Destiny (Author)

402 44 8
                                    

"Rafa........"

Sekencang mungkin Rafa berlari setelah melihat pemandangan di depannya. Tepat di depan matanya, Juan berdiri di sana. Juan yang selama ini menghilang dari hidupnya kini tiba-tiba muncul.

Sekuat tenaga Rafa terus berlari kencang meninggalkan kerumunan yang sedang berpesta itu. Ia bahkan meninggalkan Joy dan Nick yang terlihat kebingungan.

Dengan keringat dan air mata yang bercucuran, Rafa melanjutkan larinya yang tak bertujuan. Ia hanya ingin berlari sejauh yang ia bisa.

Di belakang sana, Juan sedang berlari tak kalah cepat dengan orang yang sedang dikejarnya. Ia bahkan tak peduli dengan pesta yang dia adakan, juga dengan tatapan para tamu yang melihatnya berlari mengejar seorang pria yang tengah menangis itu.

Sudah bertahun-tahun Juan menunggu saat ini. Saat di mana dia bisa bertemu kembali dengan orang yang sangat ia cintai. Orang yang selama bertahun-tahun ini tak pernah bisa hilang dari hatinya. Orang yang menjadi alasannya untuk meraih segalanya.

Di pinggir jalan, orang-orang melihat dua orang pria berpakaian rapi saling mengejar dengan heran. Yang dikejar terlihat sembab akibat menangis, sementara yang mengejar terlihat begitu putus asa dengan pria yang dikejarnya itu.

Terengah, Rafa terus lari dan berlari tanpa tau ke arah mana ia berlari. Namun, tenaganya terkuras nyaris habis sehingga ia berbelok memasuki sebuah gang sempit dengan harapan bisa bersembunyi di sana.

Setelah sampai di gang Rafa menumpu pada kedua lututnya dengan napas terengah-engah dan air mata yang terus jatuh tak terbendung.

"Rafa....."

Sebuah pelukan kokoh dirasakan Rafa dari belakang. Sepasang lengan kekar melingkari pinggangnya dengan erat. Rafa nyaris tak bisa bergerak dikarenakan jeratan oleh kedua lengan yang begitu keras itu. Itu adalah Juan, ia menemukan Rafa.

"Lepasin."

"Rafa...."

"Lepas."

"Rafa....

"JUAN, LEPASIN AKU!"

Tak gentar, Juan tetap melingkarkan lengannya pada pinggang Rafa. Kepalanya ia tumpuhkan pada bahu pria itu membuat bagian sana basah karena air matanya.

"Rafa...." Juan meracau memanggil Rafa terus-menerus.

"Juan, lepas." ucap Rafa semakin bergetar.

"Biarin gini dulu, tolong," pinta Juan lirih. Sudah berapa lama ia merindukan tubuh pria di dekapannya itu. Ia seakan tak ingin melepaskannya lagi saat ini.

Sekuat tenaga Rafa berontak dalam pelukan Juan. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk lepas dari pelukan pria di belakangnya itu.

Dengan keras, akhirnya Rafa berhasil membebaskan diri dari pelukan Juan. Ia segera mengangkat kakinya mencoba lari namun dicegat oleh tangan Juan yang berhasil menggapainya.

"Tolong jangan tinggalin aku lagi, Rafa," ujar Juan memohon saat Rafa mencoba melepas cengkeraman tangannya.

Rafa yang mendengar ucapan Juan barusan langsung menghentikan acara memberontak yang ia lakukan.

"Siapa yang ninggalin siapa, Juan?" tanya Rafa setelah berhenti memberontak untuk melepaskan diri dari Juan.

Juan yang merasa Rafa tak lagi berontak melepaskannya cengkeramannya.

"Siapa yang tiba-tiba ngilang dan gak ada kabar sama sekali?" tanya Rafa sambil berjalan mendekati Juan.

"Siapa yang tanpa sepatah kata pergi dari kita semua?"

I'm (Not) Bad Boy [End]Where stories live. Discover now