[21] - Ketahuan Ciuman

124 5 4
                                    

"Ada 3 hal di dunia ini yang tidak bisa kuhitung, jumlah bintang di langit, ikan di laut dan cintaku kepada kamu."

*******

"Elziland! Kamu tahu kan olimpiade matematika ini sangat penting bagi sekolah ini? Kamu itu adalah murid yang ibu percayakan untuk mengikuti olimpiade ini! Tapi, kenapa kemarin kamu pergi begitu saja meninggalkan ruangan olimpiade?" Tanya Bu Riska memandang El dengan tatapan kecewa, sedangkan El hanya diam dengan raut wajah santai.

"..."

"Kenapa kamu diam? Kemarin kenapa kamu dan Sheila tidak melanjutkan olimpiade? Kalian berdua kemana aja? Dua tahun kamu ada di sekolah ini saya tidak pernah dengar kamu bermasalah dengan olimpiade maupun pelajaran! Tapi saat Sheila datang ke sekolah ini, nilai kamu berantakan, olimpiade kamu juga ikut bermasalah!" Teriak Bu Riska marah, guru yang terkenal killer itu menggebrak meja dengan kuat.

El yang mulanya diam melirik tajam ke arah Bu Riska. "Kenapa Sheila yang di salahkan?jika ibu ingin menyalahkan seseorang, silahkan salahkan saya."

"Kenapa kamu membelanya? Jelas-jelas Sheila bersalah dalam hal ini. Anak itu memiliki nilai yang rendah, bahkan lebih rendah dari nilai murid yang lain. Kamu seharusnya tidak menjadikan dia pat---"

Brakkk...
Gebrakan keras itu berhasil membuat Bu Riska mematung tak percaya. El menggebrak meja-nya sampai terbelah menjadi dua! Meja yang terbuat dari kayu itu memang sudah hampir sepuluh tahun belum di ganti. El menatap Bu Riska dengan kilatan amarah! buku-buku yang berada di meja berjatuhan mengikuti arah terbelahnya meja tersebut.

"IBU PIKIR IBU SIAPA? IBU CUMA BISA MENYURUH-NYURUH KAMI UNTUK BELAJAR! IBU CUMA BISA MENGGERTAK KAMI SUPAYA BISA MENANG OLIMPIADE! SAYA SUDAH MEMBERIKAN KEMENANGAN UNTUK SEKOLAH INI DI OLIMPIADE TAHUN LALU! EMANGNYA KENAPA KALAU SEKARANG SAYA KALAH? KENAPA IBU MENYALAHKAN ORANG LAIN?" Teriak El dengan keras.

Bu Riska membeku, ini pertama kali nya seorang Elziland mengamuk di depan-nya. Bu Riska tahu betul jika El terkenal galak dan sering berbuat kasar terhadap teman-teman nya yang lain, namun El tidak pernah menunjukkan sifat kasarnya kepada guru, apalagi sampai menghancurkan meja guru!

"Kamu ini apa-apaan Elziland?" Ucap Bu Riska dengan nada pelan, takut jika El kembali tersinggung.

El membuang napas berat. "Maafkan saya, jika saya boleh berpendapat, lain kali jadilah guru yang pengertian. saya pamit ke kelas dulu, permisi."

El beranjak pergi dari ruangan Bu Riska, tak peduli dengan teriakan guru itu yang meminta meja baru.

"Elziland! Ganti meja ibu!"

******

El masuk ke dalam kelas dengan wajah datar. Cowok itu terus memegangi tangan kanannya yang terlihat membengkak akibat membelah meja Bu Riska. El duduk dengan santai seperti tidak ada apa-apa, padahal tangannya sudah nyut-nyutan tak karuan.

Hans menyenggol lengan Chika. "Chik? Ada yang habis ngamuk tuh kayaknya! Kira-kira tadi abis nonjok lemari atau nonjok tembok ruang guru ya?" Celetuk Hans menyindir.

Chika mengedikkan bahunya. "Gak tau, Mungkin abis nonjok meja kali Hans." Balas Chika menebak dan tebakannya benar!

El melirik Hans dan Chika dengan tajam sedangkan Sheila menarik tangan El yang terluka dengan wajah khawatir. "Lo beneran nonjok lemari?" Tanya cewek itu dengan wajah hampir menangis.

Sheila mengusap-ngusap tangan El dengan spontan, sesekali cewek itu meniupnya. El tersenyum tipis, saking tipisnya tidak ada satupun orang yang menyadarinya.

My Rude Boyfriend ✓Where stories live. Discover now