Bab 13 - Dive Into You

405 41 0
                                    

Renjun merasa apa yang ia lakukan kini terlalu dramatis. Ia dengan berlarian di bawah hujan menuju Lucy bar. Tempat itu hanya berbeda beda satu blok dari resto sebelumnya tadi, tapi diujung jalan mendadak cuaca berubah. Hujan mengguyur tanpa permisi dan permulaan ringan. Dalam sekejab Renjun basah total.

Kemana Yangyang? Temannya itu mendadak dapat informasi tenggat waktu pengumpulan tugas beberapa jam lagi. Jadi Renjun merelakan temannya itu pulang lebih dulu. Sekarang Renjun siap mempermalukan dirinya datang dengan basah kuyup di bar menengah atas kota mereka, dan pada acara jurusan lain. Saat ini benar-benar rasa malu tidak ada lagi dalam kamusnya.

Renjun setengah mabuk.
Berlari di bawah hujan.
Rambutnya lepek.
Dan dia benar-benar basah dari ujung kepala hingga kaki.

Sangat Sempurna.

Tidak ada satpam dan penjagaan di depan pintu masuk bar itu, jadi Renjun berlari begitu saja masuk ke dalam. Ia mencari sosok yang hampir satu tahun lebih ini dia hindari. Lee Jeno dengan postur tegap dan rambut gelapnya, duduk di depan meja bar. Para perempuan jelas mengelilinginya untuk mencari atensi pria itu.

"Hei!" Renjun berteriak. Berusaha mencari atensi seperti wanita-wanita, dan jelas tidak hanya atensi Jeno hal ini juga mengundang semua perhatian orang.

Bar Lucy bukanlah bar umumnya yang memainkan lagu berirama beat kencang dan DJ profesional. Backsound dari tempat ini adalah lagu jazz yang mengalun romantis.

Jeno berbalik, matanya seakan tidak mempercayai apa yang sedang dilihatnya sendiri. Jadi ia memastikan hal tersebut dengan mendekati sosok Renjun yang menahan malu atas kegilaannya sendiri. Sialan, Renjun benar-benar basah kuyup.

"Renjun?"Alis pria itu mengerut dan Renjun menahan napasnya. Jeno seratus kali lebih hot dibanding Lucas dan Yangyang benar ia menyiakan terlalu banyak kesempatan emas.

Renjun tanpa ragu meraih leher Jeno. Ia mencuri ciuman pria itu. Jeno sedikit menunduk kearahnya, mengarahkan untuk memperdalam ciuman mereka. Pria kasanova itu menuntun ciuman mereka menjadi lebih baik. Renjun jelas tidak pernah berciuman, karena pangutan-pangutan ceroboh itu jelas tidak berpengalaman. Renjun berharap Jeno tidak begitu menyadari hal tersebut.

Rasa ciuman mereka didominasi oleh bibir dingin dan lidah yang hangat. Bahkan Renjun dapat merasakan minuman yang pria itu minum. Sialan itu sangat intens dan Renjun semakin merapatkan tubuh basahnya pada Lee Jeno. Lengan pria itupun menariknya semakin dekat. Seakan tidak peduli dengan Renjun yang benar-benar berantakan.

Renjun mendorong tubuh Jeno menjauh. Ia mengambil napas dalam dan menatap mata kelam yang selama ini menatapnya penasaran tanpa malu, kini berubah sendu.

"Sorry. Tapi aku berbohong soal acara jurusan."Kata Jeno.

Renjun menunduk untuk tertawa kecil, "Ingat pernah ingin mengantarku pulang?"

Jeno tampak ragu, "Yeah. Setahun lebih yang lalu."

"Masih menganggapku menarik?"Renjun melanjutkan pernyataannya. Jeno menahan tawanya. Kemudian mengangguk pelan. Pria itu memperhatikan wajahnya. Menyisir pelan untaian rambut kebelakang telinganya.

"Wajahmu merah sekali. Kau pasti mabuk Renjun. Aku akan mengantarmu pulang."Kata Jeno final. Renjun merasa telapak tangan pria itu sangat hangat dan tempat teraman di dunia saat ini. Sekarang Renjun benar-benar telah melupakan kekesalannya pada Lucas.

...

Jeno memeras lemon pada cangkir teh jahenya. Mengaduknya dengan pelan dan membawa cangkir itu pada Renjun yang duduk menahan sakit kepalanya yang menyerang.  Pundaknya tersampir handuk. Sedangkan mantel, celana, dan kemeja yang basah teronggok begitu saja dekat pintu masuk.

La La LoveWhere stories live. Discover now