2. EN - DESEMBER BERTEMU DENGANMU

17 1 0
                                    

Sungguh-sungguh

Aku tak ingin

Hatiku

Jadi milik yang lain

Bait demi bait perempuan itu ucapkan dalam bentuk lagu yang merdu dan dengan petikan gitar yang mengalun dengan nada yang indah. Suara yang lembut dan senyum yang tulus seperti mata yang berbinar indah perempuan itu pancarkan.

Tidak ada yang lebih indah dari senyuman perempuan itu.

"Ya ampun Vina, suara lo bagus banget, udah cocok ikut Indonesia Idol." puji sang teman. Yang dipuji tersenyum rendah hati.

"Aamiin, mujinya juga jangan berlebihan gitu."

"Nggak berlebihan, tapi lo memang cocok untuk jadi penyanyi," sang teman tersenyum, menepuk pundak perempuan itu dua kali. "Kenapa nggak coba bikin video aja dan di upload di Tik tok, you tube, atau instagram? Kan bagus tuh. Selain lo bisa mewujudkan mimpi lo, lo juga bisa mendapatkan penghasilan dari itu."

"Bukannya nggak mau nyoba, aku masih ragu dan malu, Ta. Takut juga nanti nggak ada yang nonton dan nggak ramai. "

"Hey, belum mencoba udah nyerah aja. Malu, ragu, dan takut memang hal yang wajar untuk kita yang ingin memulai sesuatu. Kalo kita terus kayak gitu, kapan majunya? Selagi masih ada kesempatan dan peluang kenapa nggak dicoba? Sekarang teknologi semakin canggih dan tinggal kitanya saja yang memanfaatkan teknologi untuk terus berkarya."

"Masalah nanti ada yang nonton apa enggaknya, itu masalah akhir. Yang harus kita fokuskan adalah langkah awal kita. Gue ini teman lo, dan gue juga bisa bantu lo untuk mempromosikan video-video lo. Ingat di dunia ini nggak ada yang instant dan masing-masing juga butuh perjuangan dan usaha. Sekarang semangat dulu aja."

Benar, usaha terlebih dahulu. Untuk hasilnya biar Tuhan yang menghendaki.

Chanha Devina Asgevnian, perempuan sederhana yang Tuhan anugrahkan untuk mempunyai suara yang merdu. Perempuan yang terlahir dari keluarga yang sangat berkecukupan, namun tetap menjadi pribadi yang sederhana. Perempuan dengan bendana merah yang menjadi ciri khasnya.

Aurora Delta Devindra, teman Vina yang selalu mendukung keputusan Vina, yang selalu mengingat Vina ketika ia salah dalam mengambil keputusan, dan selalu mendukung kemampuan Vina.

Teman yang sangat di idam-idamkan adalah teman yang selalu memberikan kita motivasi dan selalu ada pada saat keadaan apapun.

"Apapun keputusan lo pasti gue dukung. Kalo sekarang belum siap nggak papa, mungkin lain waktu. Tapi jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan ya."

"Udah yuk masuk kelas, udah bel."

Mereka berdua memasuki kelas, bel sudah berbunyi dan pelajaran dimulai dengan drama yang ada saja kejadiannya.

Di sisi lain, para perkumpulan 77 black mamba, sedang membolos di jam pelajaran. Waktu mereka gunakan untuk merokok di warjoki (Warung Pojok Pok Siti). Warjoki adalah tempat yang sering mereka gunakan untuk membolos atau sekedar nongkrong. Bukan hanya perkumpulan 77 black mamba saja, tetapi ada juga murid yang dari sekolah lain yang ikut berkumpul di warjoki.

Sedang asik dengan aktifitas mereka masing-masing, mereka dikejutkan dengan suara perempuan yang menggelegar dan kehadiran perempuan untuk yang pertama kalinya.

"Wah sekate-kate lo sama gue. Dikira gue nggak bisa lawan lo aja." teriak perempuan itu dengan lantang.

"Nantangin nih bos, sikat ae lah." ucap laki-laki yang menghadang perempuan itu.

"Wah, wah, sikat, sikat, dikira gue gigi apa harus disikatin dulu." jawab perempuan itu nyeleneh.

"Lawan gue sini. Cupu lo semua, lo cowok semua keroyok, sedangkan gue cewek sendiri . Maju lo, gue kagak takut!"

Perempuan itu sudah menyiapkan kuda-kuda untuk melawan para lelaki yang menghadangnya, dengan tidak tahu dirinya, perempuan itu menendang alat vital milik laki-laki dengan keras. Mereka semua tertunduk dengan memegangi alat vital mereka yang terasa nyut-nyutan.

"Gue dilawan." ucap perempuan itu bangga.

Sedangkan yang ada di warjoki menatap perempuan itu ngeri, mereka tahu sesakit apa yang para laki-laki itu rasakan.

"Anjir, ngeri juga ya. Nggak bisa bayangin masih jodohnya nanti." mereka bergidik ngeri membayangkannya.

"Nggak usah dibayangin yang ada nanti lo ngilu sendiri."

Perempuan itu melangkahkan kakinya menuju warjoki, banyak pasang mata yang menatapnya dengan berbagai tatapan, namun tidak dia perdulikan. Karena tujuannya kesini adalah untuk mengambil barang bukan untuk mencari sensasi dengan para laki-laki yang ada warjoki.

"Pok, mau ngambil barang." kata perempuan itu, berbeda ketika tadi sedang beradu bacot dengan laki-laki itu.

"Oh ini neng barangnya, barangnya aman dan tidak lecet sama sekali." jokes pok Siti. Perempuan itu tertawa kecil menanggapi jokesan pok Siti.

"Makasih pok."

"Siap, sama-sama neng, jangan kapok ya kalo kesini waktu jam segini."

"Haha nggak kapok kok, kalo gitu saya pamit dulu ya pok, takut dicariin sama guru, soalnya tadi dikasih waktu 10 menit doang. Kalo gitu saya pamit pok, makasih udah jagain paketnya, jangan kapok jagain paket saya ya pok."

Pok Siti mengangguk dan tersenyum. Perempuan itu mengambil pesanannya dan melangkah pergi dari warjoki yang dihuni oleh para laki-laki.

Banyak siulan yang menggodanya, namun perempuan itu tidak menanggapi dan fokus dengan jalannya, perempuan itu juga sudah mengatakan jika kesini dia hanya untuk mengambil barang bukan untuk mencari sensasi atau caper dengan laki-laki yang ada di sini.

Sedangkan Greviendra menatap perempuan itu kagum. Baru kali ini dia melihat perempuan yang berani dan mau melawan jika dirinya merasa terancam, dan dia juga tidak memperdulikan dengan godaan laki-laki , walaupun bisa saja perempuan itu melakukannya. Dalam hatinya mengatakan bahwa dia memang mengagumi perempuan itu. Pada tanggal 17 Desember, Greviendra mengagumi perempuan yang bernama Vina untuk yang pertama kalinya.

Tersenyum, Greviendra yakin bisa mendapatkan perempuan yang dia kagumi. Dia tidak akan main kotor, dia akan berusaha untuk mendapatkan hati perempuan itu dengan cara apapun namun bukan dengan cara kotor.

"Pok, cewek tadi siapa? Sering kesini ya?" tanya Greviendra dan mendapatkan godaan dari teman-temannya. Mereka tahu, bahwa sang ketua sedang mengagumi perempuan tadi.

"Oh neng Vina ya? Dia tuh sering banget kesini buat ngambil barang. Baik banget dia mah. Andai aja anak pok itu cowok, udah pasti pok jodohin sama neng Vina." jawab pok Siti sambil membayangkan jika dia mempunyai anak laki-laki dan dijodohkan dengan Vina, pasti sangat lucu.

"Sekolah di mana pok? Soalnya saya baru lihat modelan yang kayak dia."

"Sekolah di SMA Pelita. Iya atuh baru lihat, orang kamu aja jarang kesini."

"Tapi saya juga jarang tuh lihat dia. Padahal saya sering kesini." timpal anak 77 black mamba.

"Neng Vina kalo kesini tuh waktu udah jam pulang sekolah, kalo nggak waktu belum pada berangkat sekolah, jadi kalian jarang lihat dia." mereka hanya mengangguk dan tanpa sadar ada salah satu yang tersenyum penuh arti.

***

Jangan lupa follow instagram aku (@vnabr1997) untuk info seputar cerita-cerita ku.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Dec 28, 2022 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

GREVIENDRAOnde histórias criam vida. Descubra agora