Playlist 2 - 1, 2, 3

839 74 2
                                    

Beberapa jam sebelumnya...

"Sial, harusnya aku tidak segampang itu mempercayai Hendery."

Renjun meracau tidak jelas di kursi penumpang mobil Jeno. Pria itu telah meneguk lebih dari empat kaleng beer dan tiga botol soju. Oh jelas berakhir dengan mabuk. Jeno tidak mau mengambil resiko dengan pria itu tidak sadarkan diri, jadi ia memutuskan untuk menyeret Renjun segera pulang.

Beberapa jam yang lalu Renjun meneleponnya untuk ditemani pergi ke bar. Tidak ada alasan yang kemukakan pria itu kenapa tiba-tiba mengajaknya ke bar. Pun selama tiga jam disana dan sekarang Jeno baru mengetahui alasan sahabatnya itu terlihat kacau.

Jeno fokus mengemudi menatap jalan, "Aku tidak tau kau berhubungan dengan supplier bahan mentah kita."

Renjun bergumam tidak jelas. Lalu berkata dengan lantang. "Dia seharusnya mengatakan dari awal bahwa ingin mendekati Dejun. Jadi aku tidak perlu terbawa perasaan olehnya. Sial."

"..."

Jeno menyerit kesal. Gendang telinganya nyeri karena teriakan Renjun.

Renjun menatap Jeno.

Sangat lama.

"Kau tahu, aku sekarang percaya bahwa sepertinya aku akan mati sendirian."

Kini Jeno tertawa terbahak-bahak. Renjun menggembungkan pipinya kesal. Menahan tangisnya agar tidak pecah. Tingkah ini tidak luput dari Jeno.

"Kau lebih menggemaskan kalau mabuk."

Wajah Renjun memerah sesaat sebelum menyeringai dengan cengiran lebar mendengar ucapan Jeno.

"Aku memang sangat menggemaskan!"Teriak Renjun lagi.

Dengan semangat Renjun melepas seatbealt dan melompat ke pangkuan Jeno.

"Kau ingin kita mati huh?!"Kali kini Jeno yang teriak histeris. Berusaha meminggirkan mobilnya dan melambatkan kecepatan.

Seakan tuli, Renjun hanya tertawa seakan-akan mengerjai Jeno adalah paling lucu di dunia. Tapi jelas saja ini berbahaya, tubuh Renjun menutupi jalanan. Jeno menahan tubuh Renjun agar tidak bergerak banyak dan menganggunya.

"Aku menyayangimu Jeno. Kau sahabat terbaikku yang pernah ada."Renjun memeluk Jeno dengan erat. Ia menyenderkan kepalanya pada pundak Jeno.

Bagaimana caranya Jeno bisa fokus pada jalanan dan menyetir jika posisi mereka seperti ini?

...

Mungkin Jeno harus lebih sering beribadah kepada Tuhan, karena mereka masih diberikan keselamatan tiba dengan utuh di parkiran rumah Jeno. Ide menemani Renjun minum tidak akan pernah ia lakukan lagi jika pria itu patah hati.

Perlahan Jeno membuka seatbelt lalu keluar dari mobilnya. Ia berlari kecil membuka pintu penumpang dan menggendong sahabatnya itu memasuki rumahnya. Sangat merepotkan.

Ternyata menggendong Renjun yang tertidur tidak semudah yang Jeno pikirkan. Berat Renjun yang tidak seperti perkiraannya membuat Jeno mulai memperhitungkan kembali menggunakan member Gym. Dengan sedikit kesal ia melemparkan tubuh Renjun diatas kasur miliknya.

Jeno terpaksa membawa Renjun ke kamarnya, karena kamar yang lain berada di lantai dua. Tulang punggung Jeno akan patah jika ia membawa pria itu naik tangga. Lihat saja sekarang, Renjun malah menyamankan posisinya di atas kasur.

Pelipis Jeno berdenyut. Kasurnya sudah dikuasai dengan nyaman. Jeno hanya menarik napas sembari memijit lengannya yang terasa nyeri. Ia mendengus kesal saat mendengar handphone-nya berdering pagi buta begini.

"Ada apa?"

"..."

"Titipkan saja di panti asuhan."

"..."

"Disini bukan penitipan anak."

"..."

"Siapa yang akan mengurusnya? Mengurus diriku saja susah."

"..."

"Terserah kau saja."

"..."

"Kirim saja lewat pengiriman barang atau kurir online. Kenapa harus aku?"

"..."

"Jangan berteriak, gendang telingaku nyeri."

"..."

"Ck, merepotkan sekali."

Telepon ia matikan. Satu masalah selesai, datang lagu satu masalah lain.

Jeno menarik selimut untuk menutupi tubuh Renjun sebatas bahu. Namun karena kesal, Keno ia menarik selimut itu hingga menutup wajah pria itu.

...

Jeno kembali ke mobilnya dan melaju ke rumah Jaemin. Sebaiknya ia menginap di rumah Jaemin dulu, saudara kembarnya itu memintanya untuk menjemput anaknya pagi-pagi sekali. Dibanding waktu tidurnya terganggu, mending ia sekalian tidur disana.

La La LoveWhere stories live. Discover now