CH 19

7.6K 671 63
                                    

Kantor dihebohkan dengan berita pembunuhan seorang aparatur negara. Kepolisian setempat telah mengonfirmasi bahwa salah satu anggota polisi berinisial G ditemukan dikediamannya dalam keadaan mengenaskan. Terdapat potongan lidah ditangan kanannya yang diketahui miliknya sendiri. Bahkan kuku-kuku jari tangan juga terlepas semua.
     

Manusia mana yang tega melakukan hal sekeji itu.
     

'Diketahui bagian leher korban terdapat sayatan berbentuk huruf V. Dan terdapat tulisan Demonic pada lantai yang ditulis dengan darah korban. Sampai saat ini polisi masih mencoba untuk mengumpulkan bukti-bukti pembunuhan....'
  
 

Siaran televisi yang menampilkan berita itu dimatikan. Yugyeom menghela napas. Batinnya terasa jengkel. Lagi dan lagi—Demonic. Kejadiannya pasti tadi malam. Mengingat mayat itu ditemukan pagi ini.

"Ironis sekali", celetuk Bambam sarat akan keprihatinan. Kepalanya masih agak pusing akibat terlalu banyak minum semalam. Beruntung Mingyu membawakan haejangguk*, lumayan bisa menghilangkan rasa pengar yang mendera.

*Sup memiliki isian berupa daging sapi beserta jeroan dan dihidangkan selagi hangat. Biasa dimakan untuk menyadarkan diri dari rasa mabuk.
   
     

Perintah dari kapten Yoo sudah turun sebelum berita disiarkan. Dikarenakan hari ini pekerjaan sangat padat. Mereka membagi tim untuk berpencar. Tim pertama pergi ke hutan yang kemarin terbakar. Tim kedua ke kantor kepolisian. Dan tim ketiga ke rumah sakit tempat autopsi jasad korban.

"Jung, kau pucat sekali. Kau sakit?", Hoseok yang sedari tadi diam memperhatikan sontak bertanya kala Jungkook hampir saja limbung. Dengan sigap ia menompang tubuh pemuda itu.

Gelengan lemah Jungkook berikan sebagai jawaban. Sebetulnya Jungkook merasa tak enak badan. Pagi-pagi sekali ia sudah bolak-balik ke toilet karena mual. Tubuhnya jadi lemas. Ditambah ia belum mengisi perutnya lagi pagi ini.

"Jung, serius kau tak apa?", Wonwoo kembali menanyakan kondisi Jungkook. Membuat Bambam dan Minki menoleh heran. Lantaran lelaki yang memiliki jiwa apatis itu tak pernah bersikap layaknya orang peduli.

"Tak apa, sunbae", Jungkook meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.

Wonwoo bingung harus melakukan apa. Taehyung sudah menghubunginya dan mengatakan Jungkook tengah hamil—anak Taehyung. Yang berarti ia harus menjaga calon penerus dari atasannya. Bisa bahaya jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Jungkook, nyawa Wonwoo dipertaruhkan. Taehyung tak segan-segan melenyapkannya kalau ia tak becus.

Melihat Wonwoo yang memucat, Minki lantas penasaran. Gerak-gerik lelaki itu seperti orang gelisah. "Kau kenapa, Woo? Seperti ketakutan"

"Hah? Tidak", elaknya cepat.

"Jung, kau bersama ku saja ya?" Minhyun meminta Jungkook untuk masuk kedalam timnya. Tanpa permisi ia memegang tangan Jungkook untuk digenggam. Namun, reflek Jungkook setelahnya membuat ia sedikit terkejut. Pemuda manis itu dengan cepat menepis tangannya. Kemudian mengambil jarak.

Mengingat apa yang dikatakan Taehyung semalam. Sebisa mungkin Jungkook menjaga batasan dengan Minhyun. Taehyung bilang Minhyun merupakan orang kepercayaan pemimpin chaodis—orang yang Taehyung incar. Jungkook tak tahu bagaimana rupa ketua organisasi itu. Yang ada dibenaknya dia pasti sangat menyeramkan.

Raut wajah yang menampilkan keresahan terekam jelas di penglihatan Minhyun. Jungkook seperti takut padanya. Apa ini karena ia membentak Jungkook kemarin. Bukankah ia sudah meminta maaf.

"Jung—", Minhyun hendak mendekat bermaksud menjelaskan tapi Jungkook memotongnya.

"A-aku dengan Bambam saja, sunbae", bahkan Jungkook tak menatap mata Minhyun saat berbicara.

CRIME || taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang