Mi-Ke-Li

38.1K 1K 51
                                    

Mi-Ke-Li

Bergenre fiksi romance.

♡♡♡♡♡

Sekolah telah usai, murid-murid sudah keluar dari kelas sejak sepuluh menit yang lalu. Begitu juga dengan Mili dan Marsya. Mereka berdua berjalan beriringan menuju pos satpam sekolah. Kebiasaan mereka berdua duduk di pos satpam sambil menunggu jemputan datang.

Marsya memperhatikan raut wajah Mili yang terlihat sendu. Tanpa bertanya ke Mili, Marsya sudah tahu siapa yang menyebabkan sahabatnya itu murung, dan orang yang di maksud tak lain adalah paman Marsya sendiri, namanya Mike. "Jangan murung seperti itu Mili, aku jadi prihatin melihatmu."

"Kamu pikir aku mau?! Ini semua gara-gara Unclemu itu. Sudah seminggu pergi ke luar kota tapi sekalipun dia tidak menghubungiku. Aku sumpahin kamu juga akan ngalami hal yang sama persis denganku!"ucap Mili dengan penuh emosi.

Marsya membalas dengan mencebikkan bibirnya, "Susah ngobrol dengan orang yang gila!"

"Sialan!"

"Lagian kamu sudah tahu sifat Uncleku, jadi percuma juga kalau kamu ngambek. Mending kita main game sepuasnya, malam ini menginapkan?" tanya Marsya.

"Mike nggak ada, jadi nggak seru. Lagian Marcell pasti datang menginap jadi kamu nggak usah khawatir."

"Yah... Nggak seru kalau kamu nggak ikut."

"Kamu seneng banget ya Sya ngelihat aku gigit jari. Kalian berdua nanti pasti akan mesra-mesraan di depanku. No way saja."

"Ayolah Mili... Please... Kamu ikut ya. Aku janji mesra-mesraannya saat aku dan Marcell hanya berdua." Marsya lalu mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking milik Mili. Di sertai tatapan puppy eyesnya sehingga Mili tak kuasa untuk menolak permintaan sahabat karibnya itu.

"Oke, aku ikut. Puas?!"

Marsya tersenyum dan mengangguk, "Makasih, Mili." Marsya lalu memeluk tubuh Mili.

"Sya... Aku tidak bisa bernafas. Kamu memelukku terlalu erat." Marsya nyengir lebar dan melonggarkan pelukannya.

"Maaf, Mili." ucapnya.

"Yang benar saja, aku mungkin bisa pingsan. Dan alasan pingsanku nggak etis banget. Masa alasannya pingsan gegara dipeluk."

"Sorry, aku nggak bermaksud begitu. Hanya saja aku terlalu senang."

Mili mengibas-ngibaskan tangannya, "Iya aku tahu. Yuk, itu si Marcell sudah datang." Marsya menoleh dan melihat mobil kekasihnya sudah berada di depan pintu gerbang. Marcell tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah mereka berdua. Marsya dan Mili berjalan beriringan menuju ke mobil. Membuka pintu mobil lalu duduk di kursi penumpang.

"Sorry, aku sedikit terlambat. Ada tambahan tugas."ucap Marcell memberi penjelasan.

"Nggak masalah, Yank. Cuma telat setengah jam doang. Betul nggak Mili?" tanya Marsya meminta dukungan suara.

"Iya. Cuma telat setengah jam tapi setengah jam itu sudah menyebabkan perutku keroncongan."

"Ais... Mili yang benar saja. Tadi kamu pas istirahat sudah makan di kantin."

"Mau gimana lagi, kenyataannya perutku sudah lapar lagi minta di isi."

"Ais, gara-gara Uncle kamu jadi gampang ngambek. Aku dan Marcell yang kena getahnya."

Marcell malah tersenyum, dengan sebelah tangannya ia mengelus kepala Marsya, "Sudah Hon, Mili lagi bad mood. Biarkan saja, jangan mengganggunya. Mungkin Mili sedang ada tamu bulanan, makanya gampang ngambek dan sewot nggak ketulungan. Kalau Unclemu sudah pulang pasti Mili juga kembali kehabitatnya."

About Love and AgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang