•15• Tidur Bertiga

26K 2.9K 33
                                    

"Kenapa kamu nggak bilang saya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kamu nggak bilang saya?"

Adipati sudah tiba sekitar tiga jam yang lalu. Tanpa bertanya pada Amanda, pria itu langsung menghampiri anaknya. Memberikan obat penurun panas. Menjaga sampai tertidur pulas. Baru setelah itu, Adipati mengajak Amanda pindah ruang tengah dan menanyakan seperti itu.

"Saya kira Bima akan biasa aja kayak anak pada umumnya. Makanya saya diam aja."

"Berapa lama dia mandi hujan?"

"Saya nggak tau."

Amanda tahu, jawabannya yang jujur ini pasti akan mengundang prahara. Namun, mau bagaimana lagi. Dirinya juga ada salah di sini. Harusnya kemarin tidak membiarkan Bima di kamar sendirian. Harusnya kemarin tidak usah pakai earphone.

"Kenapa kamu bisa nggak tau, Amanda? Kamu ke mana pada saat Bima keluar?" Suara Adipati terdengar nyaring hingga kepala Amanda menunduk.

"Saya di kamar, lanjutin tulisan saya. Sebelum itu saya udah pastikan Bima aman di kamarnya, Pak. Tapi, pas saya udah selesai, dia udah di luar."

"Masa iya kamu nggak denger Bima keluar. Saya bisa menebak kamu pada saat itu pakai earphone, kan?"

Nyali Amanda makin ciut mendengar itu. "Iya, Pak."

"Saya udah bilang, jangan tutup telinga kamu kalau lagi di dalam kamar! Bima itu nggak bisa kena hujan. Badannya masih gampang sakit. Sekarang kamu lihat sendiri, kan, akibatnya, Bima sakit gara-gara keteledoran kamu!"

Tunggu sebentar. Amanda sadar dirinya salah. Amanda tahu harusnya mengawasi anak itu daripada menulis di dalam kamar. Harusnya Amanda lebih bergerak cepat saat tahu ada yang berbeda dengan Bima. Tapi, ini semua tidak akan terjadi kalau Adipati memberitahu sejak awal. Kenapa laki-laki ini malah menumpahkan semua kesalahan padanya?

Yang tadinya iba, sekarang rasa itu berubah menjadi kesal. Amanda harus membela diri. "Emangnya selama ini Bapak pernah kasih tau ke saya kalau Bima nggak bisa kena hujan? Nggak, kan? Saya ini orang baru di sini. Saya nggak tahu apa yang boleh dan nggak boleh dilakukan sama Bima. Bapak cuma nyuruh saya tanpa arah."

"Lho, kamu bisa tanya saya kalau nggak tau."

"Kenapa harus nunggu ditanya? Emang salahnya apa kalau Bapak kasih tahu sebelum saya bertanya? Sebenarnya saya ini dianggap apa? Kalau emang Bapak mau jadiin saya ibunya Bima, udah dari kemarin Bapak kasih tahu semuanya. Ini saya disuruh raba-raba sendiri. Giliran ada salah, saya yang dimarahin."

Tak mau dikuasai amarah terus-menerus, Amanda memilih beranjak ke kamarnya. Meninggalkan Adipati yang terus memanggil namanya.

" Amanda, saya belum selesai bicara!"

Jawaban dari Amanda adalah pintu yang ditutup kencang hingga suara dentumannya terdengar jelas. Amanda tidak peduli dengan Bima yang mungkin terbangun akibat ulahnya. Amanda tidak peduli dengan Adipati yang terus mengetuk pintu kamarnya.

Konjungsi Rasa - [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang