6. Be Your Manito (Ben dan Senja dari Garis Waktu)

326 31 126
                                    

Bell istirahat kedua berbunyi, saatnya makan siang

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Bell istirahat kedua berbunyi, saatnya makan siang. Senja mengeluarkan dua kotak bekalnya, yang satu berwarna merah muda untuknya, dan satu lagi berwarna biru muda bergambar dinosaurus untuk Ben, teman sebangkunya.

Isinya hanya nasi, sayur oseng buncis, dan tahu goreng, yang dia beli dari penjual sarapan dekat halte tempatnya menunggu angkot yang mengangkutnya beserta ibu-ibu penjual sawi yang akan menyetor ke pasar induk. Biasanya dia hanya membeli satu porsi saja, tetapi kemarin Ben bilang juga ingin makan apapun yang dimakan Senja, jadi dari pada Ben meminta-minta bekalnya lagi, hari ini Senja pun membeli dua porsi untuk Ben juga.

"Apaan nih Jong?"

Tanya Ben ketika Senja menyodorinya kotak bekal berukuran kecil itu.

"Makan siang, katamu kemarin ..."

"Been ayooooo ..."

Kalimat Senja terpotong.

Seorang gadis cantik berambut lurus panjang dengan seragam yang sengaja dibikin model junkies seperti baju adik dan rok di atas lutut, setengah menjerit bahagia sambil menarik lengan anak laki-laki yang sedang berbicara dengan Senja itu.

Dia Diandra, pacar baru Ben, yang kedua bulan ini.

"Eh Ijoong!"

Sapa Diandra hangat, ada satu peraturan bagi semua cewek pemuja Bihun atau Bennedict, harus ramah kepada sekertarisnya, yaitu Senja. Semua pun sepakat, toh Senja juga tak pernah rese atau pun melabeli dirinya dengan Si Yang Paling Dekat Dengan Ben.

"Oh hai Di, sapa Senja pelan kemudian sedikit tertunduk, jujur saja dia sedikit insecure jika berhadapan dengan fans-fans Bennedict yang rata-rata rupawan itu. Ada sebuah konsensus yang menyatakan jika ingin naksir Ben haruslah berwajah rupawan juga, biar like idol like fans, gitu.

Ben hanya sekilas menatap Senja karena terburu ditarik pacar barunya yang mengajak makan siang ke kantin sekalian pamerin Ben ke semua murid di sekolah ini.

Senja hanya menghela nafas, sudah biasa dia makan siang di kelas, toh tak punya teman yang terlalu akrab kecuali Ben, dia juga sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh Ben.

Ada satu orang lagi yang dikenalnya baik di sekolah ini, Nathanael atau Ael, adik dari Ben yang memiliki perilaku lebih dewasa dari kakaknya. Sayangnya Ael itu juga populer ditambah lagi dia ketua OSIS tahun ini, kalau Senja berlagak akrab, salah-salah nanti dikira pick me, malah musuhnya bisa tambah banyak.

Sebenarnya tak apa makan di kelas, tapi hatinya sungguh sumpek untuk sesuatu yang Senja sendiri tak mampu menjelaskannya.

Senja baru teringat teman-teman perempuan di kelasnya yang suka makan siang di area taman sekolah, Senja memutuskan membawa kedua bekalnya dan bergabung bersama mereka saja. Mereka baik apalagi setelah setahun yang lalu Ben bilang kalau Senja sahabatnya bahkan sekertarisnya, dijamin aman sekolah di ini.

Ever AfterDonde viven las historias. Descúbrelo ahora