28

9.4K 962 69
                                    

Liburan semester akan segera tiba, jangan lupa sebelum liburan harus melewati yang nama nya ulangan.

Hari ini tepat hari senin, ulangan penilaian akhir semester.

Neo belajar mati-matian semalam, ia bahkan tidur pukul satu, namun itu tak membuat nya menyesal ia senang karena Regas menemani nya lewat video call, mereka belajar bersama.

"Lo tumben senyum-senyum kayak gitu." celetuk Abay menghampiri bangku nya, mereka jadi tak sebangku karena duduk sesuai absen.

"Iya, gue lagi seneng." jawab Neo seadanya.

"Gue harap tiap hari senyuman lo gak bakal luntur." ucap Abay. "Hah, baru gak duduk sebangku aja rasanya hampa." lanjutnya.

Neo terkikik geli, dengan tingkah Abay, ia mendorong Abay agar segera duduk di bangku nya, karena ia melihat di kaca Bu Yuli tengah berjalan menuju kelas mereka.

_________

Hari pertama saja sudah membuat Neo mual, karena di buat pusing dengan angka yang harus ia hitung, padahal ia menghapal tentang perhitungan pajak orang pribadi dan juga tentang SPT tahunan.

Ia menekan pelipis nya, berusaha menghilangkan rasa pening nya, jam istirahat akan habis dua puluh menis lagi.

"Nih, minum."

Ia mendongak, dihadapan nya Galen menyodorkan sekaleng soda yang terlihat menyegarkan.

"Ngapain lo di kelas gue?" ketus Neo sebal.

"Nemuin lo." Galen nyengir.

Neo merotasikan matanya, mood nya sedang buruk di tambah sekarang Galen menemui nya.

"Gue gak mau." tolak Neo saat Galen menubrukan soda dingin pada lengan nya.

"Kalau lo gak mau soda, gue punya sesuatu yang lain buat lo." Galen mengeluarkan selembar kertas yang di lipat, dari saku seragam nya.

"Rumus?" Neo mengerutkan kening nya.

"Abay bilang lo gak bawa buku matematika, jadi gue tulisin rumus-rumus itu buat lo hapal sebelum jam masuk tiba." jelas Galen.

Neo mengambil kertas itu, namun bukan menyimpan nya melain kan meremas kertas itu lalu melempar nya ke sembarang arah. "Gue gak butuh." ucapnya.

Galen menghela napas nya, kecewa? Jelas saja ia kecewa, butuh perjuangan untuk menulis semua rumus itu, Galen juga tak membawa buku namun ia menulis nya sesuai ingatan nya.

"Kenapa? Gak terima gue buang kertas sialan itu." desis Neo.

Galen tak marah ia malah menampilkan senyuman nya.

"Andai kita satu ruangan, pasti gue bakalan kasih lo contekan." ucap Galen.

"Gue gak sebodoh itu buat nyontek pas ulangan." dengus Neo.

"Sorry." Galen melangkah pergi meninggalkan Neo.

"Dia bener-bener gila." gumam Neo, ia mencari-cari kertas yang tadi ia lempar.

Neo tersenyum senang saat mendapati kertas itu di bawah meja paling ujung.

Ia berusaha mengingat setiap rumus yang berada dalam kertas, Neo mengerutkan kening nya saat ada tulisan dibawah nya.

Rumus bukan di hapal tapi di pahami, tapi setidak nya saat ini sedang mendesak jadi berusahalah, semangat Neo!

Neo mengulum senyum nya, saat membaca tulisan itu.

Ini hampir semua rumus yang di pelajari selama pembelajaran dan di tulis oleh Galen.

Sedangkan di kelas nya, Galen tengah menenggelamkan kepala nya, kepala nya terasa sangat berat padahal hari minggu ia sudah menemui teman Papa nya, meminta obat pereda nyeri.

SEMESTA [TERBIT]Where stories live. Discover now