14 🌻

2.6K 221 11
                                    

Happy reading.

Taypo bertebaran.....


Hari ini adalah hari libur untuk Ayu, ia mengambil hari libur lebih awal agar bisa menemani Daffa dan Aulia di rumah. Tidak ada yang spesial, mereka hanya duduk-duduk seraya menonton dan bercerita sedikit-sedikit saat iklan.

Di tengah kegiatan mereka itu Ayu dikagetkan kedatangan bos nya di rumah, lebih kaget lagi saat melihat bos nya datang bersama orang asing yang membawanya berkas-berkas.

"Ada yang ingin saya bicarakan, sangat penting. Ini menyangkut hidup saya." Setelah mengatakan itu Ayu mempersiapkan mereka masuk kerumahnya.

Tak lupa Ayu juga menyuruh Aulia untuk membawa Daffa masuk ke kamar.

"Maaf kalau hanya ada teh saja." Kata Ayu tak enak hati tidak bisa menjamu tamunya dengan baik.

"Tidak masalah." Radit mengambil cangkir tersebut lalu meminum teh itu dua teguk dan menyimpan cangkir nya kembali.

"Jadi apa yang ingin tuan sampaikan?" Tanya Ayu.

"Baiklah, kita langsung saja ke intinya. Saya adalah orang tua kandung Daffa, Daffa adalah putra saya yang hilang selama beberapa tahun. Ini surat dan tes DNA nya kalau kamu tidak percaya." Jelas Radit membuat Ayu mematung.

Ayu nampak menggelengkan kepalanya tak percaya. Ini terlalu tiba-tiba untuk nya, pikiran negatif mulai memenuhi otaknya.

"Saya hanya ingin membawa pulang putra saya ke keluarga saya. Kami sudah lama mencari hingga saat kini kami baru bisa menemukan nya." Lanjut Radit, lalu terdiam ketika melihat Ayu yang sudah menitihkan air mata nya.

"Tuan-" tenggorokan Ayu rasanya tercekat dengan Air mata yang terus berjatuhan.

"Saya juga ingin berterima kasih karena selama ini kamu sudah merawat putra saya hingga tumbuh dengan baik, ini ada sedikit dari saya sebagai rasa terima kasih." Radit menyimpan sebuah amplop di atas meja.

"Tuan, saya-"

"Tolong tanda tangan di atas sini sebagai tanda perpindahan kepemilikan." Ujar pria yang menemani Radit datang.

Ayu membaca surat tersebut, ternyata surat itu adalah surat tanah yang diberikan Radit untuk nya.

"Jika kamu menandatangani nya, makan rumah ini akan menjadi milik mu. Kamu tidak perlu menyewanya lagi." Jelas Radit.

"Bunda..." Tiba-tiba Daffa berlari keluar menuju Ayu.

Ayu menghapus kasar jejak air matanya lalu menyambut Daffa dengan pelukan. "Kenapa sayang?" Tanyanya.

"Daffa mau minum susu buatan Bunda." Jawabnya riang seraya memperlihatkan gigi susunya.

Ayu melirik Radit sekilas, ia menarik Daffa menjauh dari jangkauan Radit. "Iya nanti Bunda buatkan, Daffa masuk lagi ya sayang ke dalam." Ayu takut, takut Radit mengambil Daffa nya, putranya.

"Baik Bunda." Patuh Daffa. Ayu tersenyum lembut, putranya itu memang sangat baik.

"Daffa sayang." Panggil Radit sebelum Daffa benar-benar pergi dari sana.

"Om Radit?"

Ayu menatap Radit was-was. "Daffa mau ikut dengan Ayah gak?" Tanya Radit, ia duduk bersimpuh di depan Daffa seraya memegang tangan kecil anak itu.

"Ayah?" Tanya Daffa.

"Iya, Ayah. Ayah Daffa."

"Ayah Daffa di mana?" Tanya nya tak sabaran, ia menengok ke sana-sini untuk mencari Ayahnya.

"Ayah Daffa ada di depan Daffa sekarang." Daffa menatap Radit yang ada di depannya, lalu dengan polos menunjuk Radi.

"Om, Ayah Daffa?" Tanya nya.

"Iya nak, ini Ayah nya Daffa. Gak mau peluk Ayah?" Daffa menatap Radit dengan ragu, lalu melirik sang Bunda yang terdiam.

Bukannya memeluk Radit, Daffa malah memeluk Ayu lalu menyembunyikan wajahnya di perut Ayu.

"Kenapa? Daffa gak kangen sama Ayah? Ini Ayah loh sayang, Ayahnya Daffa."

"Kalau Daffa Anak nya om Radit, terus kenapa om Radit suruh Daffa panggil om dulu?" Tanya Daffa.

"Karena om belum tau kalau Daffa adalah anak om."

"Kenapa Ayah tidak mengenali anaknya?" Tanya Daffa lagi membuat Radit terdiam.

"Itu karena dulu Daffa hi-"

"Daffa sayang..." Ayu memotong ucapan Radit dengan memanggil Daffa.

"Mau susu Bunda." Kini Daffa merengek meminta susu nya.

"Yaudah, tunggu Bunda sebentar."

"Mau ikut."

"Baiklah ayo, saya masuk dulu pak."

Radit beralih pada teman yang dibawanya. "Saya yang akan mengurus sisanya, terima kasih sudah membatu saya." Kata Radit pada bapak tersebut.

"Terima kasih kembali, kalau begitu saya pamit undur diri." Mereka saling menjabat tangan sejenak lalu Radit mengantarkan nya sampai kedepan.

TBC.





Follow Ig aku guys: mawarjk_
Gak maksa kok, bagi yang mau aja hehe tapi maulah ya guys...

Mawar Jk





Bunda Ayu [TAMAT] OPEN POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang