TC13

35 6 1
                                    

BRAKK

pintu kamar itu terbuka dengan Hafidz yang sudah tersungkur dilantai,dan Syifa yang terbangun pun terkejut melihat Hafidz yang sudah ada dikamarnya."Ngapain kamu kekamar saya,tidak sopan tau masuk kekamar orang tanpa izin"ucap Syifa yang langsung berdiri dari kasur dan menatap Hafidz dengan marah

Hafidz bangun dan langsung membersihkan bajunya yang sedikit lusuh karna tersungkur."ya maaf,habisnya kamu saya panggilin terus saya ketuk nih pintu tidak ada yang nyaut.Ya sudah saya dobrak aja"ucap Hafidz memasang wajah tak berdosanya.Namun, penglihatan Hafidz tak sengaja melihat makanan Syifa yang masih utuh diatas nakas samping kasur

"Ya Allah...kamu belum makan,jadi kamu didalam ngapain kalau tidak makan"ucap Hafidz mengambil piring tersebut dan menatap Syifa penuh keheranan

"saya ketiduran"ucap Syifa menundukkan kepalanya

"Astagfirullahal'adzim,jadi dari tadi kamu tidur"ucap Hafidz memukul jidatnya dan Syifa hanya mengangguk saja

"ya Allah Syifa,kenapa kamu tidak makan kalau kamu sakit gimana,saya tidak mau sampai kamu sakit"ucap Hafidz memegang pundak Syifa,dan Syifa langsung menyingkirkan tangan Hafidz dengan kasar

"Nggak usah sentuh saya,emangnya kalau saya sakit apa urusannya sama kamu.Kan saya yang sakit bukan kamu, hidup-hidup saya kok kamu yang sewot"ucap Syifa penuh emosi bahkan ia berani menatap Hafidz dengan tajam

"wajar saya sewot,karna saya ini suami kamu Syifa suami kamu.Sudah saya tidak mau lagi ribut dengan kamu kita harus segera pergi tapi sebelum kita pergi kamu harus makan,saya akan suapi kamu sampai makanan ini habis.Ayo duduk disitu"ajak Hafidz menunjuk ke arah kursi yang ada dikamar Syifa

"saya tidak mau makan,lagian saya tidak lapar.Jadi sekarang kita bisa pergi"ucap Syifa mengambil tas yang ada di gantungan kamarnya,namun dengan sigap Hafidz menahan tangan Syifa,lagi dan lagi Syifa menghempaskan tangan Hafidz dengan kasar

"Saya bilang jangan sentuh saya"ucap Syifa kini amarah nya kembali datang dan ia dengan berani menunjuk wajah Hafidz

"iya maaf,sekali lagi saya minta maaf.Jangan pergi dulu,kamu harus makan Syifa.kamu dari tadi pagi tidak ada makan,kini hari sudah malam pasti perut kamu kosong karna tak ada asupan.Jadi saya mohon ayo makan"ucap Hafidz penuh dengan permohonan

Syifa yang bingung pun akhirnya pasrah dan mau makan,dengan Hafidz yang menyuapinya."Baca do'a dulu sebelum makan"tutur Hafidz menyuruh Syifa membaca doa makan.dan Syifa pun menurut saja karna ia sudah lelah marah dengan Hafidz

"Aa...Buka mulutnya lebar-lebar,pesawat segera mendarat"ucap Hafidz, membuat makanan yang berada di sendok seolah-olah menjadi pesawat terbang dan landasan untuk mendarat adalah mulut Syifa .Sedangkan Syifa matanya sudah berkaca-kaca mengingat saat dimana Mansyur menyuapinya ketika masih kecil,ia mati Matian untuk tidak menjatuhkan air matanya dihadapan Hafidz

Syifa membuka mulutnya tidak terlalu lebar,dan."Aemm...Pinter"ucap Hafidz memberikan senyuman manisnya

"Aduh,makannya kok belepotan sih.Liat nasinya masih ada di bibir itu"tunjuk Hafidz,sedangkan Syifa menunduk dan menghapus air matanya yang sudah berjatuhan,perkataan itu sama seperti Maia bilang sebelum ia meninggalkan Syifa dimana saat itu adalah suapan terakhir dari Maia.

"Ayo,buka lagi mulutnya pesawat mau masuk"ucap Hafidz antusias menyuapi Syifa

"Sudah,sudah cukup saya sudah kenyang"ucap Syifa menolak sendok itu masuk kedalam mulutnya.

"Baru sesuap,masa kamu mau udah"ucap Hafidz yang masih memajukan sendoknya dan memaksa Syifa membuka mulutnya

"Saya bilang udah ya udah.Ayo kita pergi nanti kamu terlambat"ucap Syifa menaikkan oktaf suaranya lumayan tinggi,berdiri dari duduknya dan beranjak keluar kamar.

Tahajud cintaWhere stories live. Discover now