An Art Gallery/. 20

64 4 1
                                    

••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••

"Nad, Aqiel pernah hubungi lo lagi nggak?"

Nadin menggeleng.

"Tumben banget, biasanya lo udah khawatir."

Nadin tak merespon, matanya menatap kosong pemandangan dari luar jendela.

Ael melihat ke lukisan yang diberikan Aqiel untuk Nadin. "Lo beruntung banget, Nad," gumam Ael, matanya masih melihat ke lukisan tersebut.

Nadin menoleh. Tersenyum tipis.

"Kalau aja waktu itu lo nggak ke Galeri, mungkin lo nggak bakalan ketemu sama Aqiel."

"Udah takdir buat gue, mungkin," gumam Nadin.

"Eh, terakhir lo ketemu kapan?" tanya Ael menyadari sesuatu.

"Tiga hari yang lalu."

"Nggak pernah ketemu lagi, setelah itu?"

Nadin menggeleng pelan.

Ael terdiam. Ia bingung, kenapa Nadin tidak sekhawatir waktu itu?

Ponsel Nadin bergetar, satu notifikasi masuk. Nadin membuka ponselnya. Satu menit berikutnya Nadin berteriak gembira. Konfirmasi dari Universitas, Nadin diterima di jurusan Sastra Indonesia di kampus yang terkenal, juga termasuk rekomendasi dari Aqiel.

"Kenapa, Nad?" Ael bingung.

"GUE DITERIMAA, EL!!!!" riang Nadin memperlihatkan ponselnya kepada Ael.

Ael tersenyum. Ikut gembira. "SELAMATT, NADD!!!"

Nadin tertawa. Mengangguk.

Ael memeluk sahabatnya. Nadin terkekeh gemas.

Kabar itu sampai kepada Indah dan Oma. Indah sudah menghubungi Neira, tentu Neira ikut senang tapi ada masalah lain. Neira harus segera memberitahu Nadin tentang itu.

Malamnya, Nadin mendapat e-mail dari Kakaknya.

From: neineyrra@mail

Hai, Nad. Selamat ya, Kakak senang banget dengar kabar kamu diterima di kampus pilihanmu, semangat terus ya belajarnya. Selain itu ada yang ingin Kakak sampaikan.

Maaf Kakak harus memberitahu kamu tentang ini. Seminggu yang lalu, sebelum kabar Aqiel ingin mengakhiri karirnya sebagai seorang seniman, ia sempat drop dan kondisi kesehatannya menurun. Hampir satu minggu di rumah sakit dan mendapat perawatan intensif, dan karena itu juga Aqiel tidak bisa menghubungi kamu.

Aqiel kembali pulang, untuk melihat pameran lukisannya tapi ternyata kamu tidak ingin datang waktu itu. Dan, kalian bertemu lagi lalu Aqiel memberikan lukisan itu untuk kamu. Sepulangnya dari kafe tiga hari yang lalu, kondisi Aqiel kembali menurun. Kali ini sangat menurun dan sangat serius. Mungkin kamu belum tahu tentang rencana operasi transplantasi jantung untuk Aqiel.

An Art Gallery [END]Where stories live. Discover now