3. Ini baru awal

40 20 0
                                    

Setelah berboncengan terakhir di perayaan ulangtahun Arin. Dari situ Senja dan Aksara semakin nyaman untuk bercerita. Selama di kantor setidaknya sudah banyak komunikasi. Aksara bukan lagi hanya sekadar datang, buka laptop, makan siang, ibadah, dan pulang. hari-harinya perlahan mulai membaur kepada sembilan teman lainnya. Terkesan seperti lama, karna ini adalah bulan keempat mereka berada di satu ruangan yang sama dan Aksara baru bisa berbaur.

Ada begitu banyak alasan mengapa Aksara lebih banyak diam dan tidak banyak bicara. Aksara merasa dirinya belum terlalu nyaman dengan orang-orang baru ini dan ada satu diantara bersepuluh ini yang kurang menyukai Aksara karena masa lalu Aksara. Tapi, biarkan itu menjadi masa lalu yang sampai sekarang Aksara juga enggan bercerita akan kejadian itu. Cerita itu dia pendam begitu mendalam, sehingga yang diketahui oleh teman-temannya adalah sudut pandang dari orang ketiga. Bukan bersama langsung dengan orang yang berhadapan bersama Aksara. Hal tersebut yang membuat Aksara memilih diam.

Semuanya di doktrin akan sikap Aksara yang bajingan dan brengsek. Aksara tidak marah ataupun benci, hanya ia kecewa. Orang yang berkoar-koar di belakang itu adalah orang yang tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

***
POV Senja

Setelah kegagalan dihubungan terakhirku yang sudah hampir sebulan ini perasaan nano-nano mulai berdatangan. sakit hati, benci, marah, kecewa dan takut selalu menghantui hidupku. Aku ngga tahu harus percaya kepada cowok yang seperti apa lagi.
Haikal yang selama ini selalu dieluh eluhkan kebaikannya, tidak pernah marah dan kalem. Tapi dia tega belum kering air mataku, bisa-bisanya dia pergi dengan tiba-tiba dan melupakanku begitu cepatnya mengganti aku dengan teman sekelasnya saat kuliah. (Senja dan Haikal saat itu LDR, karena Haikal harus menyelesaikan skripsinya untuk pulang ke Padang, sedangkan Senja sudah menyelesaikan skripsi sejak sebulan yang lalu).
"saat kamu mencintai dia sedalam-dalamnya, maka ia akan sanggup mencampakan kamu sekeji-kejinya" kalimat tersebut terlintas dibenakku

Aku tau kalau aku terus bertahan memikirkan mantan bresengku itu hidupku tidak akan bahagia. Walaupun aku terus berusaha kuat untuk menjalani hari hariku yang penuh rasa "mimpi" tapi tetaplah Senn, ini kenyataan. Bukan mimpi di siang bolong.

Sekarang yang harus aku prioritasin yakni adalah aku. Senja yang setiap hari harus melintasi perjalanan ke kantor kurang lebih 30km. Tapi tenang, semua akan aku nikmati dan aku juga bahagia melakukan pekerjaan tersebut.

**
Saat sampai di rumah, ada pesan whatsup masuk dari Aksara di layar handphone Senja

"sen, kabel dan powerbank ku ketinggalan di tas kamu" pesan singkat dari Aksara

"ohiya, karna besok aku nggak ke kantor jadi malam aku anter ke rumah kamu ya" balas Senja

"eh ngga usah, biar aku aja yang ke rumah kamu. sekalian aku mau cari makan malam" berbalas pesan bersama Aksara dan ditutup dengan kata "okay deh"
**
Saat jam 8 malam, Aksara lupa jalan menuju rumah Senja. Wajar, karna Aksara baru tinggal di kota ini selama 4 bulan dan ia juga jarang sekali keluar. Jadi dia harus menghubungui Senja lagi untuk minta sharelive lokasi.

Sesampainya di rumah Senja, Aksara berniat untuk mengajak Senja keluar makan malam, tapi ternyata Senja sudah duluan makan dan ada janji dengan teman SMAnya.

Dari yang awalnya hanya mencari makan siang dan berboncengan di jalan Aksara muncul perasaan nyaman, tetapi karena Aksara adalah orang yang cuek dan dingin layaknya freezer, tak ada satupun perlakuannya yang dianggap peduli. Semua dianggap hanya sekedar ungkapan bercanda semata.

Senja Aksaraحيث تعيش القصص. اكتشف الآن