Chapter 18

7.2K 664 31
                                    

Hai! Jangan lupa votmen ╥﹏╥

Gelak tawa dari beberapa orang siswa terdengar dari dalam salah satu ruangan kelas di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gelak tawa dari beberapa orang siswa terdengar dari dalam salah satu ruangan kelas di sana. Ruangan yang lumayan luas dan sejuk, ditambah ada AC serta kipas angin yang melengkapi fasilitasnya.

"Woe, lu curang banget, nyet!"

Rere menyergah dengan wajah kesal. Beberapa kali ia sudah kalah dalam permainan teka-teki, melawan Atha dan Arfi yang sekarang imbang memimpin permainan.

Arfi mendelik. "Apaan? Orang elu nya aja tuh yang gak bisa nebak!" Tukasnya sambil mendengus.

"Bener, Ar." Atha berujar membenarkan, dan secara otomatis juga ia membela laki-laki itu. Atha tertawa terpingkal-pingkal, mengejek teman mereka yang tengah memasang wajah masam.

"Cih, sekongkol lu berdua." Atha sontak memeletkan lidahnya untuk mengejek Rere.

"Gak asik ah." Rere mengeluh lagi dengan wajah yang betul-betul terlihat frustasi, ia menyerah dan kemudian permainan pun berakhir begitu saja.

Atha mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, melirik Rere juga Arfi secara bergantian. "Oh iya, gak lama lagi kan bakalan ada pertandingan melawan sekolah tetangga tuh, gimana kalau kita bolos aja?" ajaknya dengan mata berbinar. Lagipula nanti setiap kelas pasti tidak belajar, dan kalau dimanfaatkan untuk berjalan-jalan pasti juga menyenangkan.

"Lama-lama gue ruqiyah juga elu, Tha. Setan di otak lu makin hari makin gila tuh!" Ucap Rere sembari sibuk melipat-lipat kertas yang tak terpakai di atas meja.

"Cuih! Kayak elu gak suka bolos aja." Rere langsung menyengir seketika.

"Tobat lah sekali-kali, gak mau juga?" Tanya Arfi sambil menatap ke arah Atha yang sudah cemberut karena mendengar pertanyaannya. Kalau kejahilannya sih sudah berkurang ya, tinggal bolosnya aja belum.

Atha langsung mengerucutkan bibirnya. "Kenapa? Arfi nggak suka ya liat Atha bolos?" Wajahnya sok memelas macam kucing jalanan yang minta dipungut orang.

"Huek!" Rere sontak berekspresi seolah ingin muntah. "Najis banget, sok imut!"

"Nijis bingit sik imit!" Ujar Atha yang meniru gaya bicara Rere. "Sirik temennya setan!" Balasnya dengan wajah songongnya.

"Berarti elu dong? Elu kan setan."

Detik itu juga Atha langsung melempar gumpalan kertas dan tepat mengenai kepala Rere. Arfi yang berada di tengah-tengah mereka hanya bisa memijit kepala, terkadang juga ia merasa frustasi saat memisahkan mereka yang seperti tom and jerry.

Tok! Tok! Tok!

Kelas langsung mendadak hening ketika terdengar suara ketukan pintu disertai dengan gagang pintu yang di putar-putar ke bawah pun kini lebih terdengar begitu jelas. Ketua kelas mereka —Frei— beranjak dari duduknya. Setelah memastikan semua anak-anak di kelas duduk dengan rapi dan berpura pura sibuk dengan tugas, ia pun lantas melangkahkan kakinya ke arah pintu dan membukanya.

ATHALAWhere stories live. Discover now