2. Aksara Pulang

50 31 6
                                    


setelah sudah hampir seminggu senja galau karna kejadian diputusin oleh Haikal yang tiga tahun pacaran itu, belum membuat senja baik-baik saja. ia masi menjadi orang yang pemurung dan sulit untuk kembali receh.

hari ini aksara kembali masuk ke kantor setelah cuti seminggu untuk pulang ke kampung halamannya karena ada acara keluarga.
aksara adalah salah satu pegawai kontrak juga. dialah pria selain bang qibli. namun sikapnya yang gak banyak bicara, di ruangan kantor hanya mengerjakan kerjaaannya, main game dan nonton film. sisanya jangan diganggu, karena askara orangnya dingin.

sedari awal pertemuan, senja memang sudah tidak cocok dengan sifat aksara yang acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar. aksara cuma sebagai pelengkap aja jika berada dalam suatu circle. karna sekalinya aksara ngomong dan membuka mulut biasanya ada sesuatu yang ia rasa penting untuk dibicarakannya. suara aksara yang besar dan berlogat batak sering membuat orang sekelilingnya menjadi takut untuk mengajaknya bicara.

"pagi aksaraa" ucap kak dina dengan sapaan yang sangat friendly

"pagi kak" ucapnya dengan padat dan dingin

"gimana liburannya? seneng dong ya pulanh ke rumah" ungkap arin

"eh iya, itu ada maknan di atas meja. makan aja kalau klen mau" jawab aksara sambil ia membuka laptop.

kursi aksara dan senja ini bersampingan sehingga mereka selalu gampang untuk berkomunikasi tapi ntah kenapa pagi itu rasanya hati senja berat untuk menegur aksara sehingga senja hanya diam aja sampai jam makan siang tiba. sesekali senja masih meneteskan air mata, aksara tahu itu tapi karena sikapnya yang dingin dia tak ingin banyak bertanya, termasuk ke senja.

***

POV aksara
hari ini masuk ke kantor pertama kali dan rasanya males luar biasa, aku dateng telat karna memang badanku belum fit sebenarnya. tapi karna kerjaan yang sudah mulai menumpuk mau gak mau aku ke kantor. sampai di ruangn kantor semua orang menegur dengn sapaan ramah. tapi ntah kenapa aku juga males untuk ngeladenin mereka. hanya jawaban singkat dan padat yang ku ucapkan sambil menawarkan makanan yang ku bawa sebagai oleh-oleh dari kampungku di Pariaman.

"siang ini kita makan dimana guys?" tanya tisya ke anak anak di ruangan

"makan di the lats kayaknya asik deh, udah lama juga kita ngga makan disana. kangen  banget aku mau makan mie ayam jamurnyaa. yukk guys pada mau ga?" tanya arin ke semua orang di ruangan

"ayukkkk, gas aja" jawab dari 8 orang lainnya

"kamu ikut ga aksara?" tanya dina

"ikut" jawab aksara dengan singkat

sampai di parkiran motor

ini kita bersepuluh, biasanya kalau ada yang mau goncengan ya bergoncengan tapi kalau ada mau motor sendiri juga bebas aja.

sialnya siang ini senja lupa membawa kunci motor yang ketinggalan di dalam ruangan, sehingga mau tidak mau ia harus pergi berboncengan dengan aksara.

"aksara aku nebeng kamu ya" ucap senja sambil senyum senyum

"iya, oke" jawab aksara

selama perjalanan di motor kurang lebih sekitar 10 menit dari kantor senja dan aksara diem-dieman sampai tiba tiba aksara ngerem mendadak akibat kucing lewat

"hehh bodohnya, maaf ya sen jadi buat kamu kaget" ucap aksara

"iya gapapa aks" jawab senja sambil tersedu-sedu

hal itu membuat aksara kebingungan dengan apa yang dilakukan senja

"kau kenapa sen??" tanya aksara

"aku gapapa kelilipan aja tadi" jawab senja yang sambil menenangkan diri

"oalah okedeh" menanggapi jawaban senja yang mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. karena aksara enggan untuk bertanya masalah privasi orang lain.

Selesai makan siang, hari ini Arin ulang tahun dan dia mengundang teman teman kantornya yang bersepuluhnitu untuk makan setelah pulang kerja. Karena lokasinya jauh, jadi mau ngga mau harus berboncengan lagi dan senja kembali bersama Aksara.

selama diperjalanan kali ini beda, karena memakan waktu hampir sejam membut mereka berdua jadi bercenhkrama, di jalan Senja mulai menceritakan keluh kesahnya terkait apa yang dialami selama Askara pulang ke kampung.

dibawah cuaca sore dengan langit oren Senja mengeluarkan perasaannya, Aksara hanya mendengar sampai Senja selesai bercerita. Dari perjalanan tersebut Aksara hanya berpesan untuk lebih banyak menggunakan logika, dan berulang kali ia menyampaikan bahwa Senja tidak perlu memikirkan ap kurangnya. Senja sudah melakukan yang terbaik. Justru Haikal yang tidak bersyukur. Kedepannya semoga bisa lebih bahagia.

baru pertama kalinya senja mendengarkan Aksara bicara sepanjang itu, walaupun tetap dingin dan cuek. tapi senja tahu Aksara perduli cuma caranya berbeda. Sesampainya di tempat makan untuk merayakan Ulangtahun Arin semuanya berlangsung lancar.

Senja AksaraDove le storie prendono vita. Scoprilo ora