AERSA & AEROS

76 37 2
                                    

Mohon koreksinya, maaf bila ada typo :)

Happy Reading💜

Seorang gadis terlihat sedang menunggu bus di sebuah halte dengan kakinya yang ia ayun-ayunkan karena bosan. Tak lama, sebuah bus datang dan berhenti. Dengan semangat empat-lima gadis tersebut segera berdiri dan berjalan dengan riang menaiki bus tersebut.

Langit mulai gelap, gumpalan-gumpalan awan cumolonimbus mulai menutupi langit yang cerah, menandakan akan mulai turun hujan. Tak lama setelah itu, tetesan-tetesan air mulai turun dengan deras.

"Hujan?"

Tak selang beberapa lama hujan berhenti, bersamaan dengan bus yang berhenti di sebuah desa kecil. Gadis tersebut segera berdiri untuk membayar dan turun dari bus tersebut. Kakinya mulai berjalan melewati jalanan yang dipenuhi oleh genangan-genangan air.

Sepanjang perjalanan tidak terlihat sama sekali orang. Sampai di sebuah rumah sederhana dengan pohon-pohon di sekelilingnya membuatnya terlihat sejuk. Gadis itu pun mulai melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

Ceklek....

"Ibu...Ersa pulang." ucapnya.

Aersa Violandra Maureen namanya. Gadis cantik yang sering dipanggil Ersa itu, berusia 20 tahun dengan tubuh mungil dan rambut panjang sebahu.

Seorang wanita paruh baya tiba-tiba datang. Dengan nada bicara yang ketus ia berbicara "Mana uang hari ini!" pintanya sambil menadahkan tangannya. Yang tak lain ialah Ibu Ersa.

"Ini bu, uangnya." ucap Ersa memberikan uang dari hasil jual kue.

"Bagus, sana pergi dari sini!" ucap Ibu Ersa dengan jengkel.

"Iya bu."

Pandangan Ersa tak sengaja melihat ke arah map berwarna merah yang berada di atas meja ruang tamu.

Lantas ia pun bertanya "Ibu, ini kertas apa?"

"Oh, itu. Saya ingin menjual mu."

"A-apa??!"

Dengan raut wajah tak percaya, Ersa segera mengambil map yang berada di atas meja dan membaca isinya.

"Bu, apa ibu benar ingin menjual ku??!"

"Ya, memangnya kenapa? Kamu sendiri tidak berguna!" ucap Ibu Ersa dengan enteng, tanpa tahu tatapan kecewa dimata Ersa.

"Ibu! Apa selama ini yang aku lakukan tidak berarti untukmu, bu? Aku selalu menerima perlakuan kasar mu padaku. Cacian! Hinaan! Pukulan!. Apakah kamu tahu aku selalu kecewa tapi aku selalu berharap ibu dapat berubah."

"Tapi nyatanya apa? Sepertinya semua yang aku lakukan sia-sia! Aku bahkan harus berhenti sekolah karena permintaan mu, bu? Aku selalu menurutimu! Apa selama ini kamu masih tak bisa memaafkan ku atas kejadian itu? Aku sudah bilang, bukan aku bu! Bukan aku!! Apa aku ini bukan anakmu?? Jawab aku bu!"

"Banyak bicara kamu, pergi ke kamar!. Tidak perlu ikut campur urusan saya!!!"

"Ok, fine."

***

Duk! Duk! Duk!

"Ersa! Buka pintunya!"

"Apa?"

"Ikut saya!"

Ibu Ersa mencengkram erat tangan Ersa dan menariknya menuju lantai pertama, ruang tamu.

"I-ibu s-sakit! Ibu...."

[10] THE BOOK COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang