Bab 2

66 19 3
                                    

Hari ini adalah hari pertama Aika sekolah di sekolah barunya. Karena sangat semangat untuk sekolah Aika sampai melupakan kejadian tadi malam. Karena semenjak bangun dari tidurnya yang ia pikirkan hanyalah satu, belajar di sekolah bergensi di seluruh negeri yang terkenal akan fasilitas yang sangat mewah. SMA RAJAWALI itu nama sekolahnya.

Jika kalian tanya kenapa Aika bisa diterima disekolah itu, semua itu karena Aika mengikuti program beasiswa yang diselenggarakan oleh pemilik sekolah beberapa waktu yang lalu. Awalnya Aika hanya iseng mengikuti progam tersebut tapi siapa sangka ia malah keterima disana.

"Kece bener nih seragam. Mana lembut banget lagi, gak heran sih harganya aja melebihi biaya hidup gue setahun. Haha, untung gue nggak perlu beli, dapet gratis." Entah keseberapa kali Aika mengaca melihat dirinya sendiri.

"Nggak ada yang kurang kan? Kayaknya enggak deh. Kalau gitu gue langsung berangkat aja deh."

Aika lalu mengambil tasnya dan kemudian keluar tak lupa mengunci pintu rumahnya. Ia kemudian mengikat jaket ke pinggangnya untuk menutupi paha Aika saat menaiki motor nanti. Kemudian Aika berangkat dengan perasaan riang gembira.

Ketahuilah kalau Aika menaiki motor gede seperti punya Zander hanya saja beda harga dan merek. Dulunya motor Aika hanyalah motor rongsokan yang di tinggalkan pemiliknya begitu saja di tempat rosok, melihat itu membuat Aika memungutnya. Kemudian ia menyuruh temannya untuk memperbaiki serta memodifikasi motor itu menjadi layak pakai. Motor ini bahkan setara dengan motor balap setelah mendapat sentuhan dari tangan ajaib temannya.

Walaupun hanya dari rongsokan, berkat motor ini Aika sering memenangkan perlindungan balap dan mendapatkan bonus untuk membayar hutan ke rentenir.

Sesampainya di sekolah Aika memarkirkan motornya di parkiran khusus motor. Aika keluar dari parkiran dan pergi melewati lorong hendak menuju ruang kepala sekolah untuk menanyakan kelasnya.

Tapi masalahnya ia tidak tahu letak ruang kepala sekolah dimana. Sekolah ini begitu besar tidak mungkin ia berkelana hanya untuk mencari ruang kepala sekolah.

"Permisi boleh gue minta tolong?" Aika menghentikan jalan seorang gadis berambut pendek yang tadi melewatinya.

"Ohh, boleh." Jawabnya sambil melepas Earphone yang terpasang di telinganya.

"Emm, tolong anterin ke ruang kepala sekolah dong. Gue nggak tahu tempatnya dimana, hehe."

"Lo murid baru?"

Aika mengangguk semangat.

"Nama lo siapa?" Tanyanya.

"Nama gue Anastasia Aika Fernandez, lo bisa panggil gue Aika. Kalo lo namanya siapa?"

"Sera Labirna Putri, lo bisa panggil gue Sera." Ucap gadis berambut pendek itu.

"Ya udah, ayo gue anterin. Nggak jauh kok cuman seratus meter dari sini." Lanjutnya

Aika melotot, melongo di buatnya. Apa-apan seratus meter, jauh sekali.

"Jauh banget njir."

"Haha, kita aja baru di area pintu masuk ya wajar sih jauh banget. Lo kayaknya belum survei sekolah ini ya?"

"Belum. Baru dua hari yang lalu gue dapat beasiswa di sekolah ini dan langsung di suruh pindah sama kepala sekolah. Dua hari ini gue sibuk ngurusin surat kepindahan gue dari sekolah lama. Jadi nggak sempet buat buat Survei sekolah ini."

Gadis itu mengerutkan dahinya, "lo anak beasiswa?"

"Iya, kenapa?"

"Gue kasih tahu lo ya. Walau ini sekolah nggak ada peraturan tentang kasta dan memandang semua status anak sama rata tapi anak-anak sini bikin peraturan sendiri dengan mewajibkan semua orang untuk selalu memandang kasta. Buat mereka kasta itu hal yang penting dan tidak boleh di tinggal abai. Jadi gue saranin lo harus hati-hati sama anak-anak sini." Jelasnya

ANTEROS: Playing With MeWhere stories live. Discover now