SENJA MEMBIRU

75 37 15
                                    

Mohon koreksinya, maaf bila ada typo :)

Happy Reading💜

Seorang pemuda duduk sendirian di pantai. Ditangan terdapat sebuah foto. Didalam foto tersebut terlihat sepasang orang berbeda jenis kelamin sedang berpelukan. Ia tersenyum melihatnya, tapi matanya memancarkan kesedihan.

"Senja, bagaimana kabarmu? Kamu pasti bahagia disana. Kamu pasti sudah tidak merasakan sakit, kan?" tanya pemuda itu memandang ke depan dengan pandangan kosong.

"7 tahun, 7 tahun kamu ninggalin aku Senja." gumamnya lirih sambil mengusap foto yang ia pegang.

Pemuda itu menundukkan kepalanya "Aku merindukanmu. Aku tidak menjalani kehidupanku dengan baik setelah kepergian mu. Bahkan sampai saat ini aku belum menemukan orang yang membuat bahagia lagi, seperti apa yang kamu minta." ucapnya getir.

Pemuda itupun menaruh foto itu lagi ke dalam dompetnya. Ia lalu mengambil gitar yang ia letakkan disampingnya dan menaruhnya di pangkuannya.

Jrenggg

Petikan gitar terdengar di keheningan pantai. Suara ombak berderu lembut. Semilir angin bertiup lembut menerbangkan anak rambut pemuda itu. Dengan perlahan petikan dari senar gitar mulai menghasilkan nada. Bibir tipis pemuda itu mulai menyanyikan sebuah lagu.

Di setiap masa yang telah kulewati
Meluap bersama kisah tak terganti
Senja mulai membiru menunggu yang berlalu
Haru air mata menyela iringi rindunya

Jika ku merasa sepi
Kembalilah ke tempatku menanti
Sebelum waktu menuntut mati

Beritahu aku cara melupakanmu
Seperti kau ajarkanku dewasa
Beritahu aku cara merelakanmu
Seperti kau ajarkanku bahagia
Biarkan ku menepi jika kau akan kembali

Dan yakinkan ku bahwa kau t'lah temukan yang kau cari
Izinkan ku membenci pada sang pengganti
Dan yakinkan ku bahwa kau t'lah temukan yang kau cari

***

Seorang pemuda sedang berdiri depan cermin. Wajahnya tampan dengan tubuh yang tinggi. Rambutnya hitam terpotong rapi. Alisnya tajam. Manik matanya berwarna coklat dengan tatapan yang tajam. Hidungnya mancung dengan bibir tipis.

Pemuda itu bernama Fajar Pratama, yang lebih akrab disapa Fajar. Pemuda itu memakai kaos putih dengan celana jeans hitam, serta sepatu sneakers warna putih. Setelah ia rasa cukup, pemuda itupun segera pergi dari kamarnya. Tak lupa membawa jaket kulit berwarna hitam, dompet dan handphone.

"Mau kemana, nak?" tanya seorang wanita paruh baya, yang tak lain adalah mama Fajar.

"Ma, Fajar mau ke Senja." ucapnya sambil menyalami tangan mamanya.

"Iya, hati-hati ya."

"Iya, ma."

Fajar pergi ke tempat bagasi. Menaiki motor sport berwarna putih miliknya dan menjalankannya, meninggalkan mansion keluarga Pratama.

Disepanjang jalan, motor sport itu berjalan dengan kecepatan di atas rata-rata. Melewati berbagai macam kendaraan dengan lincah. Motor sport itu berhenti di sebuah toko bunga. Fajar turun dari motor seraya melepas helm yang ia kenakan dan berjalan memasuki toko bunga tersebut.

"Selamat datang. Mau beli bunga apa, kak?" tanya pegawai tersebut.

"Ya. Buket mix bunga mawar merah dan putih." ucap Fajar.

[10] THE BOOK COLLECTIONحيث تعيش القصص. اكتشف الآن