.

Singlet kosong putih dan cargo pants hitam. Ada rantai silver tersarung di lehernya. Sama persis macam Reggie dulu. Dean dan Daniel tersenyum. Mereka hanya memakai seluar pendek dan baju lengan pendek.

" Hye.. Mateo comel.." Dean gemar mengusik Mateo. Dia suka tengok Mateo marah. " Saya lelaki Dean. I'm not cute..but I'm handsome. Papa yang cakap." Dia raup rambut .

" But you still look cute.." Danial mencubit pipi Mateo. Gia ketawa sambil menggeliat. Bajunya terselak sedikit. " Janganlah cakap macam tu dengan Mateo.." tegur Youssef.

Tubuh Youssef yang agak tinggi menampakkan dia lebih tua. Sedangkan umur sama sahaja.
" Mateo..awak kacak.." dia menolak rambut Mateo ke belakang. Mateo tersengih. " Thank you Youssef.."

" Korang nak tahu tak? Haritu saya pergi sekolah..ada sorang budak perempuan ni belanja saya coklat.." Dean bercerita. " Dia cantik tak?" Gia menyoal.

" Tak cantik..Gia lagi cantik..comel.."
Youssef berdehem apabila Danial memuji kembarnya.

Gatal Danial dan Dean ni. Ikut perangai Darry. " Ya ke? Gia lagi cantik?" Dia berdiri sambil berpusing 360°. " Yaaaa giaa cantik.." Mateo pula memuji.

Mereka ketawa.

" Um..hye..saya Mateen.." suara seseorang membuatkan suasana kembali sunyi. Semua mata memandang ke arah seorang kanak-kanak lelaki bermata hazel.
Sedang tersenyum Manis.

" Okay, who's him? Is anybody know him?" Dean menyoal sambil memeluk lengan Danial.

" Hye...Mateen..berapa umur awak?" Gia telebih dahulu ke depan lalu menghulurkan tangannya.

" Mateen empat tahun." Mereka angguk. " Owh..." Serentak.

" Tu abang saya.. Youssef. Yang lain tu bukan. Yang itu Dean dan Daniel. Yang comel tu Mateo.."
Mateen takut-takut untuk melambai.

" Kenapa dia takut? Dia nampak Kita macam nak makan dia ke?" Danial berbisik nakal.

" Mateen..anak papa Zaf kan? Sinilah main dengan kami.." Youssef menarik tangan Mateen.

" Mateen suka tengok kerbau.."
Ujarnya. Random betul anak Zafran ni.

" Kerbau? Oreo or Bunga? Which one?" Gia menyoal sambil kembali duduk. " Dean suka ayam.. Danial suka kucing..sama macam mama.."
Mereka sengih. " Maksud Gia.. Mateen suka Bunga atau Oreo?"

" Oh.. Oreo dengan Bunga.." dia sengih. " Dean..kenapa dia tak layan Kita? Patut ke Kita buli dia?"
Danial menyoal abangya.

" Tak baiklah." Dia mencebik.

" Mateo..berpeluh je awak ni.."
Youssef mengesat peluh di atas bibir Mateo. Semua mata memandang.

" Anak-anak..jom naik...makan bubur..nenek Som masak.." suara Zafran kedengaran.

" Bubur?! Wah Sedapnya!" Youssef menarik tangan Gia dan Dean.
Mateen dan yang lain-lain berlari masuk ke dalam dapur.

" Jangan lari...papa zaf dah cakap kan tadi? Semua degil ni.."  Zafran bercekak pinggang.

" Mana ada..kami berjalan cuma laju. Mana ada berlari.." Dean berlalu ke sinki. " Amboi cucu cicit Nenek Som ni...cepat basuh tangan.." ruangan dapur itu kembali sesak.

" Nenek Som..Kita makan bubur pakai sudu lah.."

Gia berkerut.

" Iya..tapi tetap kena basuh tangan..nanti kuman masuk..sakit perut..ha nak ke?" Nek som menyoa.

" Kuman?! Ishh taknak!!"
Jawab mereka tersentak. Dah macam taska dah.

Zafran ketawa. " Haa cepat..semua orang dah tunggu dekat atas.."
Nek som berkata-kata sambil membantu Mateen di sinki. Dean Dan Danial berlari memanjat tangga. Ayya. Sudah kubilang tadi jangan lari. Zafran geram. Gigit baru tahu.

" Papa zaf..nampak kacak hari ni."
Puji Gia. " Thank you princess.. you look so beautiful too.." kepala Gia digosok perlahan. " Mateo dengan Youssef ni taknak naik ke? Dari tadi main renjis air ni.." Zafran menutup air pili.

" Papa zaf..boleh tolong angkat Mateo ke atas tak? Kaki Mateo lenguh.." Zafran ketawa.

" Youssef boleh angkat Mateo.." lelaki itu mendabik dada.

" Eh tak apa..nanti jatuh dekat tangga.." Zafran mendukung Mateo. Manja.

Sebastian ni bagi anak dia makan apa? Tinggi. Gia pendek mesti ikut Wawa ni.

" Mateen..nak abang Youssef dukung? Kesian mateen tak lepas naik tangga.." Youssef tanpa banyak soal mendukung tubuh kecil Mateen. setelah berjaya sampai ke atas, Mateen diturunkan dengan perlahan.

" There you go Mateen." Dia membetulkan cekak rambutnya.

" Amboi Youssef..rancak ya? Kalau daddy tak panggil..bukan nak ajak diorang naik.." Sebastian yang sedang duduk di kusyen itu bersuara.

" Sorry lah papa.. Youssef terlampau teruja." Mereka ketawa.
Ruang tamu yang dulunya tak biasa sesak, harini sesak. Fana nampak sedikit penat apabila disahkan hamil anak ke dua.

" Kau ni.. Mateen baru je 4 tahun.. kau tambah lagi sorang?" Reggie menyenggol perut Zafran. Lelaki itu tergerak.

" Kan aku ajak kau race dulu?" Reggie tersedak.

" Mateen..sini dekat ibu..kenapa comot ni.." Fana tersenyum sambil mengelap pipi anaknya. Fiyya dan Lya sedang menuang air.

Nek som tersenyum. Dia bersyukur. Hari tua nya dihabiskan dengan melayan keluarga besarnya.

                  ♡ The end ♡

• Dengan ini ' what?! Mother in law?! ' menutup tirainya. bye semua.. Assalamualaikum..•

                                   _ 5/12/2022_

.*・。゚ WHAT? MOTHER IN LAW?! .*・。゚Donde viven las historias. Descúbrelo ahora