kedelapan belas

420 84 1
                                    

Hari pertunangan telah tiba, Yoshinori tak karuan karena hati berdetak kencang. Membayangkan betapa indahnya Karina bak seorang Dewi Athena. Membayangkan saja membuatnya lemah, bagaimana jika melihat secara mata telanjang.

"Yos, lu bisa diem dikit ga si? kaya orang bisul tau ga si." Kata Jihoon sedikit kesal melihat temannya tatkala mundar-mandir tak tentu arah.

Lelaki Jepang itu menatap tajam ke arah Jihoon. "Lo belum ngerasain, masalahnya ini Karina. Ga kebayang cantiknya kaya apa."

Baru saja Jihoon ingin menjawab, pintu terbuka. Menampilkan Papa Yoshinori dengan jas hitam, yang membuatnya tampan.

"Ayo, kita berangkat. Ngapain aja si kamu lama banget, emangnya kamu yang mau di lamar ha?" Kata Papa Yoshinori garang. Pasalnya beliau sudah menunggu di mobil kurang lebih 30 menit.

"Biasa, sok grogi om. Gagal aja."

"Lo Hoon, mulut lo minta gue cabein."

"Mau dong~~"

Papa Yoshinori melerai, tak sanggup melihat tingkah kedua orang di depannya melebihi anak dini. Pusing rasanya, mau nyumbangin ke yang butuh.

Dalam perjalanan, Yoshinori tetap bergerak ke sana-sini. Jantungnya malah semakin berdebar dalam perjalanan, takut tiba-tiba Karina menolak, takut Papa Karina tiba-tiba mengusir. Padahal tak akan. Aduh.

Sampai rumah besar Karina, mereka bertiga disambut hangat oleh satpam penjaga, ART dan tentu Karina berserta sang Papa. Dan benar saja, Karina begitu menawan memakai dress putih pilihannya dua Minggu lalu. Acara pertunangan Karina dan Yoshinori yang hanya dihadiri sedikit orang berjalan lancar.

Saat ini keduanya berada di gazebo dengan Karina memeluk lengan Yoshinori, kepalanya diletakkan kepala pada pundak Yoshinori.

"Aku ga sangka, kita beneran sampe tahap ini. Jangan bosen ya? kalo kamu ada kesuntukan, kita omongin baik-baik." Kata Karina memperingati, pasalnya dia betul-betul mencintai sosok Yoshinori seperti dia mencintai Papa.

Padahal tanpa membuat janji, Yoshinori akan selalu mencintai, menyayangi, menjaga Karina tanpa paksaan.

"Aku janji, kita jalani sampe punya anak 12."

Karina memukul pelan kepala pacar nya itu. "Mau bikin tim bola sendiri hah??!" Katanya galak.

"Bercanda." Lalu mengecup kening Karina.

Akan selalu Yoshinori genggam tangan Karina kemanapun, sosok yang pertama kali membuatnya berdebar, senyum yang paling cantik setelah sang Mama. Karena Karina tahta tertinggi setelah Mama.

Hello; YorinaWhere stories live. Discover now