Cerita berpusat di tahun 2015. Disebabkan kecelakaan ketika berumur sembilan, Darius Odiseta terbaring di atas ranjang selama tujuh tahun. Saking tak adanya harapan siuman, keluarga yang menunggu dihinggapi rasa putus asa. Di tengah kebimbangan meng...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
••• 18.
Selasa pagi keesokan harinya, ratusan murid baru berkumpul di depan gedung masing-masing mengikuti arahan kemarin. Bersiap melakukan agenda selanjutnya yakni tur keliling sekolah. Beruntung hingga semua gerbang ditutup oleh security, tak ada yang dihukum karena terlambat.
Termasuk Odi dan Alan, tingkatan senior (SMA) memiliki total 160 murid baru. Selalu seperti itu seperti tahun-tahun sebelumnya. Maka dibentuklah 10 kelompok demi memudahkan jalannya kegiatan. Tiap kelompok berisi 15-16 orang dan diawasi 2 orang panitia. Sebagai pegangan, semua murid dibekali dena sekolah.
Meskipun tak ada yang telat, Albi selaku ketua panitia memberitahu disela-sela sambutannya bahwa ada enam orang yang dipastikan tidak hadir karena berbagai alasan. Murid-murid ini akan mendapat tur terpisah di kemudian hari.
Tur pun dimulai. Di depan barisan kelompok 8, dua orang berkaos kuning sedang memberi arahan. Di antara barisan, Odi terlihat paling menonjol karena tingginya yang mendekati 180 sentimeter. Di samping cowok itu, terdapat Alan yang sudah standby dengan senyuman secerah mentari.
"Saran saya jangan malas mencatat karena apa yang kalian dapatkan hari ini akan sangat berguna. Jika ingin bertanya pada pemateri nanti, acungkan tangan terlebih dulu. Terakhir, pastikan tidak tertinggal dari kelompok. Kalau mau ke toilet, izin! Kalau ada yang tidak sehat, bilang! Saya akan menuntun kalian di depan sementara Kak Yasmin mengawasi dari belakang. Paham?" jelas gadis bertopi putih cap little pony, nada bicaranya tegas. Di ujung kalimat dia menunjuk perempuan berhijab di sebelahnya.
"Oke, kita langsung ke tempat pertama. Siap?!" sambung senior bernama Aurel tersebut.
"SIAP KAK!!" Kelompok 8 berseru kompak.
Dari penjelasan Aurel disela-sela perjalanan, J-SA terbagi menjadi dua area. Outdoor dan indoor. Area outdoor adalah semua tempat yang berlaku umum seperti perpustakaan, gedung olahraga, stadium baseball, taman, dan masih banyak lagi. Umum di sini maksudnya untuk siswa-siswi dari semua jenjang. Sedangkan indoor merupakan bangunan tempat belajar secara resmi. Ruang kelas artinya jika mau disederhanakan.
Pertama-tama, kelompok Odi mendatangi perpustakaan pusat. Sementara beberapa kelompok lain berpencar memasuki tempat lain.
Baru setengah jalan, Alan mencuri bisik pada temannya.
"Ya ampun, Di. Gak senior gak junior manis-manis banget. Gimana gak betah gue sekolah di sini," gumam Alan terdengar antusias. Merasa beruntung kelompoknya didampingi dua senior perempuan sekaligus. Cantik-cantik pula.
"Shhh! Jangan bicara, Lan. Nanti kita dimarahin," tegur Odi sembari menaruh telunjuknya di bibir.
"Hadeh! Lo emang gak asik diajak mengagumi ciptaan Tuhan."