2 ~ Malaikat Kecil

489 96 58
                                    

Dia adalah malaikat kecilku
Jangan ada yang sakiti dia
Jangan buat dia menangis
Karena bagiku dia segalanya

~ author

Shandy masih saja menangis didepan pintu gudang sambil sesekali ia mendekatkan telinganya pada pintu, ia ingin mengetahui apakah Fenly masih menangis atau tidak, Shandy mendengar rengekan lirih Fenly yang membuat dia semakin panik, Shandy kesal bercampur takut karena ayahnya tak kunjung datang, tidak tahukah Bima jika saat ini Shandy sangat panik dengan keadaan Fenly. Suara deru mesin mobil membuat Shandy tersentak dan langsung berlari karena ia yakin itu suara mobil ayahnya, Shandy berhasil mencapai sang ayah yang baru saja membuka pintu mobil untuk keluar.

" Ayah... bantu Fen! Tante mama kunci Fen di gudang, ayo ayah selamatin Fenly " kata Shandy yang membuat Bima terkejut

Dengan segera Bima berlari menuju gudang dan tanpa menunggu lagi Bima langsung mendobrak pintu gudang agar terbuka, dengan panik yang belum juga berakhir Bima meraih tubuh Fenly yang diletakan begitu saja di lantai berdebu gudang rumah mereka.

" Ya Tuhan Fenly, maafin ayah. Kita ke rumah sakit ya sayang " kata Bima sambil menimang anaknya itu yang sudah lemah

" Ayah... Shan ikut, Shan mau jaga Fenly... " Kata Shandy yang mengejar langkah kaki sang ayah

Bima mengangguk, tanpa menunggu lama Bima dan Shandy pergi menuju rumah sakit, berharap tidak terjadi hal buruk pada Fenly. Sementara itu di rumah Farhan tengah menenangkan Arimbi yang emosi, Arimbi membanting semua alat make upnya, penampilan Arimbi juga tidak kalah berantakan dengan kamarnya.

" Ma... Mama kenapa? Kalau ada apa-apa coba cerita sama Farhan! Farhan pasti mau dengerin mama, tapi jangan kaya gini ma... Nanti mama sakit " hibur Farhan sambil meraih tangan Arimbi

" Farhan... Sayang anaknya mama, mama capek Han, papa kamu itu ngga pernah hargai mama yang dia ingat hanya istri pertamanya, dan sekarang, sekarang papa kamu bawa anak hasil perselingkuhannya dengan wanita lain "

" Farhan ngga ngerti mama bilang apa, tapi apapun yang buat mama sedih itu juga nyakitin Farhan "

" Han... Mama benci anak itu, anak pembawa sial " kata Arimbi kemudian kembali meraung, Farhan langsung memeluk mamanya erat takut jika Arimbi akan menyakiti dirinya sendiri.

Dari balik pintu tampak dua anak yang tengah memperhatikan Farhan dan Arimbi, mereka saling pandang kemudian salah satu dari mereka menarik lengan saudaranya untuk menjauh dari kamar orangtuanya.

" Tante mama ngga suka sama adeknya Ricky sama bang Shan ya? Tante mama benci sama Fenly? Tapi kenapa? Fen kan masih bayi, masa ga boleh nangis " tanya Ricky pada Gilang yang tadi menariknya untuk pergi

" Ngga tahu, itu masalah orang dewasa kita ngga akan ngerti kan? "

" Iya sih... Kamu sendiri sayang ngga sama Fenly? Atau kamu juga ngga suka bayi? "

" Aku ngga suka bayi mereka berisik, bikin susah dan suka ngompol tapi aku suka Fenly, Dia lucu. Fenly adik aku juga kan? Aku boleh jadi abang buat Fenly juga kan? "

" Boleh dong " kata Ricky senang

Sungguh mereka belum mengerti sekompleks apa masalah yang tengah menimpa Arimbi dan Bima, mereka hanya mengerti jika ini adalah Masalah orang dewasa dan sebaliknya mereka tidak ikut campur.

🍒

~ author

Di rumah sakit Bima bisa bernafas lega karena tidak terjadi hal buruk pada Fenly, tapi tetap saja Bima harus lebih berhati hati lagi menjaga Fenly, itu sebabnya dia tadi memperkerjakan seorang pengasuh yang terampil dan terbaik. Bima tersenyum menatap Shandy yang tampak mengusap puncak kepala Fenly yang tertidur, Bima senang saat ia tahu Shandy menerima Fenly dengan sangat baik.

The Iron man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang