SELAMAT (Takdir Aku dan Kamu)

75 36 2
                                    

Mohon koreksinya, maaf bila ada typo :)

Happy Reading💜

Di suatu taman yang berada dipusat kota. Taman yang dikenal dengan sebutan Taman Kenangan. Setiap hari taman ini selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang, baik anak-anak, muda-mudi bahkan orang tua sekalipun. Di taman itupun terdapat beberapa cafe dengan live musik sebagai hiburan. Para pedagang asongan dan kaki lima pun ada di sana.

Terlihat seorang pria berdiri tak jauh dari kumpulan orang-orang. Ia tampak melihat sekelilingnya dengan bernostalgia?. Disampingnya terdapat seorang wanita dengan rambut tergerai sepinggang.

Mata pria itu berkedip tak kala indra pendengarannya menangkap suara anak kecil yang memanggil ibunya, ditambah suara yang tak asing ditelinga nya. Bahkan ia mengalihkan pandangannya ke samping, dimana seorang wanita berkerudung sedang tersenyum manis kepada seorang gadis kecil. Dan disampingnya terdapat seorang pria yang tersenyum penuh kehangatan pada keduanya.

Aqila? batin pria itu.

Pria itu terdiam menatap sosok wanita itu. Kemudian ke arah gadis kecil yang berlari ke arahnya. Gadis kecil yang memiliki mata coklat yang indah, apalagi manik kebinaran itu. Persis seperti sosok wanita itu.

Pria itu tersenyum seraya menggenggam tangan wanita yang berada disampingnya.

Kamu terlihat bahagia sekali batinnya.

Gadis kecil itu berlari dan masuk ke dalam pelukan hangat ibunya. Wanita itu lalu mencium kedua pipinya dan memperbaiki kerudung yang dipakai gadis kecil itu.

"Putri bunda sangat cantik!" puji wanita berkerudung itu. Aqila Navis Azzahra, yang lebih akrab disapa Aqila, adalah seorang wanita berusia 25 tahun dan telah menjadi sosok ibu.

"Makasih ya, bunda." ucap gadis kecil itu, yang tak lain adalah putri dari Aqila. Aisyah Putri Abimana, yang lebih akrab disapa Aisyah.

"Sama-sama sayang." jawab Aqila tersenyum lembut.

Gadis kecil itu mengalihkan pandangannya ke arah pria yang berdiri disamping ibunya. Pria itu tak lain adalah ayahnya, Ibrahim Rayhan Abimana, yang lebih akrab disapa Rayhan.

"Ayah, bunda, ayo pergi ke sana Aisyah mau lihat kembang api, boleh kan?" tanya Aisyah kepada kedua orang tuanya.

"Boleh sayang." ucap Rayhan lembut.

"Yeyyy makasih, Ayah!" seru Aisyah.

Aqila tersenyum melihat interaksi suami dan putrinya.

"Mas, kamu sama Aisyah pergi ke sana dulu. Aku mau ambil sesuatu di mobil." ucap Aqila kepada suaminya, Rayhan.

"Baiklah."

"Ayo kita ke sana putri ayah." ucap Rayhan sambil menggendong Aisyah.

"Goooo!!" seru Aisyah semangat yang membuat Rayhan tertawa kecil.

Wanita itu memandang kepergian suami dan anaknya. Saat akan berbalik, tak sengaja netranya bersinggungan dengan netra orang lain yang menurutnya tak asing.

Deg

Zaidan? batinnya.

Wanita itu terpaku. Ia tiba-tiba mengingat kejadian-kejadian yang dahulu ia dan pria itu lalui bersama. Ia tersenyum kearahnya, apalagi melihat pria itu sedang menggenggam tangan seorang wanita hamil disampingnya.

Kamu akhirnya menemukan kebahagiaanmu batinnya dengan raut bahagia dan lega.

Setelah itu ia pun beranjak pergi dari sana, meninggalkan pria yang masih menatap kepergiannya. Pria itu adalah Zidan Christoffer Nelwan, yang lebih akrab disapa Zidan.

Aku bahagia, Aqila batin Zidan dengan matanya memancarkan ketegasan.

"Mas...."

"Mas...."

"Mas Zidan?" panggil seorang wanita pada pria disampingnya, dengan menepuk pelan lengan pria itu.

Zidan tersentak kaget "Ah, iya. Kenapa Hanum?" tanya Zidan dengan lembut kepada istrinya. Hanumie Angelina, yang lebih akrab disapa Hanum

"Kamu aku panggil dari tadi lho, mas. Kamu ngelamunin apa?" tanya Hanum heran.

"Tidak ada." ucap Zidan menggelengkan kepalanya pelan.

"Baiklah."

"Mas, ayo kita pergi ke sana. Aku ingin melihat kembang api." pinta Hanum kepada Zidan.

"Terimakasih, Mas." ucap Hanum tersenyum manis.

"Iya, ayo pergi." ucap Zidan. Tangannya menopang pinggang istrinya dan menuntunnya berjalan dengan hati-hati.

"Hati-hati." ucap Zidan dengan penuh perhatian.

***

"Cantik."

"Siapa dia?"

"Perkenalkan namaku Zidan Christoffer Nelwan. Siapa namamu?"

"Aqila Navis Azzahra."

"Kamu tidak apa-apa, Qila?"

"Aku baik-baik saja. Terimakasih telah menolongku."

"Aqila, aku ingin mengenalmu lebih dalam."

"Terimakasih."

"Qila, mau jadi pasangan ku?"

"Maaf."

"Qila, kenapa kamu menjauh dariku?"

"Kita berbeda, Zidan. Maaf."

"Qila, aku akan mualaf?"

"Jangan karena kamu mualaf karena ku, Zidan. Mualaf lah karena Allah dan ingin mendapatkan cinta serta ridho-Nya, Zidan."

"Qila, tolong jangan menjauhiku."

"Aku tak bisa mengambil mu dari Tuhan mu Zidan, maaf."

"Qila, menikah dengan ku?"

"Maaf Zidan aku tidak bisa menerimanya. Aku bahagia bisa mengenalmu, terimakasih."

"Kamu mau menikah, Qila?"

"Ya, aku harap kamu bisa datang ke pernikahanku."

"Aku akan datang."

"Qila, aku juga bahagia bisa mengenalmu. Semoga kamu selalu bahagia, terimakasih."

•••Tamat•••

Jangan lupa beri aspirasi ya😊
Terimakasih🤗

[10] THE BOOK COLLECTIONWhere stories live. Discover now