12. Serangan pertama

1.5K 211 8
                                    


~cuma fiksi
~update semaunya
~typo bertebaran


"Haruskan aku takut pada sosok yang tak terlihat? Tentu saja tidak karena tidak perlu percaya dengan sesuatu diluar logika."

_Saputra Renjana_

•happy reading•


"Bagaimana keadaannya dokter?"

Suara Joan terdengar begitu khawatir, namun Roxy tidak bisa membuka matanya meskipun berusaha sekuat tenaga. Begitu juga suara dokter yang menjelaskan keadaannya, Roxy kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi kepadanya.

Joan menggenggam tangan Roxy yang bebas dari infus, mengelusnya dengan lembut. Roxy bisa merasakan itu, tapi indra penglihatannya tidak bisa ia kendalikan.

"Apa yang sebenarnya terjadi, siapa yang sudah menyerangku saat di toilet sekolah. Dan apa ini, kenapa mataku tidak bisa terbuka." batin Roxy.

"Bagaimana kondisi tuan muda, tuan Joan?" tanya William.

"Dokter bilang masih sama, apa yang sebenarnya terjadi disana. Siapa yang sudah membuat Roxy sampai koma selama selama seminggu ini." kata joan frustasi.

Satu Minggu, perkataan Joan membuat Roxy sangat terkejut. Ia benar-benar kebingungan saat ini, dan lagi Roxy juga tidak bisa menghubungi kami-sama untuk menanyakan apa yang terjadi sebenarnya.

Dalam tidurnya Roxy hanya bisa mendengarkan percakapan antara Joan dan William, ia khawatir pada Zian. Apakah ia sedih atau kembali mendapatkan perlakuan buruk dari kakak dan teman-temannya.

"Cepatlah bangun Roxy, karena hanya kamu bisa menyelamatkan Zian." ucap Joan lembut yang tentu saja membuat rasa khawatir Roxy semakin besar.

~•~•~

Beberapa adegan dalam novel berjalan begitu saja, tanpa perubahan karena sang Perusak Alurnya tengah terbaring koma. Seperti saat ini, entah sengaja atau tidak Zian kembali mendapatkan perlakuan kasar dari kakaknya karena menumpahkan kuah bakso pada kaki Deo.

Sandra berusaha melindungi Zian, tapi ia juga terkena tamparan dari tunangannya. Sandra masih berstatus tunangan Weez karena ayahnya yang mengabulkan keinginannya, Weez yang merasa menang semakin semena-mena pada Sandra.

"Kalian buta atau apa, bisa lihat sendiri tangan Zian juga kena kuah panah gara-gara adek Lo nyenggol dia. Kenapa masih aja nyalahin Zian hah?" kata Sandra penuh emosi sambil memegang pipi kanannya yang memerah.

"Deo gak tahu bang, tiba-tiba aja bakso Zian tumpah. Deo gak sengaja bang." lirih Deo dengan air mata berurai.

"Tuh, kalian dengar sendiri kan kalau baby gak sengaja ngapain masih aja di perpanjang." tukas Putra.

"Heh Sapu, mau sengaja atau gak sengaja babi Lo harus tetep meminta maaf karena buat Zian terluka." bela Eline tidak mau kalah.

"Gak usah ikut campur deh Lo, dan lagi nama gw Putra bukan sapu." kata Putra.

Keributan tersebut tentu saja menjadi tontonan semua pengunjung kantin yang sudah lama tidak melihat drama pembullyan Deo dan Zian.

Selama ini mereka tahu kalau Deo cuma pura-pura, tapi tidak berani bersuara mengingat bahwa pawang bocah itu. Mereka merasa kasihan pada Zian, dan seminggu ini Zian selalu berurusan dengan geng kakaknya itu.

Perusak Alur (Roxy Aurelian) Where stories live. Discover now