Chapter 30

1.1K 90 1
                                    

Semua orang terjaga tak satupun dari mereka dapat tertidur, Sungchan dengan segala doanya berada disisi Renjun, Jeno dengan segala gundah nya sambil menemani Ha Jun yang tertidur pulas, Jaemin dengan khawatirnya yang tak bisa ia ungkapkan.

Jeno duduk menghadap Jeno, ia melakukan perang batin entah dengan siapa dia berbicara sekarang malam semakin larut yang ada hanya bulan yang kian meredup.

"Tolong selamatkan Renjun, a-aku akan melepaskan ya tetapi bukan dengan cara ini" lirih Jeno

Sungchan duduk matanya hampir tak berkedip sedikit pun setiap lima belas menit sekali ia akan memerikas semua monitor medis.

"Jie, bangun, kita akan membawa Ha Jun ke tanah kelahiran mu.

Dilain ruangan Jaemin sudah duduk berkumpul dengan dokter senior dan beberapa perawat yang akan membantu mereka dalam melakukan tindakan lanjutan kepada Renjun, keadaan hening satu persatu para dokter menduduki tempatnya, rapat dipimpin oleh Chanyeol, banyak dari mereka menyampaikan saran dan pendapat tentang penanganan terhadap Renjun, sangat mengejutkan memang diawal transplasi jantung Renjun sangat baik namun diluar dugaan tujuh bulan hanya mampu bertahan.

Jaemin tak mengeluarkan sepatah kata pun tetapi jemarinya sangat sibuk mencatat hal penting, sampai Chanyeol memintanya untuk berbicara sesuatu.

"Bagaimana tanggapan anda dokter Na?" yang chanyeol

"Jika kita putuskan sekarang transplasi jantung lagi tentu tidak memungkinkan mengingat kondisi pasien tidak stabil dan masih berada di masa krtitis, terdapat beberapa pembengkakan didalam jantungnya yang bisa menyebabkan pendarahan, untuk saat ini kita lakukan pengawasan dan observasi secara berkala jika dalam kurun waktu tiga hari pasien tidak sadarkan diri, kita pakai alternatif lain, yaitu pemasangan ring dijantung Renjun" lugas Jaemin menjawab pertanyaan Chanyeol.

Semua dokter nampak menangguk, malam semakin larut namun rapat masih berlangsung, setelah Chanyeol memberikan perintah akhirnya Jaemin diizinkan untuk keluar terlebih dahulu guna memantau perkembangan Renjun.

Jaemin berdiri didepan pintu ruangan, ia mengambil ponselnya untuk menelepon Sungchan, maklum keadaan belum stabil tak sembarang orang boleh masuk ke ruangan Renjun kecuali menggunakan pakaian khusus dan masker tebal, takutnya akan ada bakteri yang mempengaruhi Renjun.

"Sungchan, laporkan keadaan Renjun" perintah Jaemin tanpa basa-basi

Jaemin duduk dilantai tanganya bergerak cepat menulis semua kata yang Sungchan ucapkan, setelah dirasa cukup Jaemin memutuskan sambungan telpon dan segera berlari ke ruangannya untuk menemui Jeno dan Ha Jun.

Jeno membuka matanya ketika mendengar suara pintu derdecit, ia melihat samar Jaemin berjalan pelan ke arah tempat tidur Ha Jun entah apa yang gadis itu lakukan, Jeno kembali memejamkan matanya seolah tak melihat kejadian tadi, beruntung sofa yang Jeno tiduri cukup besar mampu menampung dua tubuh sekaligus.

Jaemin membaringkan dirinya dipelukan Jeno, ia memeluk Jeno erat sekali, Jaemin memainkan jarinya diatas rahang tegas Jeno dan menyematkan ciuman singkat dibibir lelaki itu.

"Jangan sakit, Ha Jun masih butuh papa nya dan aku juga butuh suamiku" lirih Jaemin, kemudian mengistirahatkan dirinya didalam pelukan Jeno yang tak bisa memejamkan mata sedetikpun, di pelupuk matanya selalu ada Renjun yang terlihat kesakitan, sayang pagi ini bukan gilirannya melainkan giliran Jaemin yang berjaga sampai sore.

Tak terasa mentari kembali muncul terhitung sehari sudah Renjun tak sadarkan diri, Jaemin menggeliat didalam pelukan Jeno, dan ringisan Ha Jun menyadarkan nya dengan setengah nyawa yang terkumpul Jaemin menghampiri Ha Jun dan merawatnya terlebih dahulu karena setelah ini ia akan bertugas jadi selama satu jam waktunya hanya untuk Ha Jun

Between Love And Friendship (Noren & Nomin)Where stories live. Discover now