-12

46 13 1
                                    


"Tunggu, bukankah kedua orang itu adalah calon yang digadang-gadangkan akan menjadi presiden selanjutnya?" Tanya Kim Yugyeom tiba-tiba.

Dua tokoh besar di dunia politik di negaranya memang sangat memberikan pengaruh terhadap perkembangan negaranya.

Tidak heran publik sangat mengenali dua tokoh itu. Karena pengaruhnya itu.

"Setiap manusia pasti ada saja celah buruknya." Tiba-tiba Cha Eunwoo yang sedaritadi hanya menyimak pun mengangkat pembicaraan baru.

Semua yang ada diruangan itu lantas menatap pemuda berkulit pucat itu dengan tatapan bingung.

"Bukan apa-apa hanya saja, waktu itu aku hampir saja terjerumus rencana jahatnya." Ujar lagi Cha Eunwoo.

Makin dibuat bingung oleh Eunwoo yang sebenarnya sangat-sangat bertele-tele dalam menjelaskan maksudnya. Untuk yang kesabarannya setipis kertas seperti Kim Mingyu lantas saja ia menggeram kesal sebagai responya.

"Apa maksudmu, kau ini setidaknya jelaskanlah. Jangan membuatnya sebagai teka-teki kembali." Sembur Kim Mingyu.

Cha Eunwoo pun yang melihatnya kembali terkekeh lucu, rasanya ia berhasil membuat seisi ruangan itu penasaran.

"Maksudku, dahulu aku pernah di mintai melakukan autopsi jenazah olehnya. Hanya saja aku hanya diperintahkan tanpa perintah yang jelas dan diminta untuk membuat laporan autopsi palsu." Jelasnya Eunwoo.

"Lalu, kau tahu siapa jenazah yang akan kau autopsi itu?" Tanya Jungkook.

"Korban dari kebrutalan anaknya. Kim Jiha yang sekarang berada di Amerika Serikat yang kabarnya pula dia sedang menuntut ilmu." Bukannya mendapat jawaban atas pertanyaannya dari dari pemuda berkulit pucat itu, Jungkook melainkan mendapatinya dari Eunha.

Seisi ruangan itu akhirnya mengangguk paham atas cerita yang rekannya alami.

"Mungkin saja, kerjasama ini juga bertujuan untuk membungkam mulut media akan hal ini?" Tanya Kim Yugyoem.

"Terlalu bias untuk membungkam media untuk saat ini karena masih ada catatan keburukan lainnya yang anak dewan itu lakukan." Papar Lee Woozi.

Woozi memperlihatkan beberapa kasus yang menyangkut anak dewan tersebut. Bukan hanya sebagai pembuat onar melainkan benar-benar sampah masyarakat.

"Lalu mengapa sampah sepertinya tetap dibiarkan bebas berkeliaran?" Tanya heran Jeon Wonwoo.

"Kau tanyakan saja pada kapten mu, apakah dia bekerja dengan serius atau hanya ingin menjadi terkenal?" Jawab Eunha dengan tatapan sengit.

Jungkook menggeram marah mendengar hal itu. "Kau, sepertinya sangat membenciku nona?"

"Bukannya benar perkataan ku? itu adalah tugasmu menangkap para sampah yang berkeliaran." Ucap gadis berambut pendek itu.

"Sudahlah, bukan waktunya untuk berdebat hal yang tidak perlu. Lagian bukannya ini adalah pertemuan kalian yang pertama tetapi aku seperti melihat kau sering bertemu dengannya Jung?" Sanggah Mingyu yang memberhentikan debat sengit atasannya.

"Ck... yang benar saja, apa kau bilang sering bertemu dengannya?" Decak kesal Jungkook.

Jung Eunha yang mendengar hal itu lantas dengan sewot menyembur. "Bisa buruk hari ku melihatmu setiap saat."

ADYAPATIWhere stories live. Discover now