19 ~ Cinta Sempurna

325 76 45
                                    

Cinta yang sempurna itu...
Bukan tentang menemukan dan ditemukan
Bukan tentang mencari dan dicari
Tapi tentang sejauh mana kita dapat bertahan

~ author

Beberapa hari setelah Fenly sembuh dan dapat kembali beraktifitas ia sudah harus siap untuk menghadapi olimpiade matematika dengan kedua temannya yang lain. Fenly menatap undangan untuk orangtua atau keluarga yang diperbolehkan hadir saat penyelenggaraan olimpiade matematika itu lamat-lamat sebelum akhirnya membuangnya ke tempat sampah yang ada di depan rumahnya, ia sedikit menoleh pada rumah besar yang telah lama ia tinggali itu dengan perasaan campur aduk. Takut, bingung dan kecewa semua menyatu dalam isi kepala Fenly, beberapa kali Fenly merasa pusing karena perasaan itu, tapi ia memilih untuk mengabaikannya.

Pagi ini ia akan berangkat untuk olimpiade, ia sengaja tidak memberi tahu siapapun tentang hal ini karena tak ingin kembali dikecewakan, sudah cukup kekecewaan yang ia terima dari Farhan tolong jangan yang lain lagi, Fenly tidak akan sanggup. Fenly menyeret koper miliknya menuju mobil jemputan sekolah yang sudah berhenti didepan rumahnya, ia menatap kedua temannya yang saat ini melambai kearah Fenly sambil tersenyum, Fenly mengeratkan genggamannya pada koper yang tengah ia tarik, ini bukan waktunya untuk meratapi nasib, kedua temannya itu sudah mempersiapkan segalanya untuk olimpiade matematika ini, jadi jangan sampai masalah Fenly menghancurkan semuanya, Fenly membalas senyum mereka dan langsung bergabung masuk kedalam mobil setelah memberikan koper miliknya pada driver.

Mobil itu melesat pergi setelah Fenly naik, tanpa Fenly ketahui seorang pemuda tampan sedari tadi memperhatikan Fenly dari dalam rumah. Senyum manisnya terukir indah diwajah tampan pemuda tadi, sudah dikatakan bukan jika Fenly boleh tidak mengatakan apapun, ia bebas menyimpan semua rahasia yang ia miliki tanpa terkecuali, dan biarkan orang yang sebenarnya tahu menjalankan perannya seolah tak tahu apa-apa.

" Bang Shan.... Tumben bangun pagi, bukannya Lo jaga kedai sore ya " tanya Gilang yang kini berjalan menghampiri pemuda bernama Shandy tadi sambil menggaruk rambutnya sendiri, sudah bisa dipastikan jika Gilang baru saja bangun

" Lang... Gue buat tiga hari kedepan ngga ke kedai ya, gue ada urusan lain. Lo tenang aja Reza bisa Lo percaya kalau gue lagi ga ada, dia yang bakal bantu Lo di kedai "

" Lo mau kemana? "

" Ada urusan negara Lang, pertaruhan antara hidup dan mati. Yaudah gue sibuk mau beres-beres terus berangkat. Buat sarapan pagi ini gue udah pesenin paling bentar lagi sampe, selama gue ga di rumah gue minta sama Lo jagain adek adek ya "

" Iya bang.... Tapi... "

" Kalau udah bilang iya, berarti ga boleh pake tapi, jadi harus jagain adek adeknya ngerti kan, Gilang adek gue yang paling gengsian sedunia " kata Shandy sambil mengacak rambut Gilang dengan kedua tangannya

" Bang Shan... Makin berantakan ihhh " kesal Gilang

" Hahaha Salting Lo ya, Lang... Lang... Gue kira orang kaya Lo tuh ga bisa Salting lho, muka sangar begitu kaya macan, giliran dikasih perhatian abangnya dijailin dikit jadi kucing. Haduh Gilang... Gilang " kata Shandy sambil berjalan meninggalkan Gilang.

" Masalahnya bang Han ngga pernah perhatiin gue bang... Sikap dia ngga pernah semanis sikap Lo. Sekarang gue ngga heran kalau Fenly sama Fajri rebutan perhatian Lo, gue beneran seneng punya Abang kaya Lo " kata Gilang lirih sambil menatap Shandy yang kini punggungnya mulai menjauh darinya, Gilang merapikan lagi rambut miliknya yang tadi diacak oleh Shandy kemudian memilih melanjutkan niatnya untuk mengambil air minum dan segera bersiap ke kedai.

🍒

~ author

Sementara Fenly dan teman-temannya tengah berkutat dengan soal soal yang tersaji, seorang pemuda dengan wajah yang tertutup topi tampak memperhatikan mereka dengan raut khawatir sekaligus ikut merasakan cemas, takut jika mereka menemukan soal yang sulit dan mereka belum bisa menyelesaikan soal tersebut.

The Iron man Donde viven las historias. Descúbrelo ahora