04. Pendekatan

289 42 18
                                    

Ketika hyunseok sedang asik makan tiba tiba ada segerombolan orang mendatangi dirinya, di ketuai oleh seorang remaja memakai kacamata.

"Kau park hyunseok?" Tegur remaja berkacamata itu.

Hyunseok mengerutkan dahinya tidak tau siapa orang yang ada di depannya ini, dan hyunseok merasa dirinya tidak menggangu siapapun tapi kenapa hari ini hari pertama sekolahnya banyak sekali orang yang mencarinya.

Di sisi lain Yohan menatap yoojin dengan tidak suka, keliatannya Yohan emosi dengan yoojin yang tiba tiba mendekati hyunseok.

"Iya, dan siapa kau?" Jawab hyunseok.

"Perkenalkan aku yoojin, ternyata setelah di lihat lebih dekat kamu lebih cantik" Dia yoojin, siswa kebanggaan guru guru karena kepintarannya yang selalu memenangkan olimpiade mewakili sekolah.

Hyunseok kesal di buatnya, hyunseok berfikir bahwa dirinya ini lelaki tulen, kenapa banyak yang bilang dirinya cantik sih.

"Ada perlu apa mencari ku?" Balas hyunseok tidak menggubris yoojin yang mengatakan dirinya cantik.

Satu kantin memperhatikan interaksi mereka.

"Aku menyukaimu sejak pandangan pertama, maukah kamu menjadi pacarku?" Ucap yoojin tersenyum tulus.

Kantin menjadi hening sesaat. Zin dkk yang memang sedang duduk bersama melihat interaksi mereka setelah itu tersedak makanan, dan Yohan sudah mengepalkan tangannya.

"Tid-" sebelum hyunseok menyelesaikan ucapannya, yoojin memotong ucapan hyunseok.

"Ah, kau tidak perlu terburu buru untuk menjawabnya. Aku akan memberi mu waktu 3 hari, pikiran lah itu baik baik"

Hyunseok tidak merespon. Dan yoojin tiba tiba mendekati dirinya dan berbisik kepada telinga Hyunseok yang membuat dirinya merinding.

"See you again, babe" ucap yoojin dan akhirnya tersenyum menatap Hyunseok, tindakan yoojin tersebut tidak luput dari pasang mata semua murid yang ada di kantin, sepertinya bukannya hanya hyunseok saja tetapi semua orang pun ikut kaget.

Hyunseok terdiam, yoojin dan gengnya pun akhirnya pergi.

Sinting. Benar benar gila. Orang aneh itu tiba tiba datang menemui hyunseok dan menyatakan cintanya. Benar benar di luar nalar dirinya mendapatkan pernyataan cinta dari kaum sejenisnya, hyunseok dibuat merinding kembali. Hyunseok ini masih st8 dan masih demen oppai. (Yakin kah deckk? -author)

Sementara itu di sisi lain, Yohan menggenggam susu kotak sampai isinya muncrat keluar dan jatuh berserakan. Melihat hal itu hyunseok langsung saja mengambil tisu yang di sediakan di meja dan memberikannya kepada Yohan.

"Yohan, kamu gapapa?" Tanya hyunseok khawatir karena wajah Yohan terlihat memerah. (Merah emosi kali tu kasian mau cemburu tapi gada hak, awowkwk)
Yohan menerima tisu dari hyunseok.

"Sepertinya susu itu sudah basi, makannya aku melakukan hal tadi" ucap Yohan.

"Hyunseok, aku kembali ke kelas duluan ya, tadi aku lupa harus ada urusan yang perlu aku urus" ucap Yohan kembali dan segera bergegas, tidak lupa dia menyimpan nampan bekas makannya dan langsung pergi meninggalkan hyunseok.

Hyunseok tidak masalah dengan hal itu. hyunseok pun sekarang duduk sendiri, dan melanjutkan makanannya walaupun masih banyak pasang mata yang memperhatikan dirinya.

Akhirnya bel pulang tiba. Hyunseok benar benar lelah, padahal ini adalah sekolah pertamanya sebagai murid baru, tetapi sudah ada banyak hal yang menimpanya.

Tak berselang lama hyunseok pun pergi meninggalkan kawasan sekolah menaiki motornya.

Di perjalanan pulang, hyunseok salah fokus karena melihat seorang pria sedang di keroyok oleh kelompok berjas hitam berbadan besar, bisa di hitung jumlahnya lebih dari 20 orang, dan orang tersebut terlihat berlumuran darah.

Merasa kasian karena lawannya tidak seimbang, hyunseok pun memiliki ide untuk menolong orang tersebut. Tanpa pikir panjang hyunseok langsung mendatangi dengan menabrak orang berbadan besar tersebut dan semua orang yg ada di sana melihat kearah hyunseok terutama seorang pria yg berlumuran darah.

"BAJINGAN SIAPA KAU?!!" teriak salah satu orang berjas hitam.

Hyunseok dengan santai turun dari motornya tanpa membuka helm untuk menyamarkan identitasnya.

"Hei paman, kalo berani jangan keroyokan. bye one lawan satu sini" ucap hyunseok menantang.

"BERANI BERANINYA KAU, SERANG DIA!!"

Orang orang berjas hitam itu pun terpancing emosi, satu persatu maju untuk menghabisi hyunseok. Tetapi hyunseok mengatasinya dengan mudah. Orang yng berlumuran darah itu mengambil kesempatan untuk menumbangkan lawan yang masih tersisa.

Akhirnya orang orang berjas hitam itu pun mengepung mengelilingi hyunseok dan orang yang berlumuran darah tadi.

"Hah, hah, sial tak ada habis habisnya" hyunseok terengah engah di balik helmnya.

"Siapa kamu? dan kenapa kamu membantuku" tanya orang yang berlumuran darah tadi sambil memposisikan tangan untuk melawan orang berjas yang mengepung mereka berdua.

"Masih bisa berbincang bincang kalian? SEMUANYA HABISI MEREKA BERDUA" perintah salah satu orang berjas hitam.

Perkelahian pun tak terelakan, orang berjas hitam itu pun akhirnya kewalahan dan pingsan serta babak belur oleh pukulan hyunseok dan pria tadi.

"Akhirnya menang, hampir saja aku terpojokkan" ucap hyunseok

"Pak, apakah anda baik baik saj-" belum selesai hyunseok berbicara ia melihat pria berlumuran darah tadi hampir pingsan dengan sigap hyunseok menahan dengan badannya. Hyunseok dengan posisi berdiri menahan badan pria tadi yang sekarang pingsan.

"Anjir berat, pak bangun pak..!" Hyunseok terkejut ketika melihat tangan dirinya berlumuran darah, ternyata pria ini tertembak di sekitar perutnya.

"Sial, ini harus segera di obati.. jika aku membawa ke rumah sakit akan merepotkan karena sepertinya pria ini bukan orang biasa dan polisi sebentar lagi akan tiba. terpaksa aku harus membawanya ke rumah ku" gumam hyunseok

Dengan susah payah hyunseok memapah pria tadi, hyunseok membonceng pria tadi menggunakan motornya tak kehabisan akal hyunseok mengikat pria tadi menggunakan tali yang dia temukan di pinggir jalan tadi dan dia ikat ke pinggangnya agar tidak jatuh.

Sesampainya di rumah. "Sialan.. kenapa aku harus melakukan hal merepotkan seperti ini" ucap hyunseok tak habis pikir dengan tindakannya sendiri.

Beberapa saat kemudian.

Pria berlumuran darah itu pun akhirnya tersadar, dia terbang di sebuah kamar dan langsung melihat sekitar dan memaksa bangun. sepertinya hyunseok telah mengobati pria itu pasalnya bagian bawah perutnya kini di perban.

"Kau sudah bangun, jangan memaksakan diri" hyunseok datang dari pintu kamar membawa secangkir minum.

Pria itu tertegun sesaat pasalnya hyunseok terlihat sangat cantik untuk ukuran laki laki.

"Luka mu belum kering, jadi jangan banyak bergerak" ucap hyunseok lagi sembari menyodorkan secangkir minum.

Pria tersebut menepis cangkir yang di berikan hyunseok dan cangkir tersebut pecah berserakan ke bawah kasur, untung saja itu tidak mengenai hyunseok.

"Siapa kamu dan dimana aku? Kenapa kamu menolong ku, apa yang kamu mau?" Pria tadi akhirnya berucap mengeluarkan suara.

Hyunseok akhirnya kesal menghadapi om om yang ia tolong ini.

"Pertama aku hanya seorang pelajar biasa yang kebetulan lewat melihat dirimu yang sedang di keroyok oleh orang berbadan besar karena aku merasa kasian dan akhirnya menolong mu, kedua, ini di rumahku.. aku tidak tega melihat mu berbaring di jalanan berlumuran darah seperti korban tabrak lari akhirnya aku membawa mu bersama ku. harusnya kau berterimakasih padaku pak.." ucap hyunseok panjang lebar sambil menatap pria tadi.

Pria berlumuran darah tadi pun terdiam.

"Aku Seongun"

TBC.

THE TRUTHWhere stories live. Discover now