18. Perjanjian Rastav dengan Roxy

781 124 72
                                    

~cuma fiksi
~update semaunya
~typo bertebaran

"Bodoh dan tidak peka itu sisi yang sulit di bedakan, tapi jelas maknanya"

_William_

Happy reading

Roxy duduk di kursi lipat dengan tangan memegang batang penggaris kayu, sedangkan Joan terlihat mengepel lantai dengan kain lap di tangannya.

"Aduh dek, maafin abang ya. Udahan ya hukumannya, bang Joan gak sanggup." ucap Joan memohon.

Pakaiannya sudah basah dengan keringat, Joan juga merasa pegal dan kram di punggung dan pinggangnya. Tapi Roxy hanya menatap datar, tidak ada sedikitpun rasa iba melihat keadaan Joan.

"Bodo amat, gw gak peduli. Pokok Lo harus pel seluruh lantai mansion ini pake lap, siapa suruh Lo gak dengerin perintah gw." ujar Roxy.

Joan ingin menangis, bayangan saja ia harus ngepel lantai mansion yang besarnya hampir menyamai stadion sepakbola itu. Memang salah sendiri yang mudah terpancing emosi, tapi kan itu hal yang manusiawi menurut Joan.

"Lo tahu, dalam seminggu ini aja Lo berantem hampir setiap hari. Masih inget gak Lo berapa banyak duit yang gw keluarin buat make over muka gembel Lo itu bang." gemas Roxy yang terlihat menyeramkan di mata Joan.

Joan diam, ia berpikir Roxy marah pasal wajahnya yang babak belur. Padahal bukan cuma itu, Roxy marah karena sikap Joan yang sudah di luar batas.

"Jadi kamu marah karena khawatir sama abang, makasih ya dek. Abang beruntung bertemu dengan malaikat seperti kamu." kata Joan memeluk tubuh Roxy.

Roxy langsung mendorong tubuh Joan, menatapnya nyalang. Tanpa sadar pakaian Roxy jadi basah karena bersentuhan dengan pakaian Joan penuh keringat itu. Roxy bangun dari duduknya, pergi begitu saja meninggalkan Joan yang menatap bingung.

"DASAR JOAN BODOH." teriakan Roxy menggelegar di dalam mansion.

Padahal anak itu sudah berada di dalam kamarnya, Joan tertawa kecil dengan sikap adiknya.

Walaupun Joan tahu berapa umur jiwa yang menempati tubuh Roxy, tapi tetap saja dia yang lebih tua. Di kehidupan lama maupun di kehidupan barunya.

"JOAN, SELESAIKAN HUKUMAN KAMU ATAU GW LEMPAR LO KEJALAN BIAR JADI GEMBEL LAGI." lanjut Roxy.

Joan yang tadinya tersenyum mendadak muram, padahal ia berharap Roxy melepaskannya kali ini. Dengan malas serta ogah-ogahan, Joan melanjutkan hukumannya.

~°~°~

Di kediaman Alneeson, Zian tengah menikmati makan malamnya dengan tenang. Sesekali Rastav, Farel dan Anna mencuri pandang pada si bungsu. Namun Zian nampak cuek dan menikmati makanannya dengan tenang dan perlahan.

"Oh ya kak, waktu siang bekal buatan kak Anna gak sengaja jatuh sama Deo, maaf ya." ujar Farel di sela makan mereka.

Zian ikut mendengarkan, hati sedikit tersentil. Abangnya masih saja membela Deo, padahal jelas-jelas tadi siang Deo hendak merebut bekal untuknya.

"Iya gak papa, besok kakak buatkan lagi. Sekalian buat kamu juga ya, nanti makan bareng adek di sekolah." kata Anna yang diangguki oleh Farel.

Perusak Alur (Roxy Aurelian) Where stories live. Discover now