9. A Proposal (Sessi and Sena from Sepulang Kerja)

143 26 51
                                    

Disclaimer, cerita ini merupakan sisipan sebelum ending Sepulang kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disclaimer, cerita ini merupakan sisipan sebelum ending Sepulang kerja. Series Series Sepulang Kerja, bisa teman-teman baca di laman Karya Karsaku : Wineminaya

***

Sessi menguap dan merentangkan kedua tangannya setelah berhasil menyelesaikan semua pekerjaannya di hari itu. Dia kembali dipekerjakan di Culture Publisher, atas campur tangan Rene, tentu saja.

Sessi berada di dalam divisi buku fiksi di bawah kepemimpinan Sanda yang kini sedang hamil besar. Semua senang sebab badai sudah berakhir, tapi ada yang lebih senang di antara mereka semua, siapa lagi kalau bukan Sena.

 Semua senang sebab badai sudah berakhir, tapi ada yang lebih senang di antara mereka semua, siapa lagi kalau bukan Sena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo pulang!" Ujar Sena yang sepertinya agak tergesa-gesa dari ruangannya.

Sessi mengangguk sambil mengemasi laptop dan semua barang-barangnya. Sena sedikit membantu dengan memasukkan semuanya ke dalam tote bag Sessi yang sangat besar dan berisi berbagai macam barang seolah kantung Doraemon itu.

Mereka berdua pun berpamitan dengan beberapa orang yang masih tersisa, sementara yang lainnya sudah tunggang langgang sebab tak ingin terjebak dalam lautan manusia yang berebut kereta transit.

"Apa nggak lebih baik kalau kamu pakai ransel? Pasti lebih lincah waktu berebut naik kereta bisa set set set set!" Oceh Sena sambil menenteng totebag berat milik Sessi yang bergambar Durian itu.

"Iya sih, tapi aku nggak suka, bukan gayaku kan?"

"Oh jadi ini lebih ke arah bergaya alih-alih fungsinya?" Cebik Sena sambil masuk ke dalam lift yang cukup penuh, mengikuti Sessi.

"Bisa dibilang begitu, lagian tote bag ini dari Mbak Sofi kan? Aku suka aja"

"Suka karena Mbak Sofinya? Gambar duriannya? Atau adik ipar Mbak Sofienya? Ujar Sena setengah berbisik sebab orang lainnya hanya diam.

Sessi terkikik geli dengan pertanyaan tak bermutu itu, "Adik ipar Mbak Sofi? Nala maksudnya?" Balas Sessi mempermainkan Sena.

Laki-laki itu pun memutar bola matanya petanda kesal.

Akhirnya mereka saling diam sampai lift itu mencapai lantai dasar di mana Sena memarkirkan motornya. Setiap hari Sena mengantar jemput Sessi dari stasiun. Sessi tak tinggal lagi di kost nya yang dulu meskipun Sena memohon -mohon bahwa lebih baik dia tetap tinggal di Kota J, dari pada tinggal dengan tantenya di pinggiran kota yang jarak tempuhnya 2  jam dari kantor dengan dua kali transit kereta.

Ever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang