Chapter 18

1.3K 64 18
                                    

.

.

.

Oh Sehun membuka pintu kamar mandi sambil menggosok rambutnya dengan handuk kering. Aroma isterinya membuatnya lebih tenang setelah pulang dari kantor.

Membuka jubah mandinya. Oh Sehun melihat pakaiannya sudah disiapkan oleh Luhan di ranjang. Dia berharap Luhan menunggunya selesai mandi. Sehun mengambil celana dalam, memakainya dan kembali memikirkan keputusannya yang membawa Kai tinggal bersama mereka, dengan alasan yang dibuat oleh Luhan, rumah ini terlalu besar untuk mereka berdua. Dia berencana membeli apartemen untuk Kai, Luhan melarang karena itu akan memboroskan uangnya.

Terkadang Luhan tidak bisa ditolerir. Luhan lebih banyak meluangkan waktunya pada Kai, sehingga Luhan melupakan tugasnya mengurusinya juga. Dan ini yang membuat Oh Sehun kesal, dia terus mengingatkan Luhan tentang tugasnya, dan Luhan berakhir meminta maaf padanya karena cukup sering mengabaikannya.

Oh Sehun beranjak keluar kamar, kemudian turun, dan mencari di mana isterinya. Oh Sehun melangkah ke ruang mini dan berhenti. Dia memperhatikan apa yang dilakukan Luhan. Istrinya menonton. Kedatangannya bahkan tidak disadari oleh Luhan.

Oh Sehun menghampirinya dan duduk di sebelah Luhan. Alisnya mengerut. Dia benar-benar diacuhkan.

Perhatian Luhan tidak beralih dari adegan drama di TV.

Isterinya agak sensitif, dan menangis hanya menonton adegan perpisahan sepasang kekasih yang diakhiri dengan pelukan dan beberapa ucapan perpisahan.

"Luhan... Siapkan makananku. Aku sudah lapar.

"Hm.." Luhan memang menyahut, sementara perhatiannya hanya tertuju pada layar Televisi.

"Kau mengabaikanku...?"

Luhan menatap suaminya. "Maaf, aku terbawa suasana,... kau sudah selesai mandi. Apa kau ingin makan?"

"Jika aku ingin melewati makan malam, aku pasti memberitahumu, Luhan."

"Oh maaf. Aku melupakannya." Luhan memegang lengan Oh Sehun.

"Yah, akhirnya kau mengakui, kau sangat sering melupakanku karena kau lebih sibuk mengurus Kai. Dia memang membutuhkan perhatian darimu. Sampai kau harus memastikan dia tidak lupa memakan sarapannya." wajah Oh Sehun acuh tidak acuh, tapi dia menyindir bagaimana Luhan melakukannya tidak adil.

Ekspresi bersalah di wajah Luhan mengungkapkan itu. Luhan tersenyum tidak nyaman. Dia tidak bisa menjelaskan, dia seperti kehilangan energi untuk berbicara. "Aku minta maaf." Luhan membelai lengan Oh Sehun lembut. "Aku jahat bukan? aku berjanji akan membuat Kai melalukannya sendiri. Dia sudah belajar mandiri hanya saja aku yang melebih-lebihkan kasih Sayangku pada Kai." Luhan mengakui kesalahannya.

"Kau seperti menyimpan dan memiliki dua suami di rumah ini." kata Oh Sehun bersandar di sofa.

Luhan membulatkan matanya. Matanya bersinar rasa malu. "Itu tidak. Kau hanya mencemburui Kai."

"Seorang pria yang sangat mencintai wanitanya akan merasakan demikian. Kau pikir aku pria tanpa emosi?"

"Temperamenmu aneh. Kau sulit mengungkapkan perasaanmu bagaimana sebenarnya. Kau menunjukkan lewat emosimu." Luhan mengingat dimana Oh Sehun sangat kacau hanya tidak bisa mengatasi perasaannya di masa lalu. Dia melakukan tindakan aneh dan membuatnya sempat bingung.

"Jika kau sekarang dapat melihatnya. Kau harus menjaga moodku."

Luhan tertawa dan begitu sederhana jawaban Oh Sehun. "Aku sudah minta maaf. Dan tidak akan mengulanginya lagi." Luhan bersungguh-sungguh.

Need A Baby || New VersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang