Masalah

2.4K 82 0
                                    

Malam terakhir mereka dipuncak, terjadi masalah saat semua anggota sedang muter-muter menghabiskan waktu di malam hari.

Mereka bertemu dengan geng Cakra rival Elang. Sebenarnya, mereka tidak mau memikirkan itu dan ingin lanjut jalan, namun mereka di cegat oleh para anggota Cakra.

Gavin memberhentikan kendaraannya, diikuti kendaraan anggotanya yang lain. Lalu ia memberi arahan pada Ayezha untuk minggir bersama Legirl "Ca, tunggu di pinggir sana. Jangan coba-coba kesini sama yang lain"

"Tapi Vin--"

"Cepet!"

Setelah anak Legirl menepi, mereka langsung turun dari motornya masing-masing "Mau apa lagi?" tanya Gavin pada Rendra, ketua Cakra.

"Mau salah satu anggota lo, mati" jawabnya, menyeringai.

"Gausah gila!" celetuk Gavin.

Rendra memajukan langkahnya, mendekati jaraknya dengan Gavin "Gila? bukannya itu yang dilakuin anggota lo dulu ke anggota gue, sampe David mati"

"David mati bukan karna Elang! David mati karna dia sendiri yang nyoba ngebunuh Devan pake celurit, padahal lo semua tau, perjanjian kita ga ada yang make sajam! kita ribut dengan tangan kosong. Tapi dia ngelanggar, dan celuritt itu kena diri dia sendiri" kata Gavin, memperjelas.

"Gue, gapeduli! serang" Rendra memberi arahan pada anggotanya.

Keributan terjadi, disisi lain Legirl yang berada di dekat sana merasa khawatir karena takut Cakra nekat membawa sajam lagi, "Hai. Ladies" dan saat itu mereka di kejutkan dengan kedatangan Leta dan Sahira.

"Ga usah sksd" ketus Ayezha.

Leta tersenyum licik "Siapa sih yang sksd? gausah songong gitu ah"

"Sekarang kita buktiin aja siapa yang menang disini, walaupun gue cuma berdua sama Sahira tapi gue yakin kita yang bakalan menang"

Cella terbelalak saat melihat Sahira mengeluarkan pisau, "MUNDUR!"

Legirl yang tadinya berani untuk melawan Cakra Ladies, menjadi enggan karena mereka membawa barang berbahaya "Lo kalo mau ngajak ribut, tangan kosong. Ga usah pengecut" ucap Naya.

"Siapa yang mau ngajak ribut si sayang, kita disini ga ada masalah sama sekali kan? gue cuma ada masalah sama Ayezha" ucap Sahira yang langsung menarik Ayezha.

"ZA!" teriak mereka saat Sahira menodongnya dengan pisau.

"Lo serahin Gavin ke gue, atau lo mati sekarang"

"Lo pikir Gavin barang!" tolak Ayezha.

Felisya berusaha menegosiasi dengan mereka "Ayezha ga ada masalah kan sama kalian? masalah lo sama Ayezha itu masalah pribadi Ra, lo juga ga seharusnya seobsesi ini sama Gavin. Sadar"

Sahira mengabaikan ucapan Felisya, Pisau itu sedikit lagi akan menancap ke perut Ayezha namun..

"RA!" cegah Gavin.

Wanita itu langsung menoleh ke sumber suara dan Cella langsung menendangnya, disisi lain Gabriella mengambil pisau tersebut dan melemparnya jauh. Tak lama kemudian suara mobil polisi terdengar suara mobil polisi yang sangat menggelegar.

Geng Cakra langsung cepat-cepat pergi dari sana, "Bodoh. Gampang banget di kibulin, orang suara dari hp juga" ucap Caca.

Gavin langsung menghampiri Ayezha, mengecek keadaannya "Lo ga diapa-apain kan?"

"VIN! Lo harus tegas dong, sekarang memang Ayezha bisa lepas dari Sahira iblis itu, tapi nanti? kita gatau Vin. Ayezha bisa aman kalo sama kita, tapi ngga kalo dia sendiri" peringat Caca.

"Apalagi Sahira orangnya nekat"

Cella menganggukan kepalanya, "Ayezha memang pinter bela diri. Tapi dia bakalan kalah kalo lawannya bawa senjata Vin"

Ayezha, wanita itu wajahnya mulai memucat.

Brak.

Ia pingsan namun untungnya, Gavin masih bisa menangkapnya.

"Ca!"

"Za!"

Teriak mereka semua panik, pasalnya baru pertama kali seumur hidup mereka melihat Ayezha terkulai lemah "CEPET CARI TAKSI!" panik Gavin.

Anggota Elang langsung pergi mencari Taksi, Gavin melemparkan kunci motornya ke Caca "tolong bawain motor gue" lalu ia masuk kedalam taksi tersebut dengan menggendong sang istri.

Mereka langsung beriringan ke rumah sakit, selama perjalanan Gavin terus berkeringat. Karena ia kalau panik dari dulu memang hanya diam dan keringatnya akan terus mengucur.

Sesampainya di rumah sakit, hanya beberapa dari anggota Elang dan Legirl yang ikut masuk kedalam karena tidak boleh ramai ramai, Tak lama kemudian dokter yang memeriksa Ayezha keluar dari ruangan, "Dok gimana keadaan istri saya?"

"Kondisi ibu Ayezha tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya saja. Janinnya" jelas dokter tersebut yang terpotong karena pertanyaan dari Gavin.

"Janin? maksudnya dok?"

Dokter itu tersenyum, "Iya istri anda jika dihitung dari tanggal terakhir menstruasi. Telah mengandung berumur 2 minggu"

"Usia tersebut masih sangat rentan Pak, harus di jaga dengan ketat pola makan dan pola hidupnya. Dan yang lebih penting Ibu Ayezha tidak boleh banyak pikiran, dan cape karena itu bakal berpengaruh dengan kondisi bayi yang ada di dalam kandungan"

Gavin masih terdiam mematung di tempat, membuat Devan yang mewakilkan mengucap terima kasih pada sang dokter saat dokter itu pamit pergi.

"VIN! LO BENTAR LAGI JADI BAPAK!" heboh Sakti.

"Keren Pin, langsung gol" ledek Caca.

"Girlzz ponakan kita uda jadi" heboh Gabriella.

Gavin tak banyak bicara langsung masuk kedalam ruangan dimana Ayezha berada, terlihat wanita itu sudah sadarkan diri.

"Vin, lo gasuka ya?"

"Gasuka?"

"Iya, gasuka tau gue hamil.. karna lo mau tanggung jawab sama kehamilan Sahira, kan?"

Lelaki itu langsung mengelus rambut istrinya, "Ngomong apasih? ngapain gua tanggung jawab padahal bukan gue yang ngelakuin"

"Terus kenapa muka lo kaya gasuka gitu?"

"Bukan gasuka Ca, gue cuma kaget aja bisa secepet ini"

"Yaudah sih kalo gamau punya anak ngapain ngelakuin itu!" kesal Ayezha yang salah mencerna perkataan Gavin.

"Dih siapa yang gamau, gajelas lo"

"Lo lebih gajelas"

calon Mamud Pamud kece ni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

calon Mamud Pamud kece ni

continue..

Hai gais, duhai Gavin ini tokcer bener ya ges.

Sampai ketemu di next part, jangan lupa vote dan komennya ya 🤍🤍🥰

Ayezha (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang