38. What to Remember

317 47 3
                                    

Happy reading!

Hari berganti, Taehyung kembali disibukkan dengan pekerjaan. Hanya saja, sebelum dia pergi ke ruangannya, dia berpapasan dengan Irene. Sungguh, Taehyung menjadi canggung, dia ingin sekali menyapa Irene, akan tetapi Irene tampaknya ingin menjauhi dia. Terlihat dari perilaku Irene yang hanya menunduk kepadanya dan segera pergi menjauh.

Taehyung menyandarkan kepalanya di kepala kursi, terdengar suara helaan napas. Taehyung memijat keningnya dengan pelan, kenapa dia jadi tidak mood karena Irene yang tampak cuek kepadanya.

Karena pekerjaan yang banyak, Taehyung lantas berusaha fokus untuk mengerjakan pekerjaannya itu.

Waktu berlalu dan waktu makan siang akhirnya tiba, Taehyung keluar dari ruangannya bersama Jimin. Saat di dalam lift, lift berhenti karena ada yang akan masuk. Saat dilihat, baik Taehyung maupun Irene sama-sama terkejut. Irene menunduk dan terdiam, Irene tampaknya akan menunggu lift lain, tetapi Taehyung menekan tombol tunggu.

"Masuklah," ucap Taehyung.

"Tidak terimakasih Sajang-nim, saya naik lift yang lain saja," ucap Irene.

Taehyung memberi kode agar Irene masuk, Irene dan Taehyung saling menatap, mereka seolah tengah berbicara lewat mata batin. Jimin yang melihat itu tertawa pelan, dia merasa gemas saja dengan bosnya itu.

Mau tak mau, Irene akhirnya masuk ke dalam. Posisinya sekarang, Irene ada di depan, di tengah Taehyung dan di belakang Jimin. Irene terdiam, dia tak berani melihat ke belakang, sedangkan Taehyung tengah mencoba untuk memulai pembicaraan.

"Kamu sendirian?" tanya Taehyung.

Sadar bila Taehyung bertanya, Irene lantas memberanikan diri untuk menatap ke arah Taehyung, "Saya pergi bersama Seulgi, tadi saya melupakan sesuatu, jadi Seulgi menunggu di bawah," jawab Irene.

Taehyung menganggukkan kepalanya, padahal dia ingin menawarkan Irene agar makan siang bersamanya. Tapi tunggu, tak ada salahnya kan dia menawarkan itu, siapa tau Irene mau bergabung bersamanya.

Belum Taehyung akan bicara, lift terbuka, Irene pamit sambil menunduk dan pergi lebih dulu. Taehyung menghela nafas dan Jimin lagi-lagi tertawa, tentunya Jimin sebisa mungkin tertawa tanpa suara.

Irene menghampiri Seulgi sambil memegang jantungnya yang berdetak tak beraturan, Irene juga tak mengerti kenapa dia harus canggung kepada Taehyung.

Melihat tingkah Irene, tentu saja Seulgi jadi bertanya-tanya, "Kenapa?" tanya Seulgi.

"Tidak apa, ayo cepat kita pergi." Irene merangkul tangan Seulgi dan mengajak Seulgi untuk segera pergi, Irene tak mau berpapasan lagi dengan Taehyung, bisa-bisa hatinya makin berdetak tak beraturan.

Taehyung menatap kepergian Irene, Taehyung jadi yakin bila Irene memang tengah berusaha menghindarinya. Tanpa pikir panjang, Taehyung berjalan mengikuti kepergian Irene. Jimin, tentu saja dia akan mengikuti kemanapun Taehyung pergi.

Irene dan Seulgi duduk di salah satu kursi restauran yang deket dengan kantor. Belum mereka akan memesan, mereka terkejut dengan kehadiran Taehyung dan Jimin. Dan dengan seenaknya, Taehyung duduk di samping Irene, Irene mengedipkan matanya sambil menatap Taehyung bertanya-tanya. Melihat Taehyung duduk, Jimin lantas ikut duduk juga di samping Seulgi.

"Kenapa kalian diam, pesan saja makanan apapun yang kalian mau," ucap Taehyung.

Jimin lantas memanggil pelayan dan masing-masing dari mereka memesan menu makanan yang mereka mau. Taehyung menatap Irene dalam diam, Irene yang ditatap balas menatap lalu mengalihkan tatapannya.

Begitu makanannya sudah tersaji, mereka lantas mulai makan. Taehyung makan sambil memperhatikan Irene, sedangkan Irene dia berusaha untuk tidak memperdulikan kelakuan Taehyung. Tak mendapati perhatian Irene, Taehyung dengan sengaja batuk, tapi Irene tidak memperdulikannya.

STARTED WITH TRAGEDY (𝐯𝐫𝐞𝐧𝐞)Where stories live. Discover now