9

133 18 0
                                    

Jihoon berjalan seorang diri di lorong asrama menuju kamarnya, sesekali bersiul guna menghilangkan kesunyian. Saat hendak berbelok tiba-tiba semilir angin lewat menusuk kulit Jihoon.

Jihoon berhenti lalu menatap sekeliling dengan tatapan tajam, "barusan apa?" gumamnya.

Tidak mendapati apa-apa Jihoon pun kembali berjalan. Namun baru beberapa langkah.

Wushhh

Semilir angin kembali terasa namun kali ini lebih besar, geram merasa dipermainkan Jihoon berteriak marah.

"Setan sialan! Kalo mau gangguin gue sini tunjukin muka lo, gak usah pake angin-anginan segala!"

Setelah mengatakan itu Jihoon berlalu dari sana menuju kamarnya.

"Hihihi dasar bocah kesabaran tipis."




















Jihoon membuka pintu kamar kasar membuat Hyunsuk yang sedang tiduran terlojak kaget.

"Kebiasaan, kalo pintunya rusak gimana?!" bentak Hyunsuk kesal.

Jihoon tersentak sedetik kemudian menampilkan cengiran bodohnya, "sorry."

"Lo kenapa?" Hyunsuk

Teringat kejadian tadi membuat Jihoon kembali menekuk alisnya kesal, "gue diganggu setan sialan."

Mendengar kata 'setan' membuat bulu kuduk Hyunsuk meremang.

"Mulut lo enak banget nyebut gituan."

"Tapi gue serius." Jihoon

"Gimana ceritanya?" tanya Hyunsuk yang kini penasaran.

Jihoon mengampiri Hyunsuk lalu duduk di sebelah pemuda pendek tersebut, "tadi di lorong gue ngerasa ada angin lewat nusuk banget ke kulit, awalnya gue pikir angin biasa, tapi gak ada 5 langkah gue jalan anginnya kerasa lagi tapi lebih kenceng. Gak mungkin kan itu angin biasa?"

"Iya sih, tapi bisa aja itu angin biasa, disini kan banyak ventilasi." Hyunsuk

"Ck! Gak mungkin, gue yakin banget itu set-" –Jihoon

Hyunsuk cepat-cepat membekap mulut Jihoon, "bisa gak pake nama samaran aja?" ucapnya tajam.

Jihoon mengangguk mengiyakan.

"Si Sapri udah mulai berani, ini gak bisa dibiarin. Kalo kelamaan takut tambah banyak korban." Jihoon

Hyunsuk mengerutkan alisnya bingung, "Sapri siapa?"

Plakk

Jihoon menggeplak kepala Hyunsuk lumayan keras, kenapa temannya ini lemot sekali sih.

"Tadi lo nyuruh gue pake nama samaran, sekarang udah gue samarin malah bingung sendiri. Maunya apa sih?!" Jihoon

Merasa baru mengerti Hyunsuk tertawa kencang bahkan wajahnya sampai memerah saking lamanya tertawa.

"Anjirlah jadi Sapri namanya hahahaha."

Jihoon menatap Hyunsuk sinis, "ketawa lo."

Hyunsuk berdeham guna meredakan tawanya, setelah berhenti ia menatap Jihoon serius, "gue setuju sama lo, kita harus cegah permainan ini supaya gak semakin lama berjalan. Kita harus lakuin sesuatu."

"Tapi gue bingung." Jihoon

"Tenang, gue punya rencana." ucap Hyunsuk dengan senyum mengerikan yang baru pertama kali Jihoon lihat.




















"ASAHI GUE MINTA SHAMPO LO YA." teriak Jeongwoo dari kamar mandi.

"AMBIL AJA."Asahi

Kini keadaan kamar Asahi bisa dikatakan jauh dari kata tenang, mulai dari Haruto yang sedang bermain PS bersama Yoonbin, belum lagi suara mereka berdua yang sangat menggelegar memenuhi ruangan, lalu nyanyian absurd Jeongwoo dari kamar mandi.

Asahi sebagai orang yang paling kalem disini memilih untuk menyumpal telinganya dengan headphone, tidak lupa volume musik yang ia pasang full.

"AH ANJING KALAH LAGI!" Haruto

"Ruto bahasa." Asahi

"Gomen tapi ini beneran anjing banget." Haruto

Asahi menatap punggung Haruto datar, tidak ada gunanya ia menegur bocah itu.

"Udahlah males gue main sama lo." Haruto membanting PS nya lalu beranjak meninggalkan Yoonbin.

"Cupu lo." Yoonbin

"Nyenyenye ngomong sana sama tembok."

Haruto merebahkan tubuhnya ke kasur berbantalkan paha Asahi. Tidak usah heran, dari dulu Haruto dan Jeongwoo memang sangat lengket pada Asahi. Orang yang baru mengenal mereka pasti akan mengira kalau mereka bertiga adalah kakak beradik.

Pernah satu kali Haruto dan Jeongwoo ditinggal pergi oleh Asahi karena Asahi mengikuti olimpiade di Canada berakhir mereka berdua tidak bisa tidur karena kesepian.

"Ck ada bantal." Asahi

"Bentar doang elah, bantalnya gak enak." Haruto

"Gue laper, beli makan yuk." Yoonbin

"AYO." ucap Jeongwoo yang baru keluar dari kamar mandi lengkap dengan kaos hitam dan celana boxernya.

"Gue ngajak Asahi." Yoonbin

"Asahi gue wakilin, lo gak liat noh dia ditiban titan." Jeongwoo

"Anak anjing anak anjing." gumam Haruto dengan mata terpejam.

Plakk

"Kebiasaan mulut lo." omel Asahi gemas.

"Jahat banget sih." Haruto mengusap bibirnya yang terasa perih. Pukulan Asahi tidak main-main.

"Lo sama Jeongwoo aja Ben, gue mager." Asahi

"Huft bangkrut deh gue, yaudah cepet 5 menit belum rapih gue tinggal." kata Yoonbin lalu melenggang pergi keluar kamar.

"WEH TUNGGUIN GUE BELUM NGERINGIN RAMBUT." Jeongwoo

"NANTI KENA ANGIN LUAR JUGA KERING." Yoonbin

"Ish rese banget, kan kalo gini kaya tikus kecebur." Jeongwoo

"Baru sadar kalo muka lo kaya tikus?" ejek Haruto.

Kesal tak tertahan Jeongwoo meraih handuk yang habis ia pakai tadi lalu melemparnya ke wajah Haruto.

Haruto bangkit duduk dengan wajah merah menahan kesal, "JEONGWOO ASU!"

Jeongwoo tertawa dari luar kamar lalu berlari menyusul Yoonbin. Yoonbin mendengar teriakan itu hanya bisa menggelengkan kepala lelah. Baru beberapa hari di sini ia sudah dibuat pusing oleh kelakuan dua kembar.














– tbc –

Mysterious Class | TreasureWhere stories live. Discover now