1. Lomba Mencari Pasangan

6.9K 249 36
                                    

Selamat pagi. 4 Januari 2023, aku bawa cerita baru untuk kalian. Jangan lupa follow untuk dapatkan informasi terbarunya. Juga jangan lupa untuk tambahkan ke Library kalian. 

Eiiits, ada pesan juga nih. Jangan trauma sama semua ceritaku dan samakan dengan Hanif 🤣 Tentu dia juga membuatku trauma. Kali ini ceritanya agak lain. Sedikit ada komedi, dan banyak kata kasar, harap dimaklumi. 


"Setel lagu galau mulu. Mantan sudah punya anak. Lo, malah galau kesetanan pagi-pagi gini."

Bagi Farrel, bertetangga dengan Nanda adalah kewajiban. Karena dari kecil, mereka berdua sudah menjadi teman baik. Sudah hafal bagaimana kelakuan wanita berusia dua puluh enam tahun ini. Semalam Nanda menginap di apartemennya dan pagi ini sudah dihadapkan dengan kelakuan wanita yang masih saja memikirkan orang yang meninggalkannya ke pelaminan dengan wanita lain.

Lirikan Nanda itu menyeramkan bagi Farrel. Tapi dia tetap suka sekali menggodanya.

Nanda bangun dari tempat tidurnya Farrel, kemudian wanita itu menjawab. "Gue putar lagi galau karena emang suka liriknya. Banyak kok orang yang suka lagu galau, tapi nggak sedih. Sama kayak orang suka lagu yang agak menghibur gitu, meski sebenarnya dia sedang galau."

Ucapannya telak oleh wanita itu. Jadi, Farrel memilih mengalah. "Terserah lo, sih. Terus, lo udah siapin sarapan buat gue?"

"Udah."

Farrel mengambil handuknya, tapi sebelum dia ke kamar mandi. Dia membalik tubuhnya, menatap Nanda yang masih bermain gawainya. "Nan, gue nanti malam nggak nginap di tempat lo."

"Mau ke mana?"

"Jadwal kencan gue sama si Rita. Besok sama si Lisa."

Nanda membalas tatapannya. Lalu dia mematikan lagu. "Usia lo udah 31, nikah kek sana."

"Nunggu lo laku dulu. Gue sih gampang. Tapi seenggaknya lo duluan yang nikah."

Tatapan wanita itu langsung horor ketika Farrel membahas mengenai pernikahan. Lalu kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi. Di sana dia melihat ada pembalut yang tidak terbungkus tapi sudah dicuci. "Si bangke memang dari dulu kebiasaan banget."

Farrel keluar lagi dan kemudian memanggil Nanda. "Sialan, pembalut lo nggak dibuang. Malah dibiarin di bawah gitu aja."

"Tinggal lo masukin tong sampah. Terus nanti bungkus, bawa keluar. Gitu aja lo perhitungan sama gue. Padahal lo paling sering nitip kolor buat gue cuci."

Dia mengalah, daripada cari ribut dengan Nanda. Dia memilih untuk mengalah dan memungut pembalut wanita yang dibuang sembarangan di dalam kamar mandinya. Farrel tidak bisa menghitungnya, ini bukan belasan atau berapa kali. Tapi sudah jadi kebiasaan Nanda seperti ini. Farrel sudah hafal kelakuan Nanda yang seperti itu.

Selesai Farrel mandi, kemudian ke ruang ganti. Setelan kerjanya sudah disiapkan ternyata oleh Nanda. Tidak perlu sewa pembantu, atau mencari istri. Kalau Nanda menginap saja dia sudah dilayani dengan baik. Tapi di usia kepala tiga ini, Farrel masih perjaka. Selalu memiliki prinsip yang sama dengan Nanda. Bahwa mereka akan melakukannya dengan pasangan. Farrel juga sangat posesif terhadap Nanda setiap kali dekat dengan siapa pun.

Dia sudah selesai memakai setelan kerjanya. Farrel keluar dari ruang ganti dan menghampiri Nanda. "Lo mau di sini aja?"

"Lo beneran ke kantor?"

"Iya, gue pulang entah jam berapa nanti. Kayaknya minuman pelancar haid lo ada deh di kulkas gue."

Nanda beranjak dari tempat tidur. "Ya udah, kita sarapan bareng."

Sahabat Jadi PasutriWhere stories live. Discover now