Playlist 16 - SOS

491 48 10
                                    

Empat Tahun Kemudian

"Aku turut senang padamu Kak Doy."Renjun memeluk pria itu dengan erat. Renjun tidak menyangka bahwa Doyoung akhirnya memberitahunya kabar gembira, mimpi besar pria itu akhirnya tercapai.

"Kau kenal Mark Lee? Bukannya dia dekat sahabatmu itu yah?" Mereka berdua melepaskan pelukan dan berjalan beriringan menuju restoran untuk merayakan keberhasilan terbesar Doyoung dalam karirnya.

Ini adalah akan menjadi perayaan natal lebih awal untuk mereka. Natal masih 3 hari lagi, tapi ini adalah kado terindah dari Tuhan.

Renjun sudah mendukung Kim Doyoung dari awal pria itu meragukan dirinya. Tapi Renjun hanya melihat potensi dari pria itu. Doyoung memiliki masa depan yang cerah dengan bakat yang pria itu miliki. Ia sangat yakin akan ada cela dan pintu itu akan terbuka menuju kesuksesan Doyoung akan menjadi penyanyi terkenal.

"Aku hanya tahu dia. Sayang sekali kami tidak pernah punya waktu untuk mengenal."Renjun menyenderkan kepalanya pada bahu Doyoung. Berusaha terlihat cuek. Malam ini cuacanya kembali dingin dan walaupun Renjun sudah mengenakan jaket yang cukup tebal, baju berlapis dan syal, ia masih belum bisa menolerir dingin tersebut.

Doyoung memasukkan tangan Renjun kedalam saku jaketnya. Ia bahkan dapat merasakan dingin tangan Renjun dari sarung tangan yang dikenakan pria itu.

Renjun tersenyum kecil. Wajahnya bersemu menahan malu dan dingin disaat bersamaan. Namun rasa hangat memenuhi dalam dadanya.

"Mark Lee setuju kita akan kolaborasi, dia juga menawarkan diri ikut dalam produksi. Kau tahu keluarga Lee saat ini memiliki banyak power dimana-mana. Aku juga harus berterima kasih pada Jeno. Dia sudah banyak memberikan bantuan."Ucapan Doyoung membuat Renjun berkedip beberapa kali. Renjun tersenyum kecil.

"Aku tidak sabar bekerja dengannya."

"Aku akan menyampaikan terima kasih pada Jeno."

Renjun tertawa. Apa yang harus ia khawatirkan sekarang? Setelah sekian lama ia yakin perasaan miliknya sudah tidak ada hilang bersama kebodohan lalu, seharusnya setiap mengucapkan nama sahabatnya itu jantungnya tetap tenang.

"Sebaiknya kita segera masuk sebelum kau jadi es bingsu."Ejek Doyoung.

...

Mata Renjun sedang fokus merevisi laporan keuangan ketika notifikasi panggilan masuk. Jisung. Anak kecil itu sekarang sudah besar. Namun di mata Renjun, Jisung tetaplah bayi besar yang mencuri kue miliknya 4 tahun yang lalu.

"Halo paman."

Renjun dapat melihat senyuman bahagia di wajah Jisung. Seperti biasa, Jisung memiliki semangat yang menggebu-gebu. Anak ini tidak pernah absen untuk meneleponnya seminggu sekali. Bahkan Renjun tahu di tengah kesibukan anak itu di sekolahnya ia tidak akan melewatkan kesempatan untuk bisa mengganggu Renjun.

"Jisung..."Baru saja ini menanyakan kabar anak itu, tapi sepertinya Jisung sudah tidak sabar untuk memberitahunya suatu hal. Jisung sudah memotong perkataannya dengan cepat.

"Dengar paman, aku berhasil membuat jembatan!"Serunya dengan bersemangat. Respon Renjun yang pertama adalah terkejut.

Namun kemudian Renjun memikirkan proyek sekolah yang di hadapi anak sekolah dasar sekarang sangat luar bisa susah dibanding dirinya dulu.

"Wow. Jisung itu terdengar sangat menakjubkan."Ucap Renjun memuji anak itu.

Renjun tidak menyangka jika Jisung kecilnya akan menghadapi tugas membuat jembatan yang sulit. Jisung pasti sangat kesusahan untuk mengatur stik-stik es krim, atau mungkin sedotan, mungkin saja menggunakan lidi. Belum lagi membayangkan anak itu harus mengelem mereka, pasti...

La La LoveWhere stories live. Discover now